Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Review Film It's A Summer Film: Lika-liku Filmmaker Indie Saat Musim Panas
21 Februari 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - It’s a Summer Film adalah salah satu line up dari perhelatan Japanese Film Festival 2022 yang sedang berlangsung. Diselenggarkan secara online, It's a Summer Film bisa diakses secara gratis mulai dari 14-27 Februari 2022. It's A Summer Film sendiri hanya satu dari sekian banyak film yang hadir, namun ada yang spesial dari film panjang kedua sutradara Soshi Masumoto ini. Masumoto sebelumnya terkenal lewat film Around The Table.
ADVERTISEMENT
It’s a Summer Film, yang aslinya rilis tahun 2020, bercerita tentang seorang anak SMA yang memiliki julukan Barefoot (Marika Ito). Ia merupakan pengagum berat film-film samurai Jepang seperti karya-karya Kurosawa. Berawal dari kecintaannya itu, dirinya berinisiatif untuk membuat film samurainya sendiri yang rencananya akan ditayangkan di festival film sekolahnya.
Barefoot tidak sendirian. Dirinya bersaing dengan Karin (Mahiru Koda) yang sudah mengamankan pendanaan untuk film rom-comnya. Tidak mau kalah, Barefoot memanfaatkan resource apapun yang bisa ia dapat untuk membuat film Samurainya. Beruntung, teman-temannya mau membantu sebagai kru.
Jujur saja, kami awalnya skeptis dengan film ini. Melihat kebanyakan karakternya masih remaja, terlintas bayangan film ini akan berakhir cringe dan terlalu komedi. Hal tersebut dengan cepat terbantahkan. It's A Summer Film tidak hanya terasa wholesome, namun memotret dengan apik suka duka membuat film indie dengan budget seadanya.
ADVERTISEMENT
It's A Summer Film (nyaris) detil dalam menunjukkan produksi sebuah film indie tingkat sekolah. Segala aspek disorot dari menajemen kru, biaya, alat, hingga proses shootingnya sendiri. Asyiknya, hal tersebut tidak disorot dengan haru biru, tetapi sebagai experience yang fun, seru, dan eksperimental ala-ala petualangan musim panas.
Hal yang unik, ada sisipan elemen sci-fi di film ini. Kami saat menonton sempat tertegun dan mengatakan "hah?" saking bingungnya. Namun, jangan khawatir, seiring berjalannya cerita, hal itu bukannya mengganggu, namun mengamplifikasi keseruan film ini, termasuk drama di paruh kedua.
Perlu digarisbawahi bahwa It's A Summer Film pada hakikatnya tetaplah film komedi slice of life. Namun, komedinya tidak cringe seperti yang kami takutkan di awal. Balance antara drama dan humornya pas, muncul lewat dialog-dialog dan momen-momen awkward remaja yang belum tahu dunia. Kami bisa menjamin penonton tidak akan mudah bosan.
ADVERTISEMENT
Kisah yang enjoyable itu didukung visual yang bikin sejuk di mata, mirip seperti anime-anime slice of life atau produksi Studio Ghibli dengan setting pinggiran Jepang. Somehow, selalu ada perpaduan antara serenity dan adventure dari setting pedesaan di Jepang. Hal itu diperkuat dengan soundtrack yang memberi nuasan liburan musim panas seru.
All in all, It's A Summer Film adalah tonton wajib di Japanese Film Festival. Film ini adalah surat cinta ke film-film samurai dan produksi film itu sendiri, dengan bumbu komedi ringan, persahabatan, dan liburan musim panas. Memang terdengar seperti gado-gado, namun elemen-elemen itu membuat It's A Summer Film menjadi feature yang wholesome.
Alfree Nafis