Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hoarding Disorder: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Penyebabnya
26 November 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pengertian dan Istilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang, mungkin hoarding disorder adalah istilah yang masih terdengar asing. Pengetahuan tentang kesehatan mental, termasuk hoarding disorder , memang masih belum merata di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Informasi mengenai gangguan ini lebih banyak beredar di kalangan profesional kesehatan mental daripada masyarakat umum. Edukasi mengenai gejala, dampak, dan penanganannya juga masih terbatas sehingga istilah ini jarang muncul dalam percakapan sehari-hari.
Hoarding Disorder adalah Salah Satu Gangguan Psikologis
Hoarding disorder adalah kondisi mental saat seseorang merasa cemas atau kesulitan untuk membuang atau melepaskan barang-barang yang mereka miliki. Meskipun sebenarnya barang tersebut mungkin tidak memiliki nilai fungsional atau emosional yang penting.
Orang dengan hoarding disorder sering mengumpulkan barang-barang dalam jumlah yang sangat besar hingga menciptakan tumpukan yang mengganggu ruang hidup mereka. Dalam beberapa kasus, hal ini bahkan menimbulkan bahaya bagi keselamatan mereka.
Kebiasaan ini lebih erat kaitannya pada gangguan mental yang melibatkan ketidakmampuan mengelola atau membuang barang. Ditambah dengan rasa cemas atau distress yang tinggi terkait dengan tindakan membuang atau melepaskan benda tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku Recognizing and Treating Hoarding Disorder: How Much Is Too Much?, Carol Mathews, (2020), ciri-ciri dari hoarding disorder antara lain:
ADVERTISEMENT
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab hoarding disorder bisa sangat bervariasi. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan ini adalah:
1. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hoarding disorder dapat memiliki komponen genetik. Jika seseorang dalam keluarga memiliki gangguan ini, anggota lain dalam keluarga tersebut lebih berisiko mengalaminya.
2. Trauma atau Stres Psikologis
Pengalaman traumatis atau peristiwa kehidupan yang stres, seperti kehilangan orang yang disayangi atau bencana alam, dapat memicu atau memperburuk hoarding disorder. Barang yang ditimbun bisa menjadi simbol rasa aman atau cara untuk mengatasi kehilangan.
3. Gangguan Kecemasan atau Depresi
Banyak orang dengan hoarding disorder juga mengalami gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Mereka mengumpulkan barang sebagai cara untuk meredakan kecemasan atau menghindari perasaan tidak nyaman.
4. Faktor Lingkungan dan Pola Pengasuhan
Beberapa ahli berpendapat bahwa pola pengasuhan atau pengalaman masa kecil dapat berkontribusi terhadap perkembangan hoarding disorder. Misalnya, jika diajarkan untuk "menyimpan segala sesuatu", mereka cenderung mengembangkan perilaku menimbun saat dewasa.
ADVERTISEMENT
5. Masalah Pengolahan Informasi
Penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan hoarding disorder kesulitan dalam mengorganisir dan memproses informasi tentang barang. Mereka mungkin tidak dapat menilai secara objektif apakah suatu barang itu penting atau tidak.
Hoarding disorder adalah gangguan psikologis yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Jika seseorang mengalaminya, sebaiknya mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berpengalaman untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang sesuai. (DNR)