Konten Media Partner

Tanah Urug Ancam 374 Makam Leluhur, Warga Bantulan Sleman Setop Pembangunan Tol

20 Agustus 2024 13:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Dusun Bantulan, Kalurahan Margokaton, Seyegan, Sleman, menuntut makam leluhur mereka segera direlokasi. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Warga Dusun Bantulan, Kalurahan Margokaton, Seyegan, Sleman, menuntut makam leluhur mereka segera direlokasi. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga di Dusun Bantulan, Kalurahan Margokaton, Seyegan, Sleman, menyetop proses pembangunan jalan tol yang berada di dekat makam dusun mereka. Sebab, tanah urug tol di lokasi tersebut berpotensi longsor dan menimbun Makam Si Jambu, tempat pemakaman 374 leluhur mereka.
ADVERTISEMENT
Penyetopan proses pembangunan tol itu dilakukan warga sejak 9 Agustus kemarin hingga saat ini. Sebab, timbunan tanah urug tol tersebut hanya berjarak sekitar 1 sampai 3 meter saja dari pagar makam. Tinggi timbunannya juga sudah melebihi ketinggian pagar makam.
Warga khawatir, tanah timbunan tersebut longsor dan menimbun makam para keluarga dan leluhur mereka.
“Resahnya karena itu sudah ada timbunan, kalau nanti ada hujan, longsor, malah tertimbun,” kata warga setempat yang juga ahli waris di Makam Si Jambu, Tugimin (82), Selasa (20/8).
Makam Si Jambu di Seyegan, Sleman, yang terdampak pembangunan jalan tol. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Ahli waris lain, Satriyo, mengatakan bahwa timbunan tanah urug tersebut sudah terjadi sekitar 1 sampai 2 bulan terakhir. Melihat timbunan yang semakin tinggi dengan jarak yang sangat dekat dengan makam, maka pada 9 Agustus kemarin warga menyetop paksa proses pembangunan tol di sekitar makam.
ADVERTISEMENT
Warga sebenarnya sudah bertemu dengan pihak kalurahan untuk meminta solusi. Dan saat ini sudah disediakan lahan pengganti yang rencananya akan digunakan untuk merelokasi makam tersebut. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasan kapan proses relokasi itu akan dilaksanakan sehingga warga masih melakukan penyetopan paksa pembangunan tol tersebut.
“Kami setop sampai makam leluhur kami direlokasi. Malam pun warga ada yang jaga,” kata Satriyo.
Tanah urug tol yang berada persis di sisi Makam Si Jambu, Seyegan, Sleman. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Juru kunci Makam Si Jambu, Warsono (78), mengatakan bahwa sampai saat ini makam tersebut masih berfungsi normal. Setiap ada warga setempat yang meninggal, maka masih akan tetap dimakamkan di tempat tersebut karena belum ada lahan pengganti.
Ia menyebut, saat ini ada 374 makam yang ada di pemakaman Si Jambu. Bahkan, ada dua makam leluhur yang diyakini oleh masyarakat sebagai makam pendiri Dusun Bantulan, tempat tinggal mereka.
ADVERTISEMENT
“Ada Makam Ki Jambu dan Nyi Jambu. Itu yang dipercayai masyarakat sebagai cikal bakal wilayah ini,” kata Warsono.
Makam Si Jambu di Seyegan, Sleman, yang terdampak pembangunan jalan tol. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Karena itu, dia berharap agar proses relokasi makam tersebut segera dilakukan sebelum proyek pembangunan tol dilanjutkan.
Sementara itu, Jogoboyo Kalurahan Margokaton, Didik Harjunadi, mengatakan bahwa pihak Kalurahan telah berkirim surat ke Jasa Marga terkait dengan relokasi Makam Si Jambu. Saat ini sudah didapatkan tanah pengganti, yakni tanah kalurahan yang kini sedang dimanfaatkan sebagai kandang ternak oleh kelompok masyarakat.
“Tanggal 14 Agustus kemarin kita sudah mengajukan proposal, kita sudah buka rekening untuk pemindahan kandang. Tinggal menunggu pencairan pemindahan kandang, kalau pencairan pemindahan kandang itu sudah, terus kemudian lahannya disiapkan, baru bisa untuk pemindahan makam,” kata Didik Harjunadi.
ADVERTISEMENT