Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Review Film Fantastic Beasts The Secrets of Dumbledore: Peningkatan Signifikan
12 April 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch - Saat diumumkan bahwa film adaptasi Fantastic Beasts and Where to Find Them akan mengembangkan semesta Harry Potter, para penggemar karya JK Rowling bersorak. Tak lama kemudian muncul kekhawatiran saat pengumuman lanjutan mengungkap bahwa Fantastic Beasts akan dibuat menjad lima buah film yang bersetting sebelum kisah Harry Potter. Masalah konsistensi lore menjadi kekhawatiran para penggemar.
ADVERTISEMENT
Nuansa proyek mengeruk uang dari IP karakter Harry Potter memang terlihat jelas dilakukan oleh pihak studio Warner Bros, namun usaha mereka nampaknya dilakukan dengan maksimal demi menyenangkan para penggemar dan penonton awam. Hal ini terbukti dari dua film pertamanya Fantastic Beasts and Where to Find Them dan Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald yang diproduksi dengan skala besar dan epik.
Hasilnya, sejauh ini, memang belum mampu menyamai kedigdayaan delapan seri Harry Potter. Namun usaha menuju ke sana keliatan lewat film ketiga Fantastic Beasts yang memiliki subtitle The Secrets of Dumbledore. Film itu berpotensi menyajikan sekuel yang akan memuaskan penonton awam sekaligus menjawab berbagai misteri terkait dengan masa lalu sang kepala sekolah Hogwarts, Albus Dumbledore.
Adapun Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore melanjutkan kisah dari film kedua di mana penyihir berbahaya Credence (Ezra Miller) berhasil direkrut oleh Grindelwald (Mads Mikkelsen) yang mempunyai misi berbahaya membunuh manusia non sihir (no maj/muggles) untuk selanjutnya menguasai dunia. Di tengah pengawasan Kementrian Sihir, Albus Dumbledore(Jude Law) pun diam-diam mengumpulkan sebuah tim rahasia yang terdiri dari Newt (Eddie Redmayne), Theseus (Callum Turner), Bunty (Victoria Yeates), Yusuf Kama (William Nadylam), Professor Hicks (Jessica Williams), dan juga seorang muggle yang ikut bertualang dengan Newt, Jacob Kowalski (Dan Fogler).
ADVERTISEMENT
Momen pemilihan umum pemimpin dunia sihir menjadi sebuah momen yang krusial. Grindelwald melancarkan aksinya di sana untuk mempengaruhi keputusan demi memuluskan usahanya. Gawatnya, usaha para laskar rahasia Dumbledore mencegah hal itu pun terhalang kekuatan sihir hebat Grindelwald. Di ambang kekalahan, Dumbledore yang terhalang sumpah untuk tidak melawan Grindelwald merasa perlu mengeluarkan senjata rahasianya dengan bantuan Newt.
Seperti yang bisa dilihat, skema jahat Grindelwald menjadi sumber konflik dan plot utama diiringi subplot dendam Credence (Ezra Miller) pada keluarga yang telah membuangnya. Dengan kata lain, harapan bahwa Fantastic Beasts menjadi etalase makhluk fantasi di dunia sihir harus disingkirkan jauh-jauh.
Perubahan yang mencolok, Newt tak lagi menjadi tokoh sentral. Porsinya makin minim dengan Albus Dumbledore menjadi pusat cerita. Walaupun ia menjadi figur sentral, kemunculan Albus Dumbledore tidak terlalu maksimal. Sang Kepala Sekolah Hogwarts terhalang oleh sumpahnya sehingga tidak bisa terang-terangan muncul yang berakibat pada kehadiran karakternya menjadi melompat-lompat.
Kisah romansa Newt dan Tina yang dibangun dari film pertama juga kini menjadi sekadar sampingan dan disebutkan via dialog saja. Interaksi Newt dengan makhluk peliharaannya pun sangat minim. Newt kini hanya fokus melawan Grindelwald dan membantu usaha Jacob mengembalikan Queenie, kekasihnya yang menyebrang ke kubu Grindelwald di akhir film kedua. Bukan hal yang buruk dan menjadikan film lebih fokus, hanya saja film kehilangan sosok Tina yang kerap membuat Newt salah tingkah.
