Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Dispar Bantul Klaim Isu Megathrust Akibatkan Jumlah Wisatawan Turun
14 September 2024 19:11 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul mencatat jumlah wisatawan di kawasan pantai selatan pada akhir Agustus kemarin menurun.
ADVERTISEMENT
Kasi Promosi dan Pelayanan Informasi Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi, mengklaim penurunan tersebut terjadi karena adanya isu tentang gempa megathrust yang disebut oleh BMKG ‘tinggal menunggu waktu’ pada pertengahan Agustus lalu.
Berdasarkan catatan Dispar Bantul, jumlah kunjungan wisata pada 17 Agustus terhitung ada 9.434 pengunjung kawasan Pantai Parangtritis. Kemudian menurun pada 24 Agustus yakni sebanyak 8.163 pengunjung dan kembali menurun menjadi 5.664 pada 31 Agustus.
“Kalau 24 ke 31 Agustus perkiraan saya (jumlahnya menurun) karena isu megathrust,” kata Markus Purnomo Adi kepada Pandangan Jogja, Jumat (13/9).
Markus mengatakan, pada pekan selanjutnya, yakni 7 September, terjadi kenaikan jumlah kunjungan hingga 10.571 orang. Hal itu disebabkan karena pada saat tersebut Dispar Bantul tengah mengadakan festival lampion sehingga mampu mendongkrak jumlah kunjungan.
ADVERTISEMENT
“7 September (jumlah kunjungan) naik karena ada Festival Lampion,” kata Markus.
“Besok kami tetap selenggarakan simponi Gumuk Pasir di Laguna View Depok, harapannya bisa menambah pengunjung,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, BMKG menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono pada 11 Agustus mengatakan hal ini disebabkan karena wilayah Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut belum terjadi gempa besar di kedua wilayah ini selama ratusan tahun.
Namun, beberapa hari usai informasi tersebut tersebar, Daryono mengatakan, bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat.
“Tetapi bukan berarti segera akan terjadi gempa dalam waktu dekat. Dikatakan ‘tinggal menunggu waktu’ disebabkan karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah rilis gempa besar semua, sementara Selat Sunda dan Mentawai-Siberut hingga saat ini belum terjadi,” kata Daryono dalam keterangan tertulisnya di website BMKG, (19/8) lalu.
ADVERTISEMENT