Konten dari Pengguna

Bagaimana Cara Terbaik Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan?

CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives
CISDI adalah sebuah think tank independen yang berfokus pada perbaikan sistem pelayanan kesehatan untuk pencapaian SDGs Goal 3. Salah satu programnya, Pencerah Nusantara adalah gerakan pemuda yang bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer di daerah terpencil di Indonesia. Dikelola oleh CISD
17 Maret 2020 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hari Perempuan Internasional sudah berlalu, namun semangat kesetaraan gender selalu relevan hingga sekarang. (Sumber Gambar: pexels.com)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Perempuan Internasional sudah berlalu, namun semangat kesetaraan gender selalu relevan hingga sekarang. (Sumber Gambar: pexels.com)
ADVERTISEMENT
Hari perempuan internasional baru terselenggara beberapa hari lalu, namun semangatnya masih pantas diperjuangkan sampai kapanpun. Kesetaraan gender, yang menjadi semangat awal perayaan itu, sadar atau tidak telah menjadi norma yang diperjuangkan selama beberapa milenium ke belakang. Namun demikian, muncul kekhawatiran bahwa kecenderungan mendorong kesetaraan gender hanya mampu memberikan manfaat kepada kelompok gender tertentu saja.
ADVERTISEMENT
Sebab kekhawatiran itu memiliki dasar kuat. Beberapa tahun ke belakang laju menuju kesetaraan gender di dunia kian melambat. Dalam laporan UNDP 2020 Human Development Perspectives, dengan laju yang sekarang ada, dunia membutuhkan 257 tahun untuk mengatasi kesenjangan gender. Di sisi lain, Global Gender Gap Report 2020 dari World Economic Forum (WEF) masih menempatkan Indonesia pada posisi ke-85 dari 153 negara atau tidak beranjak sama sekali dari 2018 dalam hal kesetaraan gender.
Dalam catatan WEF itu, diketahui bahwa Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam soal ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, meskipun jurang partisipasi politik antar-gender justru melebar. Dalam catatan itu, representasi perempuan di parlemen menurun dari 19,8 persen menjadi 17,4 persen dan dalam kabinet menurun dari 26 persen menuju 24 persen. Padahal, partisipasi politik merupakan elemen penting untuk memenuhi hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Lantas, apakah ada cara terbaik untuk mewujudkan kesetaraan gender?
ADVERTISEMENT
Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah suatu kondisi kesepadanan yang terjadi dalam masyarakat ketika perempuan maupun laki-laki memiliki kesamaan akses dalam urusan sosial, ekonomi, pendidikan, ataupun persoalan lainnya. Lebih tegas, Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan bahwa hak, kewajiban, maupun kesempatan seorang individu tidak boleh bergantung pada status gender mereka atau singkatnya, setiap orang memiliki hak yang sama.
Kesetaraan gender merupakan hak fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. (Sumber Gambar: pexels.com)
PBB bahkan menekankan kesetaraan gender bagi semua adalah hak fundamental yang dimiliki oleh setiap manusia. Pernyataan itu mengakar dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ayat pertama yang jelas menyatakan bahwa, “Setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama.” Gerakan perempuan hadir dalam setiap lintasan sejarah, mendukung aspek-aspek kesetaraan gender yang merentang dari persoalan kekerasan, perbedaan upah, hingga stereotipe.
ADVERTISEMENT
Kesetaraan gender, kembali menurut PBB, merupakan persoalan krusial untuk mencapai masyarakat yang damai dan mampu memfasilitasi seluruh potensi manusia serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Kesetaraan gender masuk dalam agenda tujuan pembangunan berkelanjutan kelima dengan penekanan bahwa perempuan masih mengalami diskriminasi dan kekerasan di berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu pantas dikatakan, kesetaraan gender bukan hanya tujuan pembangunan, namun juga cara untuk mewujudkan pembangunan yang adil.
Pengarusutamaan Gender
Pengarusutamaan gender merupakan salah satu strategi utama untuk mencapai kesetaraan gender. (Sumber Gambar: pexels.com)
Kendati memiliki keutamaan yang sangat mulia, kesetaraan gender di berbagai belahan dunia masih sulit tercapai secara utuh. Aspek sosial dan budaya memiliki andil besar menyulitkan upaya mewujudkan kesetaraan gender. PBB mencatat banyak tugas besar pemerintah dunia untuk mewujudkan kesetaraan gender. Secara global, 750 juta perempuan masih menikah pada umur di bawah 18 tahun. Di sisi lain, 1 dari 5 perempuan di dunia masih mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh teman maupun kerabat dekat.
