Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Habis Rp 196 Miliar, PPI Gesing Siap Jadi Mesin Pertumbuhan Baru Gunungkidul
22 Desember 2023 16:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Mega proyek pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Gesing di Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, senilai Rp 196 miliar yang didanai oleh Dana Keistimewaan (Danais) dinyatakan telah selesai. Dan untuk pertama kalinya, pada Kamis (14/12) lalu 2 kapal sebesar 15 GT hasil hibah dari Danais dengan harga per unit Rp 1,2 miliar atau total Rp 2,2 miliar, sukses berlabuh di Pelabuhan Gesing.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Catur Nur Amin, saat dihubungi pekan ini.
Catur menjelaskan pengerukan kolam pelabuhan yang sedianya selesai pada akhir 2022 molor hingga Oktober 2023 ini karena kendala adanya batuan keras yang memerlukan proses peledakan yang kompleks. Saat ini, pengerukan kolam pelabuhan yang merupakan proyek tahap pertama dan proyek tahap kedua berupa pembangunan perkantoran dan sarana pendukung dinyatakan selesai dan masuk tahap pemeliharaan sampai 180 hari ke depan atau selama 6 bulan.
“Dengan suksesnya kapal 15 GT masuk pelabuhan pada Kamis pekan lalu, PPI Gesing dinyatakan sudah siap digunakan. Tapi untuk peresmian oleh Gubernur Sri Sultan HB X kita rencanakan awal triwulan 2 tahun depan, saat semuanya sudah sempurna. Sekarang masih tahap pemeliharaan dan masih ada 2 eskavator untuk terus membersihkan sedimen sisa blasting,” papar Catur.
Pelabuhan Gesing menurut Catur bisa menampung kapal 10-30 GT sebanyak 40 kapal dan perahu motor tempel (PMT) seperti yang dimiliki para nelayan di Gunungkidul saat ini, sebanyak 50 PMT.
ADVERTISEMENT
Untuk target produktifitas nelayan di mana saat ini baru memiliki 2 kapal 15 GT hasil hibah Danais dan puluhan perahu motor tempel milik nelayan, setelah 3 tahun ke depan diharapkan bisa mencapai 180-an ton per bukan atau 2.000- ton per tahun. Untuk diketahui Pelabuhan Sadeng, Gunungkidul, dengan kapasitas lebih besar saat ini telah memiliki produktifitas tangkapan nelayan sebanyak 3.000 ton.
“Jadi dalam 3 tahun ke depan dari 2 pelabuhan di Gunungkidul ada 5.000 ton per ikan per tahun. Kalau rata-rata harga ikan Rp 10-20 ribu per kilo, kira-kira ada pendapatan nelayan per tahun Rp 50-100 miliar,” jelas Catur.
Produktifitas 2.000 ton per tahun atau senilai Rp 20-40 miliar per tahun adalah angka yang bisa dinikmati oleh penduduk Gunungkidul yang memang ingin terjun menjadi nelayan. Selain itu akan ada banyak pekerjaan yang tumbuh bagi warga yang tak ingin jadi nelayan, yakni sebagai pabrik es batu, cold storage, penjual BBM, kuli panggul, pedagang ikan eceran, kuliner ikan, bahkan penjual sembako untuk keperluan sehari-hari para pekerja di Pelabuhan Gesing.
ADVERTISEMENT
“Belum lagi para hobbies pemancing pasti akan memilih lewat Gesing yang jaraknya hanya 2 jam dari Yogya. Kalau Sadeng kan lebih jauh lagi bisa lebih 3 jam. Jadi multiplyer effectnya sangat besar,” kata Catur.
Laut Selatan sebagai Halaman Muka Yogyakarta
Paniradya Pati Kaistimewan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Aris Eko Nugroho, mengatakan pembangunan Pelabuhan Gesing dipicu adanya visi misi Gubernur DIY 2017-2022 yang yakni "Menyongsong Abad Samudera Hindia Untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja" dengan mengalihkan wajah DIY menghadap ke selatan.
“Laut selatan sebagai halaman muka Yogyakarta. Wilayah daratan DIY sempit, tapi laut kita luas. Tak hanya Pelabuhan Gesing, Danais juga membangun Tempat Pelelangan Ikan Congot senilai Rp 1,9 miliar yang telah diresmikan pada hari ini Kamis 21 Desember 2023 oleh Wagub DIY KGPAA Paku Alam,” jelas Aris Eko saat dihubungi kemarin.
Gesing dan Congot hanyalah 1 aktifitas besar di selatan Yogya. Aktifitas besar kedua di Yogya selatan adalah dengan membentuk 34 kalurahan yang ada di pinggir pantai selatan sepanjang DIY menjadi 34 Desa Maritim. Masing-masing dari 34 Desa Maritim tersebut memiliki keunggulan sendiri-sendiri di antaranya desa nelayan, desa wisata pantai, wisata kano, budidaya perikanan lele, desa UMKM garam, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Gesing dan mulai beroperasinya 2 kapal hibah untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) yakni Mina Makmur dan Nggupoyo Mino, Aris berharap tolak ukur pemanfaatan Pelabuhan Gesing bisa segera terlihat.
Aris berharap 2 kapal 15 GT hasil hibat tersebut bisa memicu tumbuhnya pengusaha penangkapan nelayan yang benar-benar warga Gunungkidul. Sebab, selama ini ada kecenderungan yang menguasai penangkapan ikan di laut DIY adalah pengusaha-pengusaha dari Cilacap dan sekitarnya.
“Fisik memang sudah terbangun tetapi ekosistem perekonomian laut yang harus dimunculkan. Kita berharap ekosistem ekonomi Pantai Selatan DIY bisa tertata sesuai dengan alur yang direncakan,” pungkas Aris.