Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Buka TPS Khusus, Ini Cara UGM Agar Tak Diasosiasikan dengan Paslon yang Menang
8 Februari 2024 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Universitas Gadjah Mada (UGM) jadi salah satu kampus yang membuka Tempat Pemungutan Suara (TPS) khusus untuk memfasilitasi para mahasiswa agar dapat tetap mencoblos meski tak pulang kampung pada 14 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
Total ada 9 TPS khusus yang tersebar di 5 asrama UGM dengan jumlah pemilih yang telah terdaftar sebanyak 2.611 mahasiswa.
Kesediaan UGM membuka TPS khusus bukan tanpa risiko. Mungkin saja UGM diasosiasikan oleh masyarakat dengan pasangan calon (paslon) tertentu yang meraih suara terbanyak di TPS khusus tersebut.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito, mengaku tak ambil pusing dengan risiko itu.
Apalagi para pemilih di TPS khusus tersebut nantinya juga bukan cuma mahasiswa UGM saja.
“Pemilihnya kan bukan hanya UGM. Siasatnya adalah TPS yang kita buat itu kan inklusif, ada orang APMD, ada universitas-universitas swasta banyak,” kata Arie Sujito setelah acara Pojok Bulaksumur di Kampus UGM, Rabu (7/2).
ADVERTISEMENT
Baginya tak penting bagaimana masyarakat mempersepsikan kecenderungan UGM dalam pemilu karena adanya TPS khusus ini. Persepsi itu menurutnya adalah hal yang wajar, yang tidak boleh adalah menyalahgunakan kekuasaan untuk menguntungkan salah satu paslon.
“Yang penting kita akuntabilitas dan integritas atas value yang kita utamakan,” tegasnya.
Apalagi TPS khusus dinilai bisa jadi salah satu metode pembelajaran pendidikan politik bagi mahasiswa.
"TPS khusus ini dijadikan sebagai arena pendidikan politik, ini akan jadi media yang punya makna pembelajaran," kata Arie Sujito.