Konten Media Partner

Peri Sandi, Penyair yang Sering Viral, Beraksi di Ponpes KH Muwafiq di Sleman

9 Oktober 2023 18:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan Peri Sandi memukai pengunjung LAFEST #1 di Sleman. Foto: ESP
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Peri Sandi memukai pengunjung LAFEST #1 di Sleman. Foto: ESP
ADVERTISEMENT
Peri Sandi Huizche, penyair yang pembacaan puisinya sering viral di media sosial menjadi penyair penutup dalam gelaran Literary Art Festival (LAFEST) Minggir #1 di Pondok Pesantren KH Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq di Minggir, Sleman Sabtu (7/10).
ADVERTISEMENT
Sebelum Peri Sandi tampil, sejumlah penyair senior tampil membacakan puisinya masing-masing, yakni Joko Pinurbo yang membacakan puisi tentang Gus Dur, Joni Ariadinata, Hamdy Salad, Mutia Sukma, Raudal Tanjung Banua, dan Reky Zakia.
Membawakan puisi pertama berjudul ‘Pidato El Banditos Menjelang 2024zzzZZZZ’, dengan suara lantang dan gestur tubuh performatif, Peri mengajak penonton menyelami dunia betapa rusaknya dunia politik tanah air. Sebab, semua bisa disuap. Akademisi, wartawan, influencer, seniman dan komunitas seniman, bahkan masjid, ulama, dan anak yatim pun bisa dikerahkan sebagai relawan pemenangan.
“Siapa yang tak bahagia saudara-saudara! Empat jurus biar diamalkan akan sejahtera di dunia, jadi penguasa tingkat dewa. Masalah akhirat saudara-saudara! Pakai Jurus Kelima, taubatan nasuha, bisa dipenjara atau sebelum dicabut nyawa,” Peri membacakan naskahnya dengan melibatkan penonton untuk, di beberapa bagian, bersama-sama menerikkan kata An**ng.
ADVERTISEMENT
Penampilan Peri Sandi makin memanaskan malam yang dingin di bawah tenda acara LAFEST Minggir #1 saat membawakan puisi kedua berjudul “Sajak Palsu” karya Agus R Sardjono.
Peri membuka puisi kedua dengan menyatakan bahwa WS Rendra biasa membacakan puisi di tengah pertunjukan musik Kantata Takwa. Peri bilang, di tengah situasi yang kacau balau ini, ia ingin membawa puisi ke tengah hingar bingar pertunjukan musik seperti WS Rendra dulu.
“Sebentar saja puisi kalau bisa hadir di tengah-tengah festival Pestapora, Synchonize, sebagai ruang kontemplasi. Saya sedang berusaha bersama kawan-kawan untuk itu,” kata Peri.
Penampilan Joko Pinurbo. Foto: ESP
Judul ‘Sajak Palsu’ dibacakan, musik dengan beat cepat -jedeng-jedeng-jedeng- mengiri pembacaan puisi Peri Sandi. Peri bilang, musik yang mengiringinya adalah karya koleganya yang berada di Rusia.
ADVERTISEMENT
Di panggung LAFEST Minggir #1 malam itu, penyair kelahiran Banten ini menunjukkan alasan kenapa ia bisa begitu viral di Youtube, TikTok, dan Instagram. Pembacaan puisi Peri Sandi benar-benar mudah dan menarik untuk ditonton sebagaimana menonton sebuah pertunjukan musik dengan vokalis yang pandai mengajak interaksi penonton.
Even Tahunan Tiap Maulid Nabi
KH. Ahmad Muwafiq saat menjawab pertanyaan wartawan. Foto: ESP
KH Muwafiq saat menyampaikan pidato kebudayaannya di malam itu mengatakan bahwa ia ingin LAFEST Minggir bisa berlangsung periodik bukan hanya tahunan tapi kalau bisa 3 atau 6 bulan sekali.
Pada intinya menurut KH Muwafiq, mukjizat tertinggi Nabi Muhammad adalah Al-Quran yang ditulis dengan bahasa puisi. Bahkan saat menceritakan kiamat yang menyeramkan atau kematian firaun pun, Quran menceritakannya dengan bahasa puisi yang sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
“Nah saat maulidan membacakan atau menyanyikan barzanji itu kan juga puisi. Nah saya ingin acara bersama para penyair bisa digelar di Ponpes Minggir ini rutin. 3 bulan, 6 bulan, setahun sekali kelamaan ya,” papar Muwafiq.
Penyair Reki Zakia saat membacakan puisi. Foto: ESP
Adapun Joni Ariadinata, penyair senior yang diajak menggagas LAFEST Minggir oleh KH Muwafiq mengatakan ini adalah upaya yang bagus sekali untuk kembali mendekatkan jarak antara Ponpes dan dunia kepenyairan.
“Kyai Muwafiq malah pingin penyair nasional bahkan internasional bisa membacakan puisinya di sini. Nanti kita berusaha untuk itu di even LAFEST selanjutnya,” kata Joni.
Di LAFEST #1 Minggir pada Sabtu (7/10) yang berlangsung sehari semalam suntuk, selain pembacaan puisi juga ada pentas musik, lomba baca puisi, dan kelas penulisan puisi yang hasil akhirnya diterbitkan menjadi buku.
ADVERTISEMENT