Konten Media Partner

Bisnis Wisata Nikah di Yogya Dinilai Menggiurkan, tapi Belum Digarap Optimal

30 Oktober 2022 16:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernikahan massal di Teras Malioboro. Foto: Ryan Budi Nuryanto
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan massal di Teras Malioboro. Foto: Ryan Budi Nuryanto
ADVERTISEMENT
Selain wisata alam dan wisata budaya, Yogya dinilai memiliki potensi wisata lain yang juga menjanjikan, yakni wisata pernikahan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Ryan Budi Nuryanto, yang telah menggelar acara nikah bareng gratis di Yogya sejak 2016 silam.
Ryan mengatakan, pernikahan sebenarnya merupakan bisnis yang menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian daerah, termasuk di Yogyakarta. Sayangnya, potensi itu belum dimanfaatkan secara optimal.
“Rata-rata selebritis atau orang-orang tersohor itu kan pilihan tempat menikah kalau enggak Bali pasti di luar negeri, padahal Yogya ini kan sudah banyak tempat yang sangat eksotik untuk mengadakan pesta pernikahan,” kata Ryan Budi Nuryanto, di Yogyakarta, baru-baru ini.
Misalnya Malioboro yang kini sudah direvitalisasi, menurut Ryan menjadi salah satu tempat yang sangat menarik untuk mengadakan pesta pernikahan. Apalagi jika kawasan Sumbu Filosofi nanti benar-benar ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO.
ADVERTISEMENT
Beberapa tempat lain seperti Candi Ratu Boko, Candi Prambanan, serta tempat-tempat wisata bernuansa alam menurut dia juga sangat potensial untuk mengembangkan bisnis pernikahan.
“Apalagi sarana prasarana dan SDM juga sudah sangat memadai, jadi sebenarnya Jogja itu sudah bisa jadi sentra tujuan pernikahan, bukan hanya di level nasional tapi juga dunia,” ujarnya.
Pernikahan di Candi Ratu Boko. Foto: Borobudur Park
Jika banyak orang-orang kaya dari seluruh dunia melangsungkan pernikahan di Yogya, otomatis juga dapat meningkatkan pendapatan daerah. Sebab, tamu-tamu mereka tentu juga orang-orang kaya yang harapannya ketika menghadiri acara pernikahan tersebut juga sekalian berwisata dan berbelanja di Yogya.
“Jadi dari satu event pernikahan itu yang mendapat manfaatnya mulai dari tempat wisatanya, penginapan, UMKM produsen makanan-makanan tradisional, sampai ke perajin-perajin pembuat suvenir, mestinya bisa diarahkan ke sana,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Keuntungannya sangat signifikan kalau digarap serius,” tegasnya.
Jika dalam satu event pernikahan mengundang 100 orang tamu saja, menurut Ryan perputaran uang yang terjadi bisa mencapai ratusan juta dari semua sektor. Dan jika yang mengadakan pernikahan adalah artis besar atau orang-orang terkenal, perputaran uang sebesar Rp 1 miliar dalam satu event bukan sesuatu yang mustahil.
Yang masih jadi kendala menurut Ryan saat ini adalah masalah perizinan. Sebab, banyak tempat wisata di DIY yang dimiliki oleh perorangan, tidak semua dikelola oleh pemerintah. Hal itu membuat perizinan di satu tempat dengan tempat lainnya seringkali berbeda-beda kesulitannya.
“Pertama masalah perizinan ini harus dipermudah, kemudian promosi juga harus digencarkan, bahwa nikah di Jogja adalah sesuatu yang istimewa,” kata Ryan Budi Nuryanto.
ADVERTISEMENT