Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Koperasi di Gunungkidul Punya Aplikasi Mirip M-Banking, Kelola Aset Rp 78 Miliar
16 Oktober 2024 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Koperasi Simpan Pinjam di Patuk, Gunungkidul, yakni Koperasi Marsudi Mulyo yang mengelola aset Rp 78 miliar, sudah memiliki aplikasi digital yang fungsinya mirip dengan Mobile Banking (M-Banking) bernama Aplikasi Marsudi Mulyo. Aplikasi ini diluncurkan pada Februari 2024 silam.
ADVERTISEMENT
Dengan aplikasi ini, anggota koperasi bisa melakukan tarik tunai dan simpan pinjam dengan mudah, kapanpun dan di manapun melalui telepon genggam. Aplikasi ini juga bisa dipakai untuk isi saldo via bank atau tabungan di koperasi, transfer ke bank, mengajukan pinjaman, dan melakukan pembayaran menggunakan QRIS.
Mereka juga memiliki unit toko dan grosir yang berisi barang produksi para anggota, yang kebanyakan merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang pertanian dan peternakan.
Manajer Koperasi Marsudi Mulyo, Diana, mengatakan bahwa aplikasi ini diluncurkan salah satunya untuk menarik generasi muda terutama Gen Z agar mau bergabung dengan koperasi.
Sebab, dari total 6.743 anggota yang mereka miliki, sebagian besar didominasi oleh masyarakat dengan usia di atas 40 tahun. Ia khawatir, jika tidak ada anak-anak muda yang bergabung dengan koperasi, regenerasi yang akan menjalankan roda koperasi akan terputus dalam beberapa tahun mendatang,
ADVERTISEMENT
“Saya khawatirnya nanti beberapa tahun ke depan, yang usia 40 tahun ini sudah banyak keluar. Siapa yang menggantikan mereka? Pastinya anak-anak muda sekarang. Makanya kami buat aplikasi itu untuk mendekatkan lagi mereka agar lebih tahu koperasi,” ucap Diana, saat dihubungi Pandangan Jogja, Rabu (16/10).
Saat ini, baru ada 7,4 persen Gen Z di dalam koperasi mereka, atau total 498 orang. Berbanding jauh dengan total anggota dari kalangan Gen X (kelahiran 1965-1980) yang berjumlah 2.824 orang atau 41,9 persen keanggotaan.
Diana juga sudah mencoba masuk ke berbagai komunitas anak muda yang dapat memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan tindakan mereka. Salah satu komunitas yang mereka ajak bekerja sama adalah Dimas Diajeng Gunungkidul yang kata Diana cukup memberikan influence kepada anak muda di sana.
ADVERTISEMENT
“Saya punya harapan kami bisa masuk ke SMA-SMA, supaya bisa mengenalkan koperasi itu bagaimana. Sekarang kan anak muda menganggap koperasi itu kuno, jadul, itu mindset yang harus diubah. Bahwa koperasi itu milik rakyat, asetnya milik bersama. Beda dengan perbankan yang asetnya itu milik stakeholder-nya,” jelas Diana.