Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbedaan Bihun dan Soun, Mana yang Lebih Sehat?
24 Agustus 2023 14:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Perbedaan Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perbedaan bihun dan soun kerap tidak dipahami oleh banyak orang, khususnya bagi mereka yang masih awam. Padahal, jika dilihat dengan seksama, kedua jenis mi tersebut jelas berbeda.
ADVERTISEMENT
Bihun terbuat dari beras, sedangkan soun terbuat dari pati kacang hijau. Keduanya biasa digunakan dalam olahan sederhana khas Nusantara seperti sop, ketoprak, bakso, risol, dan lain-lain.
Negara lain biasa menyebutnya dengan istilah bihon, bijon, bifun, mehon, dan vermicelli. Agar lebih memahami perbedaan bihun dan soun, simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Perbedaan Bihun dan Soun
Jika dilihat dari bentuknya, bihun dan soun terlihat sangat mirip. Namun, ternyata ada sejumlah perbedaan yang kerap tidak disadari oleh banyak orang, yakni:
1. Bahan dasar
Bihun terbuat dari beras atau amilosa. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara dikukus atau direbus. Sementara soun terbuat dari pati kacang hijau atau amilopektin yang dibuat dengan cara direbus.
ADVERTISEMENT
2. Tekstur
Saat masih mentah, tekstur bihun cenderung lebih rapuh dan gampang patah. Namun, ketika sudah dimasak, teksturnya berubah menjadi lebih lembut dan kenyal.
Sedangkan soun sangat lentur dan kuat saat masih mentah. Mengutip buku Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet karya Suyanti, ketika sudah dimasak, soun memiliki tekstur yang sangat lembut, tapi tidak kenyal.
3. Proses pembuatan
Pada pembuatan bihun, beras digiling menjadi tepung, dimasak, dan dicetak menjadi benang-benang. Kemudian, cetakan bihun tersebut dikeringkan dan dijual dalam bentuk lipatan persegi panjang.
Sementara soun diolah dengan cara mencampurkan suspensi pati kacang hijau (95%) dengan kacang hijau yang telah digelatinisasi (5%) sampai membentuk adonan yang lembut. Lalu adonan tersebut dimasukkan ke dalam feeder berlubang.
Selanjutnya, adonan direbus di air panas bersuhu 95 °C. Karena suhunya stabil, untaian soun yang sudah matang tidak mudah putus. Nantinya, adonan tersebut akan dikeringkan dalam oven terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
ADVERTISEMENT
4. Jenis olahan
Sebenarnya, jenis olahan bihun dan soun bisa disesuaikan dengan selera masing-masing. Namun biasanya bihun digunakan dalam olahan ketoprak, bakso, gado-gado, bihun goreng, dan tahu isi. Sedangkan soun biasanya ditemui di olahan sop dan isi pastel atau risol.
Kandungan Gizi Bihun
Ditinjau dari nilai gizinya, bihun mengandung banyak karbohidrat dan energi. Namun, kandungan proteinnya cenderung lebih rendah.
Dikutip dari buku Membuat Mi dan Bihun karya Dr. Ir. Made Astawan (2000), berikut komposisi gizi bihun per 100 gram:
Berdasarkan kandungan gizi tersebut, dapat disimpulkan bahwa seporsi bihun cukup untuk sarapan pagi. Namun, tidak cukup untuk makan siang.
ADVERTISEMENT
Setelah beraktivitas selama 6 jam, tubuh memerlukan energi dalam jumlah yang lebih besar. Seporsi bihun saja tidak cukup untuk memulihkan stamina tubuh sampai sore atau malam hari.
Agar asupan gizinya optimal, olahan bihun tersebut harus ditambahkan dengan bahan-bahan lain, seperti telur, ayam, bakso, udang, ikan, dan lainnya.
Tujuannya, yaitu untuk menambah asupan protein. Olahan bihun juga bisa ditambah sayuran seperti wortel, tomat, sawi, mentimun, dan lainnya untuk meningkatkan kadar vitamin, mineral, dan serat dalam tubuh.
Kandungan Gizi Soun
Mengutip jurnal Analisis Efisiensi dalam Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Sohun di Kabupaten Cirebon karya Aminah (2013), soun kaya akan karbohidrat, protein, lemak, dan serat. Dalam 100 gram soun, terdapat kandungan gizi seperti berikut:
ADVERTISEMENT
Menurut sejumlah ahli, soun bagus untuk diet karena memiliki indeks glikemik yang rendah, yakni 39. Oregon State University menyatakan bahwa indeks glikemik adalah jumlah dan jenis makanan yang dapat meningkatkan glukosa darah setelah makan.
(MSD)