Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Wapres Ma'ruf Amin Resmikan Laboratorium Rujukan Riset Halal di Indonesia
22 April 2022 15:06 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, datang ke Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk meresmikan fasilitas riset pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang akan menjadi laboratorium rujukan riset halal di Indonesia. Selain untuk mendorong pemenuhan kebutuhan produk halal dalam negeri yang semakin besar, fasilitas riset ini juga bertujuan untuk mendorong ekspor produk halal ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak hanya sampai untuk memenuhi kebutuhan nasional, tapi kita juga ingin mengarahkan ke ekspor,” kata Ma’ruf Amin setelah meresmikan fasilitas riset pangan BRIN tersebut, Jumat (22/4).
Pemerintah menurutnya bahkan bertekad untuk menjadi pusat halal dunia pada 2024 nanti. Dia mengatakan, peluang Indonesia untuk menjadi pengekspor produk halal sangat besar. Sebab, negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim juga membutuhkan suplai produk pangan halal yang besar juga. Bahkan di negara-negara dengan mayoritas penduduk non-muslim menurutnya juga banyak umat Islam yang tinggal di sana dan butuh suplai produk pangan halal, termasuk para diaspora.
“Jadi permintaan produk halal ini semakin hari semakin meningkat. Dan kita punya komitmen mewujudkan Indonesia sebagai pusat halal dunia tahun 2024,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia saja, tingkat konsumsi pangan halal mencapai 170,2 miliar USD, dan diproyeksikan pada 2025 mendatang akan mencapai 247,8 miliar USD. Kebutuhan di tingkat global lebih besar lagi, dengan prediksi populasi penduduk muslim mencapai 30 persen dari total populasi dunia pada 2030, tingkat konsumsi produk pangan halal otomatis akan semakin besar. Pada 2027, diproyeksikan nilai pasar untuk industri makanan halal global akan mencapai 2,04 triliun USD.
Adapun peningkatan kebutuhan ini menurutnya karena jumlah penduduk Islam yang semakin banyak, serta kesadaran untuk mengonsumsi makanan halal semakin tinggi.
“Terutama di kalangan generasi muda, bukan hanya nasional tapi juga dunia,” tegasnya.
Namun kebutuhan produk pangan halal tersebut saat ini justru tidak disuplai oleh Indonesia, melainkan dari negara-negara dengan mayoritas penduduk non-muslim. Misalnya Ma’ruf Amin mencontohkan Korea Selatan, yang memiliki kontribusi terhadap suplai pangan halal ke dunia sangat besar. Bahkan Korea menurutnya memiliki perguruan tinggi yang khusus menangani produk pangan halal.
ADVERTISEMENT
“Kemudian ada juga Brasil, Thailand, Australia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, mengatakan bahwa fasilitas riset ini nantinya akan fokus pada dua hal, yakni substitusi dan deteksi. Produk-produk tertentu nantinya akan dideteksi menggunakan metodologi dan teknologi yang canggih, ketika ditemukan produk yang diragukan kehalalannya maka akan diganti dengan produk yang sudah jelas halal.
“Khususnya dari laut, karena kita punya banyak laut,” kata Laksana Tri Handoko.
Handoko juga berharap fasilitas riset yang baru ini dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia (SDM) periset tanah air. Sampai saat ini, BRIN telah memiliki tiga infrastruktur untuk mendukung riset dan inovasi produk halal. Semuanya menurut dia telah difasilitasi dengan instrumen penelitian canggih untuk mendukung riset pangan halal di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Ketiga laboratorium tersebut berada di Cibinong, Serpong, serta Playen-Gunungkidul,” ujarnya.
Untuk mendukung riset pangan halal ini, Handoko juga mengatakan pentingnya kolaborasi antara para peneliti di BRIN dengan berbagai pemangku kepentingan ekonomi syariah. Saat ini, BRIN menurut dia juga telah berkolaborasi dengan sejumlah lembaga seperti BPJKPH, KNEKS, BPOM, Pusat Kajian Sains Halal IPB, serta Institute for Halal Industry and System (IHIS) UGM.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyambut baik pembangunan fasilitas riset produk halal di wilayah DIY. Dia berharap, fasilitas ini nantinya akan mendukungengembangan produk halal dan sehat khas Indonesia, terutama produk-produk yang berasal dari bahan lokal dan komoditas pangan tradisional.
Apalagi fasilitas ini merupakan bagian dari open platform laboratory, dimana masyarakat juga bisa memanfaatkannya melalui skema tertentu. Fasilitas riset ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi pegiat usaha startup dan UMKM.
ADVERTISEMENT
“Kehadiran fasilitas riset pangan dengan open platform laboratory ini tentu akan memiliki kontribusi strategis dalam mendukung cita-cita Indonesia sebagai pusat halal pangan dunia tahun 2024,” kata Sri Sultan HB X.