Konten dari Pengguna

Refleksi Seksualitas dalam Film The Danish Girl

Pasca Adha Pratama
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Social Media Addicter, Podcaster, Gamers
25 Desember 2020 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pasca Adha Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lili and Gerda
zoom-in-whitePerbesar
Lili and Gerda
ADVERTISEMENT
Persoalan transgender selalu menjadi pro dan kontra di masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, semua hal-hal yang berkaitan dengan transgender selalu dikaitkan dengan isu-isu yang berkembang di masyarakat. Seperti masalah identitas gender, masalah kecantikan, masalah agama, dan masalah sosial. Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan transgender selalu menjadi sorotan media massa Indonesia, khususnya Instagram.
ADVERTISEMENT
Anindita Ayu Pradipta dalam artikel berjudul Representasi Transgender dan Transeksual dalam Pemberitaan di media Massa: Sebuah Tinjauan Analisis Wacana Kritis yang dimuat dalam jurnal Indonesian Journal of Criminology No. 9 Vo.2 tahun 2013 menyebutkan bahwa Transgender adalah seseorang yang mengenakan atribut-atribut gender yang berlainan dengan apa yang ada di masyarakat.
Dalam dunia perfilman banyak juga, film-film yang mengangkat isu transgender, baik itu biografi ataupun fiksi. Tema transgender yang ditampilkan di layar lebar memang selalu menjadi kontroversi hampir di setiap belahan dunia. Tentu, keberadaan kaum transgender dinilai masih belum bisa diterima. Ada beberapa film yang membahas tentang transgender seperti A Fantastic Woman, The Adventures of Priscilla, Queen of the Desert, The Danish Girl, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Membahas tentang film, The Danish Girl. Film The Danish Girl ini sendiri adalah film biografi yang menceritakan kisah seorang Einar Wegener seorang Pelukis terkenal. Berlatar tahun 1920-an, The Danish Girl didasarkan pada kisah nyata tentang seorang transgender pertama di dunia. Einar Wegener diperankan oleh aktor berbakat Eddie Redmayne, semula terlahir sebagai seorang pria, namun seiring berjalannya waktu Einar mulai merasa sebagai seorang yang terjebak didalam tubuh seorang laki-laki, maka terlahirlah karakter Lili Elbe.
Apa yang saya lihat di film ini, Tom Hooper sebagai director lebih menekankan pada akting-akting pemainnya. Apalagi di sini, Redmayne juga memainkan karakter lain gender yaitu Lili Elbe. Cara dia belajar menjadi Lili, gerak tubuh yang anggun, ucapan halus, dll. Ini terbukti dan Memang film ini sangatlah menarik
(Kiri) Einar Wegener a.k.a Lili Asli, (Kanan) Einar Wegener a.k.a Lili saat diperankan oleh Eddie Redmayne.
Tak kalah dengan Eddie Redmayne yang merupakan aktor sukses dengan perannya sebagai Stephen Hawking, Vikander juga tak kalah menawan. Dalam The Danish Girl, Vikander atau Gerda adalah penggambaran wanita yang kuat. Terlepas dari Einar yang ragu-ragu dalam mencari identitas, Gerda bergulat dengan kariernya. Ditambah dengan kesedihan yang dia rasakan karena suaminya yang “hilang” menjadi Lili. Dalam film The Danish Girl, kita tahu bahwa Einar Wegener menderita krisis identitas.
ADVERTISEMENT
Nur Hidayah & Huriati dalam artikel yang berjudul Krisis Identitas Diri pada Remaja, yang dimuat dalam jurnal Sulesana No. 10 Vo. 1 tahun 2016 menyebutkan bahwa Krisis identitas adalah tahap untuk membuat keputusan terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan dengan pertanyaan mengenai identitas dirinya.
Krisis identitas merupakan fenomena yang dapat terjadi dalam kehidupan seseorang. Ketika seseorang memasuki lingkungan baru, seperti tempat kerja yang memiliki nilai dan pandangan yang berbeda dari apa yang mereka pegang, mereka akan beradaptasi dengan nilai-nilai tersebut atau menantang nilai-nilai yang mereka pegang. Hal ini memicu masalah baginya dimana dia berjuang untuk menggabungkan nilai-nilai organisasi dengan nilai-nilai pribadinya. Krisis ini sering terjadi pada remaja yang sedang mengalami masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Tetapi krisis identitas juga bisa muncul pada setiap tahap kehidupan dan usia.
ADVERTISEMENT
Film ini mendapat respon pro dan kontra karena isu transgender yang dinilai terlalu sensitif bagi sebagian kelompok, namun upaya dan tekad Lili untuk mendapat identitasnya patut dicontoh oleh pihak lain.
Pasca Adha Pratama, mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta