Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kunjungan Wisatawan ke Jogja Turun, Dispar DIY: Perkembangan di Luar DIY Masif
16 April 2024 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan turunnya kunjungan wisatawan ke Jogja selama periode libur Lebaran 2024 dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, data keseluruhan memang masih terus dihitung. Namun beberapa kabupaten seperti Bantul dan Kulon Progo telah melaporkan adanya penurunan kunjungan wisatawan dibandingkan periode libur Lebaran tahun lalu.
“(Secara keseluruhan) tampaknya memang ada penurunan,” kata Plh Kepala Dispar DIY, Anita Verawati, saat dihubungi pada Selasa (16/4).
Berdasarkan survei yang dilakukan Dispar DIY, separuh lebih pemudik yang datang ke Jogja memang lebih memilih untuk berkumpul dengan keluarga atau bersilaturahmi selama libur Lebaran.
“Sedangkan yang akan memanfaatkan waktu liburan untuk berwisata hanya sekitar 10,6 persen,” lanjutnya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Dispar DIY, menurut dia ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan ke Jogja. Salah satunya adalah masifnya pembangunan pariwisata di luar DIY yang membuat alternatif wisata jadi semakin banyak sehingga wisatawan jadi terpecah.
ADVERTISEMENT
“Tampaknya perkembangan destinasi di wilayah luar DIY yang masif perlu juga diperhatikan. Selain itu, daya beli masyarakat tampaknya juga turun,” kata Vera.
Kasi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata (Dispar) Bantul, Markus Purnomo Adi, juga mengatakan menurunnya daya beli masyarakat jadi salah satu faktor utama penyebab turunnya kunjungan wisatawan di Bantul.
Terlebih sebelum Lebaran masyarakat juga dihadapkan pada situasi ekonomi yang cukup sulit dengan harga barang-barang pokok yang naik.
“Sebelumnya kan banyak yang mengeluh harga beras, harga sembaku naiknya luar biasa, bahkan di luar nalar. Sehingga wajar jika masyarakat itu berpikir dua kali untuk berwisata, karena mereka harus memenuhi kebutuhan yang lebih primer dulu,” kata Markus.
Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, juga mengatakan bahwa pembangunan pariwisata di wilayah sekitar DIY memang cukup menggerus kunjungan wisatawan ke Jogja.
ADVERTISEMENT
Hal ini menuntut DIY untuk berbenah dan menyajikan produk pariwisata yang lebih kuat dan saling menguatkan antara empat kabupaten dan satu kota.
“Produk kita perlu diperbaiki karena kompetitor di sekeliling kita juga melakukan pertumbuhan. Kita tidak bisa lagi bahwa kita super PD bahwa jogja itu menjadi tujuan utama,” ujar Bobby Ardyanto.