Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Selisik Buku: Quantum Marketing
5 Juli 2021 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:55 WIB
Tulisan dari Periplus Bookshop Official tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Deskripsi Buku
ADVERTISEMENT
Penulis: Raja Rajamannar
Penerbit: HarperCollins Leadership
Tahun: 2021
Halaman: 240 hlm.
Raja Rajamannar, Chief Marketing Officer (CEO) Mastercard, berbagi terobosan strategis terdepan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi marketers melalui Quantum Marketing: Marketing Mindset for Tomorrow’s Customers (2021). Perkembangan dunia bisnis dewasa ini sangatlah cepat. Dampaknya jelas, yakni ragam disrupsi yang sebelumnya tak pernah terjadi.
Perkembangan teknologi yang sangat cepat dalam beberapa dekade terakhir membuat strategi pemasaran harus berubah. Rajamannar percaya bahwa telah terjadi proses evolusi pemasaran dari zaman kuno ke era algoritma. Ia menawarkan lima paradigma evolusi strategi pemasaran. Dan, yang terakhir bukan sekadar evolusi yang prosesnya lambat, namun sungguh sebuah revolusi yang berlangsung cepat. Dalam tulisannya, Rajamannar sendiri menulis demikian, “Paradigma kelima akan terasa seperti dunia baru bagi marketers. Kemajuan teknologi yang sangat cepat dan masif akan mengubah lanskap pemasaran secara total, dan marketers harus memikirkan kembali strategi, struktur, dan bakat mereka.” (h. 19)
ADVERTISEMENT
Mari kita lihat lebih dekat satu per satu.
Paradigma pertama adalah Logika. Paradigma ini bersifat literal, rasional, dan hampir seluruhnya berpusat pada produk. Asumsinya adalah bahwa konsumen membuat keputusan pembelian mereka secara rasional dan logis. Jika Anda menghasilkan produk terbaik, konsumen akan berbondong-bondong ke sana. Jadi, marketers memiliki tujuan yang pasti dan strategi sederhana. Jadikan produk Anda lebih baik dari pesaing Anda.
Paradigma kedua, Emosi. Pada proses selanjutnya, marketers menyadari bahwa orang membuat keputusan secara emosional, alih-alih rasional atau logis. Bahkan, dalam banyak kasus, sepenuhnya emosional! Oleh karena itu, mereka mulai memasukkan emosi ke dalam kampanye iklan mereka. Periode ini menyangkut fase ketika televisi muncul. Iklan di televisi lebih menarik sisi emosional pemirsa, daripada sisi logis mereka.
ADVERTISEMENT
Setelah televisi, internet adalah disrupsi teknologi pemasaran utama berikutnya. Sebelumnya, data hanya dimiliki oleh kalangan terbatas seperti teknisi, ekonom, peneliti, dan sejenisnya. Kini, data menemukan sang empunya yang baru. Inilah paradigma ketiga, Internet dan Data. Marketers menemukan kekuatan data dan melihat lonjakan efektivitas yang dapat dihasilkannya. Fokus baru adalah penggunaan data untuk menciptakan pemasaran yang lebih berfokus pada target. Akibatnya, meminimalkan pemborosan, menekan biaya, dan sangat meningkatkan laba atas investasi (return on investment/ROI) perusahaan. Paradigma ini melihat munculnya ilmuwan data dan marketers yang memahami cara kerja data di dunia komersial. Dengan internet, marketers kini memiliki kemampuan luar biasa untuk menjangkau, berkomunikasi, dan mengesankan prospek dan pelanggan mereka yang belum pernah ada sebelumnya—dalam skala, dengan ekonomi dan presisi.
ADVERTISEMENT
Ponsel pintar (smartphone) menjadi paradigma keempat. Ponsel, khususnya ponsel pintar, dengan segala aplikasinya benar-benar mengubah lanskap konsumen. Ponsel menjadi perpanjangan dari tubuh manusia. Konsumen pergi tidur dan bangun dengan itu. Sekarang, marketers memiliki media yang tersedia untuk menjangkau konsumen kapan saja. Bila seseorang membuat website, dia akan mengutamakan tampilan mobile, daripada tampilan web. Sebab, tampilan mobile akan lebih banyak diakses oleh pelanggan dan calon pelanggan.
