Konten Media Partner

Bank Sampah di Yogya Ini Tukar Sampah Warga dengan Sayuran dan Ikan Lele

30 November 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Sampah Dadi Mulyo di Kalurahan Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogya, membuat inovasi penukaran sampah dengan sayuran segar dan ikan lele. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Bank Sampah Dadi Mulyo di Kalurahan Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogya, membuat inovasi penukaran sampah dengan sayuran segar dan ikan lele. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta mencatat hingga kini sudah ada 689 bank sampah di wilayah Kota Yogya, baik di tingkat RW maupun RT.
ADVERTISEMENT
Dari ratusan bank sampah tersebut, salah satu bank sampah di Kota Yogya yang dinilai memiliki beragam inovasi adalah Bank Sampah Dadi Mulyo, di RW 03 Kalurahan Cokrodiningratan, Jetis. Bank sampah ini didirikan pada akhir 2021 silam.
Sekretaris Bank Sampah Dadi Mulyo, Nur Fitri Lating, mengatakan, salah satu inovasi yang juga mengantarkan mereka menjadi Juara 1 Lomba Bank Sampah Inovatif Kota Jogja dalam acara Anugerah Lingkungan DLH Kota Yogya 2023 adalah sistem tukar sampah menjadi sayuran dan lele.
Bank Sampah Dadi Mulyo di Kalurahan Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogya, membuat inovasi penukaran sampah dengan sayuran segar dan ikan lele. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Penukaran ini dapat dilakukan sebab bank sampah tersebut juga bekerja sama dengan kelompok tani Sami Mulyo.
“Terakhir dari Kelompok Tani panen kangkung, jadi 1 kilogram botol bening yang bersih itu bisa ditukar dengan 1 ikat kangkung, lalu ada terong,” kata Fitri ditemui Pandangan Jogja di lokasi, Sabtu (30/11).
ADVERTISEMENT
“Lalu ada juga tukar sampah 3 kilo botol ditukar dengan 700 gram ikan lele,” tambahnya.
Sampah-sampah anorganik dari warga ini kemudian diolah menjadi berbagai jenis kerajinan tangan seperti lampu hias, vas bunga, hingga keranjang yang memiliki nilai jual. Hingga kini, sekitar 80 persen warga RW 03 ini telah menjadi nasabah bank sampah Dadi Mulyo.
“Nasabahnya sudah ada 82 dari 103 KK, sudah 80 persenan,” kata Fitri.
Sekretaris Bank Sampah Dadi Mulyo, Nur Fitri Lating. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Menurutnya, bank sampah ini didirikan atas dasar keresahan warga mengenai timbulan sampah yang terjadi di Kota Yogya. Bank sampah ini juga sebagai upaya para warga membantu pemerintah untuk mengurangi timbulan sampah tersebut.
“Bank sampah ini didirikan karena permasalahan sampah yang saat itu di Jogja sedang sulit sekali. Ini juga upaya membantu pemerintah untuk pengolahan sampah,” kata Fitri.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menerima sampah anorganik, Bank Sampah Dadi Mulyo juga menerima sampah organik yang nantinya akan diolah menjadi pupuk tanaman maupun pakan hewan seperti ayam, angsa, dan ikan.
“Setiap hari kita olah sampah organik warga, yang masih bagus, misalnya nasi kita kasihkan ke ayam, angsa. Misal ada roti jamuran, sisa dapur, buah yang busuk kita kasihkan ke maggot,” kata salah satu tim pengolah, Anwar Setyawantono.
Produk kerajinan tangan dari sampah anorganik yang dibuat oleh Bank Sampah Dadi Mulyo, Yogya. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Bekas sampah organik yang tak bisa diurai oleh maggot ini nantinya akan dimanfaatkan sebagai pupuk. Pupuk inilah yang juga digunakan para Kelompok Tani untuk menyuburkan tanaman mereka.
“Yang ada di sini (sampah organik), tidak ada yang dibuang. Semuanya bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Pengolah sampah organik di Bank Sampah Dadi Mulyo Yogya, Anwar Setyawantono. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja