Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Perut Buncit, 578 dari 1.090 Pegawai Pemkot Yogya Alami Obesitas pada Tahun 2022
21 September 2023 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta tengah menggalakan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) untuk mendeteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) untuk pegawai di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai pekan ini.
ADVERTISEMENT
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2 PTM), Iva Kusdyarini, menjelaskan bahwa ada sejumlah penyakit tidak menular yang diskrining, mulai dari obesitas, hipertensi, diabetes melitus, hingga penyakit jantung.
Dari skrining sementara, obesitas dan hipertensi menjadi penyakit tidak menular yang paling banyak dialami oleh pegawai Pemkot Yogya. Kondisi ini menurut Iva memang sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya.
Pada skrining yang dilakukan pada tahun lalu misalnya, 50 persen lebih pegawai Pemkot Yogya ternyata mengalami obesitas sentral.
"Dari sekitar 1.090 yang diskrining, yang obesitas sentral itu sekitar 578. Berarti 50 persen lebih," kata Iva Kusdyarini saat dihubungi pada Kamis (21/9).
Sedangkan pegawai Pemkot Yogya yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi mencapai 182, atau sekitar 16 persen.
ADVERTISEMENT
"Diabetes hanya sedikit, 30 orang yang kita temukan," lanjutnya.
Terkait dengan obesitas sentral, Iva menjelaskan bahwa yang menjadi ukuran adalah lingkar perut yang melampaui batas ideal.
Seseorang dikatakan obesitas sentral adalah jika lingkar perutnya melebihi 80 cm untuk perempuan, sedangkan pada laki-laki di atas 90 cm.
Obesitas sentral ini turut diskrining karena seringkali ditemukan seseorang yang indeks massa tubuhnya (perbandingan antara tinggi dan berat badan) normal, tapi ternyata dia mengalami obesitas sentral.
"Jadi lingkar perutnya besar, gemuknya itu di perut, buncit begitu," kata dia.
Pola hidup kurang sehat disebut-sebut menjadi penyebab utama tingginya pengidap obesitas. Misalnya kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, kurang konsumsi buah dan sayur, serta terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap masyarakat, terutama di sini pegawai di Pemerintah Kota itu mulai sadar untuk melakukan deteksi dini dan sadar berperilaku hidup sehat sehingga ke depan penyakit tidak menular ini akan menurun," kata Iva Kusdyarini.