Konten dari Pengguna

Seni Patung dan Kain Ikat ala Desa Tumbur

Pardi Pay
Traveler dan Seorang Pembelajar
22 Agustus 2017 0:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pardi Pay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Wisata Tumbur,Saumlaki.. Hanya butuh waktu perjalanan 10 menit dari bandara untuk sampai ke desa wisata tersebut. Kami disambut oleh kepala desa Pak Saur beserta jajaran aparat desa Tumbur. Kami diajarkan langsung cara membuat kerajinan pahatan kayu dan Tenun ikat khas Desa Tumbur. Kami disambut warga dengan sangat ramah, walaupun pertama kali kami bertemu namun seperti sudah keluarga sendiri, Penyambutan dilaksanakan di Kantor Desa Tumbur, tak Lupa kami menghibur anak-anak dengan ukulele yang dibawa oleh Peserta. Aku bernyanyi dan menari bersama anak-anak desa Tumbur. Terlihat merek
Seni Patung dan Kain Ikat ala Desa Tumbur
zoom-in-whitePerbesar
a sangat ceria dalam menyanyikan lagu. Kami membawakan lagu Potong Bebek Angsa, Topi Saya Bundar, 17 Agustus 1945, dan lagu daerah “Lodo Resim” dalam bahasa Indonesia berarti “Jauh di rantau”. Lagu tersebut menceritakan rindunya seorang anak yang jauh di rantau terhadap orang tua dan kampung halaman nya.
ADVERTISEMENT
Aku terharu dengan mereka, Meskipun banyak kekurangan,semangat mereka sangat besar untuk belajar tanpa mengeluh. saya mendoakan yang terbaik agar mereka menjadi pemimpin di generasi mendatang.
…dan tak lupa aku foto selfie dengan adik-adik manis ini yaa…Aku mulai berpikir, Sudah 72 tahun indonesia Merdeka,namun masih banyak kekurangan dalam berbagai hal, khususnya didesa ini dari segi pendidikan dan kesejahteraan.
Selepas puas bernyanyi dan menghibur warga, kami dihidangkan makan siang ala tradisi "Bakar Batu". Ciri Khas memasak yang unik berupa batu dibakar dan dipendam dengan daun keladi bersamaan dengan berbagai makanan. Kami disuguhi oleh Mamak Mery,Istri Pak Kaur sajian berupa ubi bakar dan Lele Kasbi,sejenis Makanan berbahan parutan kelapa dan gula merah serta dibungkus daun pisang (kalo di Sunda bernama Timus). Saat mencoba,rasanya enak…apalagi dimakan saat hangat-hangat dan dengan cara tradisional tanpa bahan pengawet…Wanginya itu bikin ketagihan loh…Hehehe
ADVERTISEMENT
17Saumlaki KumparanGetAway