Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Ditonton 16.000 Orang, JAFF 2022 Dinilai Paling Sukses Selama 17 Tahun
3 Desember 2022 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Direktur Festival Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Ifa Isfansyah mengatakan bahwa JAFF ke-17 tahun 2022 menjadi gelaran JAFF paling sukses sepanjang 17 tahun gelaran festival tersebut. Kesuksesan itu diukur dengan beberapa indikator, mulai dari jumlah penonton, jumlah filmmaker yang mengirimkan karyanya, hingga kualitas film-film yang ditampilkan di JAFF 2022.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah penonton, tahun ini ada sekitar 16.000 orang yang datang dan menonton film-film yang ditampilkan di JAFF. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai angka 12.000 penonton. Bahkan, sebelum pandemi, jumlah pengunjung JAFF hanya sekitar 15.000 orang.
“Tahun ini yang nonton ada 16.000 orang, itu belum sama yang online, karena tahun ini JAFF juga menyediakan akses online,” kata Ifa Isfansyah saat ditemui, Sabtu (3/12).
Dari submission atau film yang dikirimkan, tahun ini jumlahnya juga naik signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, jumlah submission film mencapai 3.548 film, padahal tahun-tahun sebelumnya hanya sekitar 700-an film.
“Tahun kemarin bahkan cuma 400 submission,” kata Ifa.
Dari sisi kualitas, Ifa yang juga seorang sutradara juga melihat bahwa film-film yang ditampilkan di JAFF 2022 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari genre yang semakin beragam, cerita-cerita yang lebih segar dan kuat, hingga terkait hal-hal teknis seperti kualitas sinematografi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, film-film di JAFF 2022 juga bisa dibilang lebih segar. Misalnya untuk kompetisi film Indonesia, dimana di dalamnya dipilih 10 film. Biasanya, film-film yang masuk kategori itu adalah film-film yang sebelumnya telah ditayangkan di bioskop.
“Tahun ini, 9 film itu benar-benar film yang belum pernah diputar di bioskop, film-film fresh, film-film premiere, hanya satu film yang pernah di bioskop yaitu Mencuri Raden Saleh,” ujarnya.
Capaian-capaian itu menurut Ifa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena bioskop sudah dibuka 100 persen, tidak seperti tahun lalu yang kapasitasnya masih dibatasi 75 persen saja. Kebijakan pelonggaran aktivitas setelah pandemi mereda juga membuat mereka bisa mengadakan event-event lain selain pemutaran film, misalnya diskusi, workshop, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Tahun lalu sama sekali enggak ada event, bahkan kita enggak mengundang tamu. Tahun ini kita bisa bikin banyak event, diskusi, workshop, ada boot bahkan sampai bikin panggung,” kata dia.
“Bisa dibilang tahun ini sudah kembali seperti tahun 2019 sebelum pandemi, bahkan lebih dari itu, karena di 2019 kita enggak ada sesi online, dan sekarang ada. Itu kenapa saya bilang JAFF tahun ini paling besar sepanjang sejarah JAFF,” tegasnya.
Ifa berharap, tahun-tahun berikutnya JAFF akan selalu mengalami perkembangan. Dia mengatakan bahwa setelah ini penyelenggara JAFF sudah akan mulai mengadakan program-program untuk mempererat relasi dengan industri filmnya.
“Karena semakin banyak bakat-bakat baru yang muncul di JAFF, semakin banyak industri yang datang ke JAFF, jadi kayaknya harus ada ruang untuk bakat-bakat baru itu,” kata Ifa Isfansyah.
ADVERTISEMENT