Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Makin Berdaya dengan Pengelolaan Data Inklusi di Kawasan Bencana Gunung Merapi
10 Januari 2024 23:29 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Plan Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama dengan YEU dan Paguyuban Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) menggelar kegiatan Penelitian Pengelolaan Data Inklusi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Kegiatan selama Mei – November 2023 ini melibatkan 27 fasilitator, kelompok disabilitas, serta lanjut usia, dalam pengembangan panduan serta perangkat penelitian. Lokasi penelitiannya terletak di kawasan risiko ancaman Gunung Merapi, yang meliputi Desa Balerante, Sidorejo, Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang dan Desa Sukorini, Kecamatan Manisrenggo.
Beberapa aspek kegiatan mencakup peningkatan kapasitas terkait Preventing Sexual Harassment, Exploitation and Abuse (PSEAH), Pengurangan Risiko Bencana (PRB), dan Standar Kemanusiaan Inklusi. Ada pula Pendekatan Penelitian Partisipatif Feminist, penyusunan perangkat atau panduan pertanyaan penelitian, uji coba panduan, dan terlibat dalam proses revisi panduan serta perangkat tersebut.
Yuk, simak cerita dari perwakilan disabilitas yang terlibat tentang kegiatan Pengelolaan Data yang Inklusif!
1. Sriwiji Savitri (Nanik), 47 Tahun
Sejak tahun 2017 Nanik terlibat dalam kegiatan pelatihan ataupun pemberdayaan disabilitas melalui Perkumpulan Disabilitas Manisrenggo (PDM) Klaten. Sejak itu pula Ia terlibat dalam pelbagai kegiatan bersama kelompok disabilitas lainnya di Klaten termasuk bersama Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK).
ADVERTISEMENT
Keterlibatan Nanik bersama kegiatan Pengelolaan Pendataan yang Inklusi memberikan semangat kepadanya berpartisipasi pada kegiatan pendataan ini terutama melibatkan disabilitas dan lansia. Ia merasa kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya terutama terkait kondisi kelompok disabilitas di wilayah Manisrenggo dan Kemalang yang berada dalam Kawasan resiko Gunung Api Merapi.
“Melalui kegiatan ini saya dapat menggali cerita dari disabilitas lainnya. Sekaligus memberikan motivasi kepada difabel lainnya agar berani keluar, tidak menutup diri,” ungkapnya.
2. Supono, 44 Tahun
Saat dilibatkan oleh PDM sebagai tim pendata, Pono, pangggilanya, mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang risiko Merapi, standar inklusi kemanusiaan serta kebutuhan disabilitas dan lansia yang beragam dan bagaimana menanganinya.
Selama proses pembuatan perangkat pendataan dan melakukan uji coba pendataan di Desa Sidorejo, Pono juga menemukan banyak disabilitas dengan beragam kondisi. Situasi ini mendorong Pono untuk menjadi lebih semangat dan menyadari bahwa banyak disabilitas lain yang masih butuh bantuan.
ADVERTISEMENT
“Dari kegiatan ini saya bisa bertemu dengan teman disabilitas lainnya di daerah saya. Misalnya di wilayah saya yang usia produktif, penerimaan dirinya belum bisa, sehingga saya ingin mendorong keluarga teman-teman disabilitas agar dapat memberi dukungan lebih,” kata Pono.
3. Wulan, 26 Tahun
Wulan mendapatkan banyak pengetahuan terkait pengurangan risiko bencana dan juga tentang standar inklusi kemanusiaan. Wulan merasa kegiatan ini sangat penting untuk dapat memperbaiki kebutuhan terutama kelompok disabilitas di desa di kawasan Merapi. Sehingga, kelompok disabilitas dapat berpartisipasi dan lebih didengarkan pendapatnya.
Wulan ingin kegiatan ini dapat berkelanjutan dan dengan jejaring tim pendata yang ada saat ini akan membantu Wulan punya banyak teman, makin percaya diri dan dukungan jejaring yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
“Saya merasa mendapatkan banyak teman dan tidak merasa sendiri lagi,” ungkap Wulan.
Program Pengelolaan Data Inklusi
Program Pengelolaan Data Inklusi merupakan inisiatif yang memberikan inovasi dalam pengumpulan dan analisis data partisipatif yang inklusif, mencakup berbagai kelompok, mulai dari anak-anak dengan disabilitas hingga lansia disabilitas, termasuk perkumpulan lansia laki-laki dan perempuan. Program ini diimplementasikan di wilayah yang berpotensi terkena ancaman erupsi gunung berapi, terutama di Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Manisrenggo.
Program ini bertujuan untuk merancang solusi inovatif secara holistik yang mencerminkan keadaan ideal dan memenuhi kebutuhan kelompok yang paling rentan dan berisiko, terutama saat terjadi bencana erupsi gunung berapi. Melibatkan berbagai pihak, termasuk aktor kemanusiaan dan pemangku kepentingan, program ini akan melibatkan mereka sebagai konsultan untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan implementasi.
ADVERTISEMENT
Program Pengelolaan Data Iklusi di Kabupaten Klaten ini didanai dan didukung oleh program Humanitarian Innovation Fund (HIF) dari ELRHA, sebuah fasilitas pemberian hibah yang meningkatkan hasil atau capaian bagi orang-orang yang terkena dampak krisis kemanusiaan dengan mengidentifikasi, membina, dan berbagi solusi yang lebih efektif, inovatif, dan terukur.
Program Humanitarian Innovation Fund (HIF) ELRHA secara khusus didanai oleh Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO), Kementerian Luar Negeri Belanda (MFA), Badan Kerjasama Pembangunan Internasional Swedia (SIDA), dan Kementerian Luar Negeri Norwegia.