Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Disomasi karena Bias Gender, KPU Kota Yogya Akan Desain Ulang Maskot Pilkada
13 November 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta memutuskan akan melakukan re-desain maskot Pilkada Kota Yogyakarta 2024. Desain ulang maskot ini dilakukan setelah mendapat protes dan somasi dari sejumlah kelompok perempuan yang menilai maskot tersebut hanya mewakili gender laki-laki.
ADVERTISEMENT
Ketua KPU Kota Yogya, Noor Harsya Aryosamodro, menyatakan keputusan ini diambil setelah diskusi intensif sejak pekan lalu.
“Kami akan me-redesign maskot yang inklusi,” kata Harsya di Kantor KPU Kota Yogya, Rabu (13/11).
Selama tiga hari terakhir, menurut Harsya, KPU Kota Yogya melakukan perdebatan terkait dasar hukum, yuridis formal, sosiologi, hingga teknis. “3 hari ini kita berdebat. Berdebat dasar hukum, yuridis formal, secara sosiologi, teknis. Disepakati secara bulat pagi tadi,” tambahnya.
KPU Kota Yogya juga berencana mengeluarkan surat permohonan maaf secara tertulis kepada publik terkait desain maskot lama, yang dinilai oleh Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogya 2024 mengandung bias gender karena mayoritas elemen desainnya menunjukkan maskulinitas.
KPU menargetkan agar desain baru maskot Pilkada Kota Yogyakarta ini selesai maksimal pada 19 November mendatang. Maskot baru ini nantinya hanya akan digunakan dalam bentuk digital karena anggaran untuk maskot boneka telah dialokasikan dan didistribusikan sebanyak 300 unit.
ADVERTISEMENT
“Kami tidak buat maskot baru yang boneka karena anggarannya sudah terlaksana, terdistribusikan sebanyak 300,” jelas Harsya. Ia menambahkan, “Re-desainnya yang 2 dimensi karena waktu kami tinggal 14 hari lagi, kemampuan kami hanya di 2 dimensi.”
Per hari ini, KPU Kota Yogya memutuskan untuk tidak lagi menggunakan maskot lama dalam seluruh proses sosialisasi Pilkada. “Hari ini kami akan proses maskot yang bias gender tidak akan kami tampilkan di media sosial, di website kita, maupun dalam sosialisasi,” kata Harsya.
Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogya 2024, melalui perwakilannya Siti Roswati Handayani, menyambut baik keputusan tersebut. “Kami nilai sudah ada itikad baik, kami hargai, menerima tuntutan kami,” kata Siti di Kantor KPU Yogya.
ADVERTISEMENT
Dalam pembuatan desain maskot baru, Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogya mengusulkan agar KPU melibatkan sejumlah stakeholder, termasuk DP3AP2KB Kota Yogya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogya, pakar komunikasi massa, LSM, akademisi, Kesbangpol, KPU DIY, hingga Bawaslu Kota Yogya.
Diketahui sebelumnya, sejumlah kelompok perempuan di Kota Yogyakarta yang tergabung dalam Forum Perempuan Peduli Pilkada Kota Yogya 2024 mengajukan somasi terhadap maskot Pilkada Kota Yogya karena dinilai bias gender. Mereka mendatangi Kantor KPU Kota Yogya pada Rabu (6/11).
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan forum, Siti Roswati Handayani, menyatakan bahwa maskot lama dinilai mengedepankan citra maskulinitas, yang berpotensi menciptakan bias gender. Ini adalah somasi kedua yang mereka layangkan terkait maskot tersebut.
“Tampilan tubuhnya bias gender. Kita juga menanyakan kepada 60 orang, hampir 99 persen menjawab laki-laki,” ungkap Siti di depan perwakilan KPU Kota Yogya.
ADVERTISEMENT