Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Kaisar Jepang Akan ke Yogya, Ini 4 Hal yang Bikin Yogya Istimewa Bagi Jepang
20 Juni 2023 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito dan Permaisuri Masako melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia sejak Senin (19/6). Ini adalah kunjungan luar negeri perdananya sejak naik tahta pada Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Yogyakarta menjadi salah satu daerah tujuan kunjungan Kaisar Naruhito selama berada di Indonesia. Sri Sultan Hamengku Buwowo X akan menyambut kedatangannya di Bangsal Kencana, Keraton Kedhaton.
Lantas, apa yang membuat Kaisar Naruhito memilih berkunjung ke Yogyakarta selama dua hari? Ternyata ada beberapa hal yang membuat Yogyakarta istimewa bagi Jepang.
1. Jalin Hubungan Sejak Sri Sultan HB IX
Jepang dan Yogyakarta telah membangun hubungan sejak Sri Sultan Hamengku Buwono IX bertakhta. Pada masa pendudukan Jepang, keberadaan Kesultanan Yogyakarta tetap diakui oleh pemerintah kolonial Jepang.
Salah satu peristiwa penting di Yogyakarta selama masa pendudukan Jepang adalah pembentukan Pusat Tenaga Rakyat (PETA). Organisasi bentukan Jepang ini memainkan peran penting dalam membangun semangat nasionalisme bagi masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
2. Sister Province Yogya-Kyoto
Yogyakarta memiliki hubungan diplomatik sebagai Sister Province dengan salah satu kota besar di Jepang, Kyoto, sejak 1985. Kerja sama ini dilatarbelakangi kesamaan bahwa Yogyakarta dan Kyoto adalah kota budaya di negara masing-masing.
Kedua kota memiliki industri kerajinan yang maju. Kyoto memiliki kerajinan Nishijin, yaitu tenun tradisional yang menjadi tulang punggung industri tekstil modern, sementara Yogyakarta memiliki seni kerajinan batik yang diakui sebagai World Culture Heritage.
3. Monumen Persahabatan Sabo Dam
Kaisar Naruhito direncanakan mengunjungi Sabo Dam di Maguwo, Sleman. Infrastruktur yang dibangun pada 1970 ini dipandang sebagai 'monumen' atau bukti eratnya hubungan persahabatan Jepang dan Indonesia.
Sabo Dam merupakan bangunan pengendali aliran lahar yang dibangun melintang pada aliran sungai untuk mencegah lava tidak mengalir ke tempat tinggal penduduk. Sabo Dam dikembangkan oleh tenaga ahli Jepang, Tomoaki Yokota.
ADVERTISEMENT
4. Selokan Mataram
Peninggalan lain dari Jepang di Yogyakarta adalah Selokan Mataram yang dibangun pada masa pendudukan Jepang dan mulai dibuka pada 1944. Dahulu, kanal irigasi yang menghubungkan Kali Progo dan Sungai Opak ini dikenal dengan nama Kanal Yoshiro.
Pembangunan Selokan Mataram merupakan siasat yang dilakukan Sri Sultan Hamengku Buwono IX untuk menyelamatkan warga Yogyakarta agar tidak banyak yang harus menjalankan kewajiban romusha.