Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Di Balik Kunjungan Perdana Menlu Vanuatu ke Indonesia
19 Juni 2024 6:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Pandu Utama Manggala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buah Diplomasi Indonesia dan Kemajuan Pembangunan Papua
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Vanuatu kerap muncul di pemberitaan media nasional dan internasional karena kritik tajamnya kepada Indonesia. Hampir di sepanjang gelaran Majelis Sidang Umum PBB dari tahun 2016 hingga 2021, Vanuatu selalu melontarkan kritiknya terhadap dugaan pelanggaran HAM di Papua.
Namun, sejak Sidang Umum PBB ke-77 tahun 2022, Vanuatu tidak pernah mengangkat kembali isu Papua, dan bahkan kini Vanuatu telah sampaikan rencana membuka Kedutaan Besarnya di Jakarta.
Apa yang membuat sikap Vanuatu kini sangat menghormati integritas kedaulatan Indonesia?
Setidaknya ada dua hal yang melandasi perubahan sikap Vanuatu ini.
Pertama, ini adalah buah kekonsistenan diplomasi Indonesia di kawasan Pasifik. Sejak tahun 2019, Menlu RI meluncurkan visi 'Pacific Elevation' yang ditujukan untuk semakin memperkokoh hubungan dengan negara-negara Pasifik, dengan kerja sama ekonomi menjadi salah satu pilar utamanya.
ADVERTISEMENT
Sebagai sesama negara Pasifik, Indonesia tentunya berbagi tantangan yang sama dengan negara lain di Pasifik seperti kenaikan air laut dan perubahan iklim. Karena itulah, Pemerintah Indonesia juga miliki komitmen yang tinggi untuk mendukung pembangunan di negara-negara Pasifik, termasuk Vanuatu.
Selama periode 1999-2021 Indonesia telah memberikan 211 bantuan teknis dan pembangunan yang melibatkan sekitar 1.900 peserta dari negara-negara Pasifik.
Bantuan tersebut diberikan secara tailor-made, menyesuaikan dengan keperluan negara-negara penerima, sehingga di situ ada ownership dari negara-negara Pasifik. Di Vanuatu misalnya, Indonesia turut mendukung rekonstruksi area VIP Bandara Port Vila pasca-bencana Topan Judy dan Kevin pada Maret 2023.
Guna mendorong kerja sama ekonomi yang lebih konkret, Indonesia juga telah jajaki kemungkinan pemberian fasilitas Generalized System of Preference (GSP) kepada negara Pasifik. GSP sendiri adalah fasilitas pembebasan tarif bea masuk yang akan semakin memudahkan negara-negara Pasifik mengakses pasar Indonesia yang besar.
ADVERTISEMENT
Arah kerja sama ekonomi dan dukungan pembangunan ini jelas, yakni memastikan kawasan Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Kedua, Vanuatu mengapresiasi komitmen tinggi Pemerintah Indonesia untuk membangun Papua.
Pemerintah Indonesia saat ini terus bekerja keras untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat, termasuk di Papua.
Selama hampir 10 tahun, Pemerintah Indonesia mengakselerasi pembangunan infrastruktur di Papua. Diantaranya dengan membangun lebih dari 1.098 km jalan dan 3.462 jalan tol Trans Papua; 10 bandara baru; 6 pelabuhan; dan 3 pos lintas batas yang modern, yakni di Skouw, Sota dan Yetetkun.
Selain itu, dukungan terhadap pemberdayaan kapasitas masyarakat Papua juga menjadi prioritas. Beberapa diantaranya melalui pengembangan Papua Youth Creative Hub yang diharapkan dapat menjadi 'Silicon Valley-nya' Papua, pembangunan jalur fiber-optik Ring Palapa Timur dan meningkatkan jalur kelistrikan di seluruh wilayah Papua hingga mencapai 94,55%.
ADVERTISEMENT
Berbagai pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat Papua tersebut telah meningkatkan Index Pembangunan Manusia (Human Development Index/HDI) di Papua sepanjang 10 tahun terakhir. Di Provinsi Papua Barat misalnya, HDI pada 2022 tercatat 65,89%, meningkat dari level tahun 2010 yakni 59,6%.
Tingkat kemiskinan di Papua pun semakin turun. Provinsi Papua Barat mencatat penurunan masyarakat miskin yang signifikan, dari 41,8% (2002) ke 21,43% (2022). Sementara di Provinsi Papua, kemiskinan turun dari 39,31% (2007) menjadi 26,8% (2022).
Sebagai bangsa yang memiliki lebih dari 13 juta penduduk ras Melanesia yang tersebar di 9 Provinsi di Indonesia Timur, Indonesia akan terus memperkuat kemitraan dengan negara Pasifik secara inklusif, termasuk dengan Vanuatu. Dengan pendekatan yang inklusif, Indonesia yakin bahwa hasilnya akan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Lembaran baru hubungan Indonesia - Vanuatu harus terus diwarnai dengan semangat kolaborasi dan dialog yang konstruktif guna membangun mutual respect dan mutual trust diantara kedua negara. Dan komitmen Indonesia tegas, Indonesia akan terus tingkatkan kerja sama dengan Vanuatu ke level yang lebih tinggi: strong like a Garuda and noble like a Vanuatuan warrior !