Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Hujan-hujanan, Sultan HB X Pimpin Upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara
1 Maret 2023 20:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Meski diguyur hujan, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, tetap memimpin upacara peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN) yang dilaksanakan di Stadion Mandala Krida, Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
Hujan yang tidak terlalu deras turun beberapa saat setelah Sri Sultan memasuki lapangan upacara. Meski begitu, upacara terus berlangsung sampai selesai. Sultan juga tetap memimpin upacara di bawah hujan tanpa menggunakan payung.
Dalam kesempatan itu, Sultan mengatakan bahwa HPKN mesti menjadi inspirasi peradaban dalam membangun Indonesia dan masyarakat yang sejahtera dan berbudaya. Didukung dengan penyelenggaraan negara yang bekerja cerdas dan berkeadilan, pendidik, dan pelajar yang kreatif dan ikhlas berlandaskan keilmuan, rohaniawan yang mengamalkan kesalehan ritual dan kesalehan publik, serta wirausahawan yang inovatif dan warga yang kreatif.
HPKN sendiri merupakan peringatan Serangan Umum 1 Maret 1949, yang baru setahun ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 2 tahun 2022. Hal ini menurut Sultan jadi momentum yang bersejarah bagi pergerakan kemerdekaan dengan DIY sebagai episentrumnya.
ADVERTISEMENT
“Saat ini, sejarah tersebut kian bermakna bagi bangsa Indonesia, seiring diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2022, tentang penetapan 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara,” ucap Sri Sultan.
Merujuk pada kilas balik sejarah, Sri Sultan mengatakan bahwa peristiwa 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya perlawanan anak bangsa, sekaligus upaya membuka mata dunia internasional yang menunjukkan Indonesia memang masih ada. Atas perlawanan tersebutlah, Dewan Keamanan PBB mendesak Belanda agar kembali berunding pasca melancarkan agresi militernya yang kedua, hingga pada akhirnya dalam Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.
“Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara juga memiliki makna Persatuan Indonesia, merefleksikan bersatunya berbagai elemen bangsa, dalam melawan tirani penjajahan. Sehingga hari ini, dapat pula dimaknai sebagai refleksi semangat rakyat, yang senantiasa menunjukkan keberanian dan ketangguhan dalam gelora ‘Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami’,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Peringatan HPKN tahun 2023 ini menurut dia juga mesti dimulai dengan peresapan batin selaras dengan ‘Liring Pangastuti Trusing Tyas’, dimana hati sanubari dan cakrawala pikiran memang harus dibuka seluas-luasnya. Hal tersebut agar HPKN dapat menjadi suluh penerang dan inspirasi dalam mencintai tanah air Indonesia.
Setelah meresapi makna dan esensi yang melingkupinya, HPKN harus pula ditafsirkan secara rasional. Melalui berbagai karya nyata karena rasionalitas lebih tepat menyikapi berbagai dinamika.
“Dengan kata lain, kecintaan warga negara Indonesia akan terbangun secara nyata, apabila tataran Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat dicapai melalui pembangunan yang adil dan beradab pula. Sehingga tepat kiranya, apabila makna kedaulatan, benar-benar ditransformasi dan diaktualisasi, dalam berbagai upaya membangun kesejahteraan masyarakat, dalam semangat Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya, untuk Indonesia Raya,” kata Sri Sultan HB X.
ADVERTISEMENT