Konten dari Pengguna

6 Tahun Mewujudkan Akses Air dan Sanitasi yang Berketahanan Iklim dan Inklusif

Plan Indonesia
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada tahun 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan.
4 Desember 2024 17:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
6 Tahun Mewujudkan Akses Air dan Sanitasi yang Berketahanan Iklim dan Inklusif
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sumbawa, 4 Desember 2024 – Pengarusutamaan gender dalam menerapkan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui program Water for Women (WfW) sejak 2018. Program ini telah mendampingi 8 sekolah dan 26 puskesmas di 32 desa di Kabupaten Sumbawa untuk meningkatkan layanan air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan berkesetaraan gender.
ADVERTISEMENT
Pada serah terima penutupan program Kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada hari ini (04/12), Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah, mengungkapkan apresiasinya kepada WfW yang telah berkontribusi besar dalam mendorong akses air dan sanitasi untuk semuanya bahkan termasuk golongan rentan, yaitu anak-anak, perempuan, orang dengan disabilitas dan lansia.
“Dengan kondisi iklim di Kabupaten Sumbawa yang membuat wilayah kami rentan untuk kekeringan, kontribusi Plan Indonesia yang terus mendorong akses air dan sanitasi untuk semuanya sangat membantu dalam pencapaian rencana strategis daerah,” kata Mahmud.
Herbet Barimbing, OIC Program Director Plan Indonesia menjelaskan selama ini program WfW juga berkontribusi dalam adanya dua unit layanan mobil sedot tinja dan mendampingi perjanjian kerja sama 17 desa dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten Sumbawa.
ADVERTISEMENT
Selama enam tahun implementasi, program WfW telah mewujudkan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan inklusif dengan melibatkan hampir 900 kaum muda, lebih dari 1,800 perempuan, dan lebih dari 360 orang dengan disabilitas.
Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Integratif
Sumber daya air yang terbatas acapkali menimbulkan konflik bagi masyarakat. Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) telah diaktifkan dengan pendampingan dari program WfW. Pelibatan seluruh lini masyarakat, seperti organisasi perempuan, masyarakat adat, dan komunitas disabilitas juga menjadi fokus forum PSDAT untuk mencapai akses air yang inklusif dan setara. Selama ini, kendala yang dialami oleh masyarakat Sumbawa adalah mereka harus membeli air di saat-saat tertentu, misalnya saat musim kemarau panjang. Sehingga manfaat yang dialami langsung ketika adanya upaya dari PSDAT misalnya: konservasi air, rehabilitasi hutan dan sumber air, dan lain-lain, masyarakat meyakini bahwa hal ini akan membantu mereka mengurangi biaya pembelian air.
ADVERTISEMENT
Muhammad Imran, Ketua Himpunan Masyarakat Tuna Netra Sumbawa (HIMATRAS), menyampaikan selain akses air yang inklusif, dalam menghadapi perubahan iklim, Kabupaten Sumbawa juga sedang melibatkan organisasi disabilitas untuk inklusivitas fasilitas sanitasi.
“Keterlibatan kami juga akan menjadi manfaat di masa mendatang untuk teman-teman dengan disabilitas lainnya. Kami percaya, suara kami dapat mewakilkan mereka dalam akses air dan sanitasi ini,” ujar Imran.
Selama enam tahun implementasi, Program WfW telah memberikan dampak secara langsung pada hampir sembilan ribu orang di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat termasuk kelompok termarjinalkan yakni perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia. Lebih jauh lagi, sejak 2018, WFW telah berkontribusi dalam pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Sumbawa.
ADVERTISEMENT