Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bank Sampah di Yogya Ini Olah Air Lindi Jadi Cairan Penghilang Bau
5 Desember 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Bank Sampah Srikandi di Kalurahan Purbayan, Kotagede, Yogyakarta, mampu mengubah sampah organik menjadi produk pertanian seperti penyubur tanah dan cairan penghilang bau. Atas inovasinya, bank sampah ini dinobatkan sebagai Juara 1 Bank Sampah Pengolah Organik oleh Pemkot Yogya dalam acara Anugerah Lingkungan, Selasa (3/12).
ADVERTISEMENT
Pandangan Jogja mengunjungi Bank Sampah Srikandi untuk melihat proses pengolahan sampah organik di sana.
Ketua Bank Sampah Srikandi, Sitaresmi Kusumastuti, menjelaskan bahwa sampah organik rumah tangga, seperti sisa makanan dan dapur, diolah melalui berbagai metode.
“Pengolahan sampah di Bank Sampah Srikandi ada losida, biopori, termasuk ada juga biopori khusus cangkang telur, jugangan, demplot maggot, sama ember tumpuk juga komposter dari Kampung Wisata Purbayan,” ujar Sita, Selasa (3/12).
750 Kilogram Sampah Organik per Bulan
Dalam sebulan, Bank Sampah Srikandi mampu mengolah hingga 750 kilogram sampah organik. Proses pengolahan ini menghasilkan tiga produk utama:
Kalam (Kompos, Abu, Lindi, Arang, Mikroba): Penyubur tanah yang memanfaatkan metode inovatif dari Nasih Widya Yuwono, Dosen Pertanian UGM.
ADVERTISEMENT
Kasgot: Hasil dari pengolahan sampah organik menggunakan maggot.
LindiQu: Cairan penghilang bau yang dihasilkan dari fermentasi lindi di ember tumpuk dan fermentasi urin kelinci.
“LindiQu dibuat dari fermentasi lindi dari ember tumpuk dan fermentasi urin kelinci. Jadi penghilang bau,” tambah Sita.
Produk penghilang bau ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, misalnya dipakai untuk menghilangkan bau sampah organik di ember bau dengan cara menyemprotkannya.
Dukungan Kelompok Tani dan Pemerintah
Hasil olahan sampah organik dimanfaatkan oleh Kelompok Tani Melati Green 1&2 yang berlokasi tidak jauh dari bank sampah. Mereka menggunakan produk organik ini untuk menyuburkan tanaman tanpa pupuk kimia.
Dalam hal dukungan pemerintah, Sita mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima berbagai pelatihan dan bantuan alat.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah diberi pelatihan pemasangan biopori, serta alat pencacah dan demplot maggot juga merupakan bantuan dari pemerintah daerah,” jelasnya.