ADVERTISEMENT
Melihat posisi yang selalu tidak diuntungkan, partisipasi perempuan dalam merumuskan kebijakan merupakan kunci mewujudkan kesetaraan gender. Prinsip ini merupakan bagian dari sebuah strategi perubahan sosial bernama pengarustamaan gender. UNFPA mencatat bahwa pengarusutamaan gender adalah strategi untuk memasukkan persoalan gender dalam tahapan analisis, formulasi, dan pemantauan sebuah kebijakan, program, maupun proyek yang dikerjakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
Pengarusutamaan gender tidak lain bertujuan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan memperkuat kehadiran perempuan dalam aktivitas pembangunan. Swedish International Development Cooperation Agency (Sida) merangkum beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melakukan strategi pengarusutamaan gender yang efektif dalam 3 tahapan.
Pertama, pengarusutamaan gender perlu dimulai melalui tahapan analisis gender. Analisis gender adalah beragam metode yang digunakan untuk memahami hubungan antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam soal akses terhadap sumber daya, aktivitas, dan hambatan yang dialami. Analisis gender berfungsi menyediakan informasi yang memperhitungkan aspek-aspek gender beserta hubungannya dengan ras, etnisitas, budaya, kelas, dan umur yang berpengaruh pada kondisi ekonomi, sosial, dan hukum perempuan maupun laki-laki. Informasi-informasi ini layak dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan lantaran memiliki keunikan masing-masing.
ADVERTISEMENT
Peran gender dalam konteks analisa gender memengaruhi aktivitas individu. Lebih jelas, laporan Sida membagi beberapa peranan individu, yakni peran produktif, reproduktif, dan komunitas. Ketiga peran memiliki kecenderungan berbeda ketika dikerjakan oleh gender yang berbeda. Peran produktif atau peran untuk mendapatkan penghasilan, sebagai contoh, yang dilakukan oleh laki-laki umumnya terjadi melalui aktivitas di luar ruangan. Sementara itu, peran produktif perempuan terjadi dalam ruang-ruang domestik sangat kurang dihargai. Itu sebabnya, kebijakan untuk meningkatkan pendapatan yang hanya berfokus pada kerja-kerja formal atau kantoran kerap hanya menguntungkan laki-laki.
Kedua, pengarusutamaan gender memerlukan proses identifikasi. Proses identifikasi merupakan penghubung antara tahapan analisis gender dengan pendekatan setelahnya. Adapun dalam laporan Sida dikatakan proses ini perlu memperhitungkan objektif, kebutuhan suatu masyarakat, dan memiliki orientasi tindakan yang jelas.
ADVERTISEMENT
Ketiga, strategi pengarusutamaan gender perlu menerapkan beberapa pendekatan, di antaranya integrasi kesetaraan gender, kegiatan gender yang ditargetkan, dan dialog yang sadar gender. Integrasi kesetaraan gender merupakan upaya untuk menerapkan kesetaraan gender dalam beragam konteks dan kondisi, seperti mengikutsertakan perempuan dalam aktivitas produktif di luar ruangan.
Sementara itu, pendekatan kegiatan gender yang ditargetkan adalah serangkaian aktivitas yang menargetkan kelompok tertentu dalam isu kesetaraan gender, seperti gerakan perempuan di Irak yang mengusung gagasan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Di sisi lain, pendekatan dialog sadar gender merujuk pada upaya mempertemukan kelompok gender tertentu dengan pemangku kepentingan, seperti pemerintah untuk membahas isu-isu strategis terkait gender.
Strategi pengarusutamaan gender dapat berlangsung baik ketika tahapan analisis gender, identifikasi, dan pemilihan pendekatan dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Pengarusutamaan gender juga memungkinkan keterlibatan perempuan sebagai kelompok yang kerap dirugikan dalam masyarakat memiliki tempat untuk bersuara. Hingga hari ini pemerintah Indonesia telah memiliki Inpres No. 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional.
ADVERTISEMENT
Itu merupakan komitmen awal yang sangat baik untuk mengatasi persoalan gender di Indonesia. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pengarusutamaan gender pada persoalan representasi politik dalam parlemen. Ketika hal tersebut berjalan baik, jurang partisipasi politik yang terbuka di Indonesia seperti dalam laporan World Economic Forum bisa teratasi perlahan dan upaya mewujudkan kesetaraan gender yang adil serta tidak mendiskriminasi semakin mungkin tercapai.
Selamat Hari Perempuan Internasional!
Sumber:
https://www.unfpa.org/gender-equality, diakses pada 10 Maret 2020
https://www.un.org/sustainabledevelopment/gender-equality/, diakses pada 10 Maret 2020
UNDP. 2020. 2020 Human Development Perspectives Tackling Social Norms: A game changer for gender inequalities. New York: UNDP.
Swedish International Development Cooperation Agency (Sida). 2015. The Gender Tool Box. Stockholm: Sida.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Amru Sebayang