Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ini Beragam Prediksi Akhir Pandemi COVID-19 di Indonesia
CISDI adalah sebuah think tank independen yang berfokus pada perbaikan sistem pelayanan kesehatan untuk pencapaian SDGs Goal 3. Salah satu programnya, Pencerah Nusantara adalah gerakan pemuda yang bertujuan untuk memperkuat layanan kesehatan primer di daerah terpencil di Indonesia. Dikelola oleh CISD
30 April 2020 13:53 WIB
Tulisan dari CISDI Center for Indonesia Strategic Development Initiatives tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa laporan media, tokoh-tokoh dunia seperti Bill Gates dan Michael Levitt memprediksi kapan pandemi COVID-19 di dunia berakhir. Namun sayang sebagian besar prediksi tersebut didasarkan pada asumsi masing-masing. Berbeda dengan Gates dan Levitt, Beberapa instansi juga memprediksi kapan pandemi COVID-19 di Indonesia berakhir berdasarkan metode ilmiah. Instansi mana saja yang melakukan prediksi? Apa yang mereka prediksikan?
ADVERTISEMENT
Alumni Matematika Universitas Indonesia (UI)
Matematikawan dari Perkumpulan Alumni Departemen Matematika UI menerbitkan makalah bertajuk “Akan sampai kapan perjuangan kita melawan pandemi Covid-19”. Penelitian ini menggunakan Model Matematika SIRU (Suspectible, Infected, Reported, Unreported) untuk melakukan prediksi beberapa skenario pandemi COVID-19 yang bisa terjadi di masa depan.
Mereka menggunakan data dari kawalcovid19.id yang bermula dari tanggal 2-29 Maret 2020. Data-data tersebut dimasukkan ke dalam kurva eksponensial untuk dihitung secara matematis agar mendapatkan jumlah estimasi kasus. Nilai estimasi ini yang kemudian digunakan untuk menghitung nilai awal dari beberapa kuantitas kasus pada model SIRU, yakni infected dan unreported case.
Berdasarkan data yang ditampilkan terlihat bahwa jumlah orang yang terinfeksi lebih banyak dari yang terkonfirmasi positif. Berdasarkan hal itu, pandemi COVID-19 diprediksi akan mencapai puncak pada 16 April 2020 dengan jumlah kasus positif mencapai 546 kasus positif baru dan akumulasi kasus positif mencapai 17.000. Pandemi diperkirakan mereda pada Mei hingga awal Juni 2020.
ADVERTISEMENT
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Dr. Nuning Nuraini, Lektor Kepala Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ITB, bersama beberapa rekan melakukan serangkaian penelitian menggunakan Model Logistik Richard’s Curve. Mereka menghitung parameter kasus COVID-19 di 5 negara, yakni Tiongkok, Italia, Iran, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Berdasarkan penghitungan parameter tersebut, peneliti menghitung laju awal pertumbuhan, asumsi batas atas penderita, dan efek asimtomatik.
Parameter-parameter tersebut kemudian diestimasi dengan Least Square Method untuk menampilkan kurva yang mampu merepresentasikan dinamika orang-orang yang terinfeksi COVID-19 di setiap negara yang ditinjau. Kurva ini dianggap cukup representatif. Sebagai contoh, jumlah orang dengan infeksi COVID-19 di Tiongkok cenderung tidak bertambah pada angka sebesar 80.000 kasus dan jumlah kasus baru mengalami penurunan signifikan sejak 5 Februari 2020.
ADVERTISEMENT
Setelah dibuatkan model untuk 5 negara berdasarkan Kurva Richard, parameter yang diperoleh digunakan untuk melakukan simulai jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Model Korea Selatan digunakan untuk menghitung proyeksi kasus di Indonesia lantaran tren kasus di Korea Selatan relatif mirip dengan yang terjadi di Indonesia.
Kapan pandemi ini berakhir menurut ITB? Instansi mana lagi yang juga melakukan prediksi akhir pandemi? Simak catatan lengkapnya di sini.