Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Redam Sakit Hatimu karena Body Shaming Tak Sepenuhnya Jahat
6 April 2023 20:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Fillar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Body Shaming merupakan sebuah tindakan mengomentari penampilan fisik dengan makna dan tujuan menghina fisik, membandingkan penampilan fisik atau hanya sekadar membuat candaan terhadap penampilan fisik seseorang. Aspek penampilan fisik yang kerap menjadi sasaran body shaming biasanya mencakup penampilan seperti berat badan, tinggi badan, karakteristik rambut dan warna rambut, penampilan (tato atau tindik), noda yang ada di wajah (jerawat, kerutan & bekas luka) dan kecacatan pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Body Shaming bisa menargetkan penampilan fisik sehingga membuat korban merasa kehilangan harga diri atas kodrat kemaskulinannya dan kefeminimannya. Misalnya ada seorang pria dengan pinggul lebar, dada yang menonjol, atau kekurangan bulu pada wajah (kumis & janggut) terkadang dicela karena terlihat feminim dan demikian pula ada seorang wanita yang harga diri gendernya tercela karena memiliki kumis, bahu yang lebar dan dada yang kecil membuat wanita dengan penampilan seperti ini akan dikaitkan bahwa dia sama sekali tidak memiliki sisi feminim.
Body Shaming kerap terjadi baik verbal maupun non-verbal (tulisan) ketika seorang pelaku mengobjekan penampilan fisik korban (terutama mereka yang tidak memenuhi standar kecantikan) dengan tujuan mencairkan suasana sehingga menimbulkan tawa atau hanya sekadar ujaran kebencian, hal ini bisa terjadi baik secara langsung maupun melalui sosial media. Tindakan seperti ini tentunya memiliki faktor yang memicu sehingga body shaming terjadi. Ada 3 penyebab body shaming :
ADVERTISEMENT
1. Standar Kecantikan
Salah satu faktor pembentuk standar kecantikan di Indonesia adalah karena Indonesia bekas negara jajahan eropa sehingga menciptakan dampak post-kolonillaisme yang memberikan warisan sudut pandang terhadap standar kecantikan di Indonesia dengan kriteria berat badan ideal, berkulit putih, berhidung mancung dan memiliki tinggi yang badan yang ideal.
2. Pengaruh Media
Memang faktanya Indonesia sudah terlepas dari masa jajahan tapi pada zaman modern dan globalisasi seperti ini negara maju yang memiliki kekuatan dalam penyebar luasan media akan sangat mudah menjajah negara-negara yang berkembang dengan memasukkan aspek budaya yang ada termasuk standar kecantikan yang dimiliki oleh mereka seperti contoh masuknya standar kecantikan negara Korea ke Indonesia.
3. Bullying
Bullying merupakan sebuah tindak penindasan yang sengaja dilakukan perorangan atau kelompok dengan tujuan mendapatkan suatu hal yang bisa menjadikan mereka sosok superior. Bullying tidak akan terlepas dari body shaming karena bullying memiliki sifat yang sama yaitu menindas korban dengan target ketidaksempurnaan dari si korban dan ketika si korban merasa jatuh terpuruk maka ada kepuasan dari pelaku bullying atau body shaming.
ADVERTISEMENT
Tentunya tindakan body shaming memiliki ragam dampak emosional negatif seperti tersinggung, penurunan harga diri sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap fisiknya (terutama aspek fisik yang menjadi target Body Shaming), kecemasan, dismorfia tubuh bahkan bisa menimbulkan depresi akut.
Pada dasarnya body shaming adalah sebuah tindakan yang menyebalkan. Apalagi jika pelaku body shaming adalah orang yang tidak akrab dengan kita atau bahkan kita tidak kenal. Tapi apakah rasa tersinggung atau sakit hati akibat body shaming bisa diminimalisasi dan bahkan direda?
Karena mau bagaimanapun masyarakat di berbagai belahan bumi akan sulit mengubah standar kecantikan yang sudah ada. Sulit juga untuk menerima fakta baru bahwa semua bentuk tubuh adalah cantik. Semisal pun bisa, masyarakat akan membutuhkan proses penerimaan dengan waktu yang sangat lama. Mereka yang jauh dari standar kecantikan yang ada, hanya bisa melakukan dua hal dalam hidup: mengubah atau menerima.
ADVERTISEMENT