ADVERTISEMENT
Credence menjadi karakter minus dalam film ini. Mood sendu ditampilkan sepanjang film oleh Ezra Miller (Justice League, We Need To Talk About Kevin). Naskah yang terus menampilkan Credence yang sedih dan kesakitan sepanjang film membuat plotnya di Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore terasa repetitif dan membosankan. Penulis sendiri tidak peduli lagi dengan masa lalu Credence dikarenakan karakternya kurang simpatik. Hal serupa berlaku untuk Queenie yang atraktif di film-film sebelumnya dan berubah menjadi karakter mellow penuh air mata.
Grindelwald sendiri menjadi penarik perhatian di keseluruhan film. Mads Mikkelsen (Casino Royale, Another Round), yang menggantikan Johnny Depp, tampil trengginas di tiap adegan kemunculannya. Tiap barisan dialog yang ia lontarkan pun selalu memberikan hawa dan aura gelap. Penuh teror. Satu karakter anak buahnya Ms Rosier (Poppy-Corby Tuech) juga menjadi kaki tangan yang menonjol dengan senyum lebarnya yang sinis.
ADVERTISEMENT
Dari sisi naskah, perubahan signifikan pada struktur bercerita menjadi sebuah hal yang menggembirakan. J.K. Rowling tidak menulis naskahnya sendiri seperti film kedua The Crimes of Grindelwald yang terasa memiliki plot bertumpuk-tumpuk dengan struktur berantakan. Dalam penulisan naskah The Secrets of Dumbledore ini, Rowling dibantu Steve Kloves (The Amazing Spider-Man, Wonder Boys) yang sudah berpengalaman menulis naskah semua seri film Harry Potter kecuali The Order of Phoenix. Kloves seakan memberikan keseimbangan dengan melancarkan struktur rangkaian cerita yang sebelum diobrak-abrik Rowling.
Hanya sedikit rangkaian plot yang kurang jelas. Salah satunya soal perjalanan misi Yusuf Kama yang kurang terjelaskan dengan baik apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, status kriminal Grindelwald yang diceritakan secara terburu-buru dan kehilangan detailnya.
ADVERTISEMENT
Dari kualitas teknis, rasa-rasanya tidak ada yang perlu diragukan lagi. Dengan menggunakan tim yang sebagian besar sama dengan tim produksi Harry Potter, mereka seakan sudah khatam dengan segala desain dan artistik di semesta Harry Potter. Penyesuaian latar belakang tahun saja lah yang membedakan, tetapi itu pun sudah terbiasa sejak film pertama dan kedua seri Fantastic Beasts.
Catatan positif layak diberikan pada tim efek visual, tercatat ada dua adegan yang menurut hemat penulis adalah adegan dengan efek visual paling mengesankan. Maju secara teknologi dan berkualitas tinggi seperti karya seni. Pertarungan klimaks dan adegan Credence & Dumbledore adalah dua adegan tersebut. Penulis bahkan rela menonton ulang hanya demi melihat dua adegan tersebut.
ADVERTISEMENT
Sisi akting juga menjadi catatan positif. Mads Mikkelsen dan Jude Law selaku aktor para karakter sentral, bersama Eddie Redmayne yang masih berakting kikuk, tampil mengesankan. Dan Fogler pun masih efektif menjadi pemantik tawa dengan gestur dan ekspresinya yang khas saat melontarkan beberapa celetukan dan punchline.
All in all, Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore adalah peningkatan signifikan dari film sebelumnya. Presentasinya kini lebih runut dalam bercerita. Ada lebih banyak aksi perang sihir dan lebih besar dengan plot pemilihan pemimpin dunia sihir. Ingin tahu apa rahasia-rahasia Dumbledore dan bagaimana caranya menghalangi langkah Grindelwald menguasai dunia, saksikan Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore yang akan tayang di bioskop 13 April 2022 nanti.
ADVERTISEMENT
YOVAN