Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
IKAPI: Penerbit Bermasalah Cuma Segelintir, Banyak yang Kredibel dan Terpercaya
11 November 2022 8:27 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Wawan Arif Rahmat, menyayangkan mencuatnya berita tentang salah satu penerbit independen ternama di Yogya yang diduga melakukan penipuan kepada penulisnya. Berita itu viral di media sosial, khususnya Twitter dalam beberapa hari terakhir.
ADVERTISEMENT
Wawan mengatakan, sebenarnya hanya segelintir saja penerbit di Yogya yang bermasalah seperti yang viral beberapa hari kemarin tersebut. Ekosistem penerbitan di Yogya, menurut Wawan cukup baik, kredibel dan benar-benar bekerja secara serius untuk masyarakat perbukuan nasional.
“Kasus seperti ini bisa muncul di mana saja, bukan hanya di Jogja. Secara umum ekosistem penerbitan di Jogja, kredibel dan terpercaya,” ujarnya.
Namun, ia mengakui meski hanya segelintir penerbit di Yogya yang terbitannya dinilai tidak berkualitas, namun pada akhirnya seluruh penerbit terkena dampaknya.
Direktur Galang Press, Julius Felicius, mengatakan bahwa berita dugaan penipuan oleh penerbitan di Yogya musti jadi cermin bagi dunia penerbitan di Yogya untuk berbenah. Penerbit-penerbit Indie, terutama di Yogya, sudah banyak sekali jadi penolong bagi para penulis pemula untuk bisa menerbitkan bukunya, namun selama pandemi sebenarnya berada dalam situasi yang sulit.
ADVERTISEMENT
“Penerbit Jogja selama ini semacam jadi oase bagi para penulis pemula untuk bisa memulai karirnya. Karir penulis bagaimana pun salah satunya kan kudu menerbitkan bukunya, mendapat respon dari teman sejawat dan profesional, sehingga dia bisa tumbuh lebih tinggi lagi,” papar Julius yang sukses menerbitkan buku-buku best seller seperti Jakarta Undercover dan Gurita Cikeas ini.
Dia berharap hal ini bisa menjadi pelajaran, baik untuk penulis supaya lebih berhati-hati dalam memilih penerbit, maupun bagi penerbit untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnisnya. Pasalnya, jika sampai melakukan penipuan atau bentuk kecurangan lain, maka yang dipertaruhkan oleh penerbit sangat besar, mulai dari reputasi hingga hilangnya kepercayaan masyarakat.
Hikmah lain, momen ini menurut dia juga menjadikan masalah yang sebelumnya hanya jadi perbincangan internal jadi lebih terbuka dan diketahui masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
“Sehingga bisa jadi pelajaran bagi penerbit indie sama penulis pemula, harus hati-hati. Mengelola penerbitan itu tidak mudah, menjadi penulis juga sama susahnya. Negara harus tahu juga kenyataan ini, mbok ditengok ini dunia penerbitan, jangan film terus,” tandas Julius.
Menurut Julius perhatian pemerintah pada industri buku di tanah air sangat kurang dibandingkan perhatian pada dunia film. Saat pandemi, penerbitan juga menghadapi masalah keuangan berat tapi tak ada bantuan sama sekali dari pemerintah.
“Sementara film setiap film yang terbit itu saya dengar dapat banyak bantuan itu,” pungkas Julius.