Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Sultan Kehujanan Pimpin Upacara, Pemda DIY: Sudah Disiapkan Payung, tapi Ditolak
4 Maret 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, hujan-hujanan saat memimpin upacara Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN) di Stadion Mandala Krida, Rabu (1/3). Meski hujan cukup deras, namun Sri Sultan tetap melanjutkan memimpin upacara sampai selesai tanpa dilindungi tenda ataupun payung.
ADVERTISEMENT
Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, mengatakan bahwa sebenarnya tim Protokol Humas Pemda DIY telah menyiapkan payung sebagai antisipasi jika terjadi hujan.
Namun ternyata saat hendak diberi payung, Sri Sultan menolaknya dan memilih melanjutkan memimpin upacara sambil hujan-hujanan.
“Kita sudah menyiapkan payung untuk antisipasi jika Beliau (Sri Sultan) ngersaaken (menghendaki). Tapi ternyata Beliau tidak kersa (menghendaki) dan tetap berdiri di depan hingga upacara selesai,” kata Ditya Nanaryo Aji, Jumat (3/3).
Ditya mengatakan bahwa sampai upacara selesai, Sri Sultan tidak beranjak dari tempatnya berdiri dan tetap memberikan penghormatan kepada bendera Merah Putih meskipun diguyur hujan.
“Sri Sultan yang bertindak sebagai pembina upacara seolah tidak terganggu dengan hujan yang terus turun sejak dirinya memasuki lapangan dan memimpin jalannya upacara,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ditya juga menjelaskan bahwa seringkali Sri Sultan memang memberikan instruksi tidak menggunakan lisan, tapi dengan cara mencontohkannya langsung. Menurutnya, sikap Sultan yang tidak beranjak dan tidak menghendaki menggunakan payung saat memimpin upacara seperti menginstruksikan agar generasi muda memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah dalam mencintai NKRI.
“Sesuai dengan wejangan Beliau yang mengatakan HPKN adalah refleksi bersatunya elemen bangsa dalam melawan penjajahan. Refleksi semangat rakyat, yang senantiasa menunjukkan keberanian dan ketangguhan. Beliau mencontohkan hal itu salah satunya dengan sikap seperti kemarin,” ujar Ditya Nanaryo Aji.