Konten dari Pengguna

Film Long Shot: Tontonan Renyah Tentang Idealisme yang Mengagumkan

Pertiwi Yuliana
a lifestyle blogger
10 Mei 2019 13:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pertiwi Yuliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir, media kita mengalami titik didih terkait pemilihan pemimpin negara yang telah usai dilaksanakan pada 17 April 2019 lalu. Walaupun panasnya belum juga turun, setidaknya (di timeline-ku) perseteruannya sudah mulai mereda. Alhamdulillah.
ADVERTISEMENT
Namun, ketegangan yang diprakarsai oleh dunia politik tersebut terasa sangat berbeda dengan apa yang disajikan di dalam film Long Shot. Film yang bergenre komedi romantis ini memberikan banyak tawa dari mula hingga akhir walaupun menyajikan cerita tentang dunia politik dan jurnalistik yang seringkali dipandang rumit.
Film Long Shot: Tontonan Renyah Tentang Idealisme yang Mengagumkan
zoom-in-whitePerbesar

Perempuan dan Politik

Sebagai seseorang yang menjabat posisi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Charlotte Field (Charlize Theron) memiliki ambisi lebih untuk menduduki kursi kepresidenan di periode mendatang. Menarik, karena kenyataan bahwa dirinya adalah seorang perempuan ternyata sama sekali tidak menghalangi keinginannya untuk maju menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat.
Sejauh yang aku ketahui, masih banyak sekali perempuan yang membatasai kemampuannya untuk mencapai level lebih tinggi karena takut dengan segala stigma yang telah terlanjut lahir dan besar di masyarakat dominan. Walaupun munculnya emansipasi telah menurunkan angka ketakutan tersebut, tapi tetap saja belenggu stigma pada sebagian besar kaum perempuan masih begitu kokoh dan sulit dibongkar.
ADVERTISEMENT
Charlotte hadir sebagai tokoh pejuang yang pantang penyerah. Dengan kehati-hatiannya yang tinggi dalam melangkah, dia mempertimbangkan segala kemungkinan yang bisa terjadi untuk meminimalisir kesalahan. Bagiku, mengagumkan.
Di dalam film Long Shot, Charlotte adalah contoh nyata tentang bagaimana paham feminisme bekerja. Bukan dengan menyerang dan membenci kaum pria, seperti yang banyak sekali orang awam pikirkan. Namun dengan kerja dan usaha untuk memiliki pendidikan dan kedudukan yang sama di dalam masyarakat. Kalau memang mampu, kenapa harus mengalah hanya karena terlahir sebagai kaum yang dianggap “second sex”, ya kan

Idealisme Jurnalistik

Fred Flarsky (Seth Rogen) sejak awal lampu teater diredupkan hingga kembali terang benderang terus menerus membuatku kagum dengan segala pikir dan tingkahnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang jurnalis, Fred adalah gambaran dari mereka yang memegang teguh kebenaran yang harus diberitakan. Enggak peduli sebagaimana bobroknya, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan apa yang sesungguhnya terjadi kepada masyarakat. Idealisme yang sedemikian dipegang teguh ini mungkin sudah banyak hilang, karena banyak sekali media yang ternyata ditunggangi kepentingan-kepentingan.
Fred adalah kunci penting di dalam film Long Shot, menurutku. Sebab, karenanya, film ini jadi tampak begitu hidup. Menerangkan isu-isu yang dianggap gelap dan tidak tersentuh. Dengan pribadinya yang kocak dan spontanitasnya yang tidak terbendung, ada banyak sekali adegan lucu yang melambung.
Di mataku, Fred menjadi sosok yang sangat seimbang. Dengan keseriusannya dalam melihat isu-isu penting yang terjadi di masyarakat, dia juga menyisipkan guyon yang sangat renyah dan bisa dinikmati oleh banyak orang.

Humor, Pertemuan, dan Pemenuhan Kebutuhan

Setelah tim sukses Charlotte melakukan serangkaian analisis, mereka menemukan bahwa kekurangan dari Menteri Luar Negeri tersebut adalah humor. Untuk memenangkan hati masyarakat dan menggenggam suara terbanyak di pemilihan presiden periode berikutnya, tentu mereka harus menemukan cara untuk menambal segala apa yang dianggap kurang.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan akan humor inilah yang akhirnya menjadi benang merah dari Charlotte dan Fred. Tulisan-tulisan Fred yang dianggap lucu dan tetap tajam begitu menarik bagi Charlotte. Dia merasa, jika pidato-pidatonya ditulis oleh seorang seperti Fred, dia dapat mengambil bagian yang belum bisa direngkuh sebelumnya.
Namun, apakah kerjasama di antara Charlotte dan Fred berjalan dengan lancar? Mengingat Fred adalah seorang jurnalis dengan idealisme yang tinggi dan enggan untuk tunduk pada suatu kepentingan politik. Well, ya, kamu harus menonton film karya sutradara Jonathan Levine ini dulu untuk mengetahui lebih detil mengenai ceritanya.
Jangan takut pusing setelah menonton film Long Shot ini, ya. Karena seperti yang sudah aku sebutkan di awal, ada banyak tawa di dalamnya! Namun, ssttt, kalau belum delapan belas tahun jangan nonton dulu, ya.
ADVERTISEMENT
Tabik!
Pertiwi