Konten Media Partner

Harus Beli ke Sumatra, Nangka Muda Jadi Penyebab Inflasi di Kota Yogya

2 Mei 2024 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buah nangka, bahan baku utama pembuatan gudeg. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buah nangka, bahan baku utama pembuatan gudeg. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Nangka muda menjadi salah satu komoditas utama yang menyebabkan inflasi atau kenaikan harga-harga barang di Kota Yogyakarta. Hal itu karena kebutuhan nangka muda di Kota Yogyakarta harus dibeli dari luar Jawa, sehingga membuat harganya melambung tinggi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta, Mainil Asni, pada Kamis (2/5).
Mainil menjelaskan, bahwa dibandingkan bulan sebelumnya (m to m), angka inflasi Kota Yogya per April 2024 ada di angka 0,36 persen. Nangka muda menempati urutan kelima komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar di Kota Yogyakarta dengan sumbangan sebesar 0,03 persen.
“Jarang-jarang nangka muda menjadi penyebab inflasi,” kata Mainil di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (2/5).
Saat BPS menyurvei harga nangka muda di Pasar Beringharjo pada akhir Bulan Ramadan kemarin, harga nangka menurutnya memang mengalami kenaikan drastis. Bahkan, kenaikannya mencapai 100 persen.
Kepala BPS Kota Yogyakarta, Mainil Asni. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama karena permintaan yang meningkat dengan adanya libur panjang dan banyaknya orang di Yogya yang mudik.
ADVERTISEMENT
“Sementara bahan bakunya ini terbatas. Bahan bakunya kalau yang tadinya hanya dari sekitar Jawa, sekarang didatangkan dari Sumatra. Jadi infonya ada yang didatangkan dari Lampung bahkan terakhir dari Sumatra Selatan,” jelasnya.
Sementara itu, penyumbang inflasi terbesar di Kota Yogya ditempati oleh emas perhiasan dengan andil sebesar 0,10 persen. Hal ini karena dalam beberapa bulan terakhir harga emas memang mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Setelah itu diikuti oleh angkutan antar kota dan bawang merah yang masing-masing memiliki andil 0,07 persen, serta di posisi ke empat ada tarif kereta api dengan andil sebesar 0,05 persen.
Masuknya nangka muda ke dalam 5 besar komoditas pendorong inflasi terbesar di Kota Yogyakarta menurut Mainil mesti menjadi catatan penting.
ADVERTISEMENT
“Barangkali ini menjadi catatan kita yang perlu kita waspadai ke depannya, karena nangka muda ternyata cukup berperan besar terhadap komoditas yang ada di Kota Yogya,” ujar Mainil.