Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Komplotan Penipu Lintas Kampus di Yogya Mirip Bisnis MLM, Incar Anak introvert
17 Januari 2024 12:17 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Departemen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum (PKNH) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah memanggil salah satu mahasiswinya, Hst, yang diduga terlibat dalam komplotan penipu lintas kampus di Yogya.
ADVERTISEMENT
Salah satu korbannya adalah Sl, seorang mahasiswi di kampus swasta di Yogya, yang juga merupakan anak asuh di Panti Asuhan Yatim Putri Islam Yogyakarta.
Ketua Departemen PKNH UNY, Suyato, mengungkapkan bahwa pihaknya telah memanggil Hst pada Jumat (12/1) kemarin untuk dimintai klarifikasi atas kasus yang dituduhkan padanya.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Hst, Suyato menduga bahwa dalam kasus tersebut Hst tak cuma menjadi pelaku, tapi juga korban. Sebelum melakukan aksinya terhadap Sl, Hst juga mengaku sempat tertipu dan dipaksa ikut sebuah bisnis dengan menyerahkan sejumlah uang.
“Jadi kayak semacam multi level marketing. Kalau dia ingin uangnya kembali, dia harus mencari orang lain untuk ikut bisnis itu,” kata Suyato kepada Pandangan Jogja, Sabtu (13/1).
Multi level marketing (MLM) atau pemasaran berjenjang adalah strategi pemasaran di mana tenaga penjual tak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tapi juga dari hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.
ADVERTISEMENT
Tenaga penjual yang direkrut dikenal dengan istilah downline, sedangkan yang merekrut biasa disebut upline.
Sistem ini menurut Suyato identik dengan pengakuan Hst, di mana untuk mendapatkan keuntungan ia harus merekrut orang sebanyak mungkin.
“Tapi Hst tak bilang nama perusahaan atau PT-nya, dia bilang tidak tahu, ini yang aneh. Wong saya tanya bisnisnya kayak apa saja dia enggak bisa jawab. Katanya ada keuntungan bisnis yang menjanjikan,” jelasnya.
Suyato juga mengamati jika pelaku cenderung selalu mencari orang yang introvert untuk dijadikan mangsa, orang yang terlihat pendiam dan gampang dipengaruhi.
“Saya lihatnya modusnya itu mencari orang-orang yang agak introvert, enggak begitu banyak ngomong, jadi kayaknya mudah untuk dikondisikan,” lanjutnya.
Karakter ini sama dengan Sl, anak panti yang diduga menjadi korban komplotan penipu ini. Sl dikenal sebagai anak yang sangat pendiam dan tak punya banyak teman.
ADVERTISEMENT
“Hst ini saya lihat karakternya juga sama, pendiam dan enggak banyak ngomong,” kata dia.
Meskipun kasus ini sebenarnya tidak menjadi kewenangan kampus, namun UNY menurut dia akan membantu mengusut kasus tersebut, termasuk ikut membawanya ke jalur hukum. Ia khawatir jika dibiarkan terus menerus, akan semakin banyak mahasiswanya yang menjadi korban.
“Karena ini sudah sangat sistematis, jangan sampai lah nanti ada mahasiswa lain yang menjadi korban,” ujar Suyato.