Paradigma terakhir sepenuhnya berkutat pada persoalan brand (merek, jenama). Brand akan menciptakan kegembiraan, keterlibatan, dan inspirasi untuk produk dan layanan mereka menggunakan teknologi, media, kerangka kerja, dan wawasan baru. Konsumen tidak hanya mengharapkan produk dan pengalaman hebat, tetapi mereka akan menuntut marketers menggunakan semua sumber daya yang tersedia untuk membuat perbedaan positif bagi masyarakat, baik dengan membantunya menjadi lebih adil dan merata atau agar planet ini menjadi lebih langgeng.
ADVERTISEMENT
Rajamannar menjelaskannya dengan gamblang: “Bagi para pelanggan, paradigma kelima akan menjadi labirin konten, pesan, visual, perangkat baru, otomatisasi; semua akan terjadi pada level dan intensitas yang tinggi. Pertemuan beragam hal baru ini akan menciptakan ruang pemasaran yang sangat ramai. Inilah paradigma kelima.” (h. 20)
Di dalam paradigma kelima ini, Rajamannar memberi tekanan pada empat hal. Keempat hal tersebut terkait dengan perkara: (1) membangun brand, (2) manajemen reputasi, (3) mendorong pertumbuhan bisnis, dan (4) menciptakan platform unuk keuntungan yang berkelanjutan. Sekali lagi, mari kita tengok satu per satu.
Membangun branding. Di zaman sekarang ini, brand tidak hanya sakral, tetapi juga penting untuk diferensiasi, persepsi nilai, dan keunggulan kompetitif. Membangun brand yang kuat sangat penting untuk perkembangan jangka pendek, menengah, dan panjang perusahaan. Marketers adalah pelayan brand dan perlu membangunnya untuk masa depan, terlepas dari apakah mitra bisnis mereka dapat sepenuhnya menghargainya atau tidak.
ADVERTISEMENT
Manajemen reputasi. Di banyak perusahaan yang berkembang, pemasaran dan komunikasi (public relation) telah bersatu. Bagaimanapun, mereka adalah satu kesatuan. Pemasaran adalah brand yang berbicara tentang dirinya sendiri. PR membuat orang lain membicarakan brand secara positif. Marketers Quantum benar-benar perlu memiliki rencana untuk mempertahankan brand mereka dan melindungi reputasi mereka dan tidak membiarkan kepercayaan konsumen terkikis.
Mendorong pertumbuhan bisnis. Pemasaran harus dilakukan bukan untuk kepentingan pemasaran, tetapi untuk membantu mendorong pertumbuhan bisnis yang menguntungkan. Pemasaran kinerja membantu mendorong pertumbuhan bisnis secara keseluruhan. Sejujurnya, apa gunanya membangun brand yang luar biasa jika tidak mendorong pertumbuhan bisnis yang menguntungkan? Marketers harus membantu mendorong pertumbuhan bisnis, baik itu dalam mandat formal mereka atau tidak.
Menciptakan platform untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pilar keempat Quantum Marketing adalah tentang membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan melalui platform, kemitraan, kekayaan intelektual (intellectual property), dan sebagainya. Quantum Markerts membangun keunggulan kompetitif yang signifikan dengan membangun platform yang memanfaatkan aset pemasaran dan properti pemasaran, dan kekayaan intelektual yang menyertainya, untuk membedakan brand dan mempertahankan perbedaan secara berkelanjutan dan berkelanjutan untuk jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Rajamannar mengajak pembacanya untuk memahami evolusi pemasaran dan bagaimana menjadi yang terdepan dalam perubahan di masa depan. Pembacanya juga mendapatkan penjelasan tentang strategi dan taktik pemasaran yang tepat di tengah industri yang terus berkembang. Ia juga mengajak pembacanya mencapai terobosan dalam pemikiran inovatif untuk bersaing dalam bisnis sekarang ini.
Quantum Marketing direkomendasikan untuk semua pebisnis yang berusaha memahami seberapa cepat pemasaran berkembang, apa yang dilakukan oleh beberapa orang terpandai dalam disiplin ini untuk bersiap menghadapi perubahan dramatis ini, dan seperti apa dunia baru bagi perusahaan, konsumen, dan masyarakat luas sebagai perlombaan untuk mengembangkan strategi pemasaran revolusioner mencapai tingkat yang sama sekali baru.
Paul D.F.,
Pemerhati Marketing