Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Cerita Naswa: Dikejar 4 Debt Collector di Yogya, Tak Ada yang Tolong Meski Ramai
27 Maret 2023 17:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kejadian tak mengenakan dialami oleh Naswa, perempuan muda berusia 19 tahun yang tinggal di Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Jumat (24/3) kemarin, dia dikejar empat orang debt collector yang berusaha merebut sepeda motornya secara paksa.
ADVERTISEMENT
Kisahnya sempat viral setelah dia mengunggahnya di media sosial TikTok pribadinya dengan akun @cecenaswa_.
Naswa bercerita, kejadian itu bermula saat dia melewati Jalan Adi Sucipto pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB ketika hendak pulang kerja. Di depan Ambarukmo Plaza, tiba-tiba ada empat orang yang masing-masing mengendarai sepeda motor sendiri yang mengepungnya.
“Mereka menghadang depan, belakang, samping kanan dan kiri saya, yang dua tidak pakai helm,” kata Naswa saat dihubungi melalui aplikasi pesan WhatsApp, Minggu (26/3).
Nashwa tahu empat orang itu hendak merampas sepeda motor Vario putihnya karena keempat orang tersebut berteriak dan mengumpat memaksa dia menyerahkan kunci dan motornya. Merasa terancam, Naswa yang sendirian langsung memacu sepeda motornya ke arah timur dengan panik.
ADVERTISEMENT
Di depan Swalayan Mirota, Naswa dan para debt collector itu sempat berhenti dan terlibat adu mulut. Keempat orang itu mengepung Naswa dengan jarak yang sangat dekat. Naswa semakin panik, tapi tak ada satu orang pun yang berusaha menolongnya. Padahal jalanan sore itu sangat ramai karena bertepatan dengan orang-orang pulang kerja.
“Di Mirota itu sempat berhenti karena aku dihadang, cekcok pun enggak ada yang nolong. Makanya saya gas nabrak dari belakang biar dia minggir,” ujarnya.
Ketika mendekati ring road, dua orang berhenti mengejarnya. Namun, dua orang lainnya justru semakin nekat mengejar dia sampai mencabut kunci motornya.
“Saya sedang ngebut-ngebutnya, dan itu di tengah jalan besar, sedang ramai-ramainya, mereka seberani itu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Setelah kunci motornya dicabut, Naswa berhenti tepat di depan Pos Lalu Lintas Maguwoharjo di simpang tiga Maguwoharjo. Beberapa saat, Naswa dan para debt collector sempat adu mulut. Yang membuat Naswa heran, polisi yang berjaga di pos tidak datang dan memberikan bantuan. Untungnya tak berselang lama para debt collector itu menyerah dan pergi karena Naswa bersikukuh untuk tidak menyerahkan sepeda motornya.
“Mereka ngata-ngatain saya, untungnya enggak sampai mukul. Terus mereka pergi karena saya pas berhenti di depan pos polisi, walaupun waktu itu polisinya enggak ada yang nolongin, bilangnya enggak lihat,” kata dia.
Naswa teguh tak mau memberikan motornya kepada para debt collector itu karena dia merasa tidak ada yang salah dengan sepeda motornya.
ADVERTISEMENT
“Motos saya sudah lunas lama, sudah bayar pajak juga, plat nomornya sudah putih, untuk pinjaman atau jaminan gitu juga enggak ada,” tegasnya.
“Selagi saya benar saya enggak dengerin dia ngomong apa di sepanjang jalan, karena nanti kalau saya jadi takut dikira saya nanti memang salah terus mereka bisa narik motor saya,” kata Naswa.
Sebagai warga Yogya asli, ini adalah pengalaman pertama Naswa dikejar-kejar oleh debt collector dan sepeda motornya hampir raib. Situasi itu membuatnya merasa ketakutan sampai sekarang. Naswa masih belum berani berangkat dan pulang kerja sendirian menggunakan sepeda motor.
“Sekarang antar jemput dan masih trauma kalau ada yang nyalip. Pakai motor lain juga, terus ganti helm sama pakai masker. Saya juga harus pakai pakaian besar-besar dulu biar mereka enggak mengenali saya,” kata Naswa.
ADVERTISEMENT
Pada malam hari setelah kisahnya viral di media sosial, menurut dia sempat ada anggota kepolisian dari Polda DIY yang datang ke rumahnya untuk mengusut masalah tersebut. Naswa berharap kepolisian benar-benar serius mengatasi masalah tersebut karena menurut dia benar-benar meresahkan.
“Dari dulu sering denger cerita orang motornya direbut di jalan, tapi baru sekarang ngalamin. Semoga masalah ini benar-benar ditangani serius,” ujarnya.