Konten Media Partner

Review Film Story of Dinda, Seperti Downloadable Content

26 Oktober 2021 16:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 26 November 2021 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Story of Dinda (Foto: Bioskop Online)
zoom-in-whitePerbesar
Story of Dinda (Foto: Bioskop Online)
ADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Bagi banyak orang, menonton Story of Kale adalah pengalaman yang sulit, yang mana tidak sebanding dengan Story of Dinda. Toxicity drama percintaan antara Kale (Ardhito Pramono) dan Dinda (Aurelie Moeremans) yang digarap dengan apik oleh Angga Dwimas Sasongko sangat relate ke banyak remaja yang menontonnya. Hal yang sama tidak bisa disematkan kepada Story of Dinda.
ADVERTISEMENT
Walau memang betul, menonton Story of Dinda adalah sebuah breath of fresh air yang memiliki efek sama apabila seseorang putus dari pacarnya yang toxic dan kenal oleh orang yang sama sekali tidak toxic, pengalaman menonton Story of Dinda sangat inconsequential.
Dengan durasi yang tidak sampai 1 jam, semua plot yang ada selayaknya downloadable content yang tidak menambah banyak pada keseluruhan kisah cerita Kale x Dinda. Semua itu sebenarnya telah dijawab pada saat kita menonton Story of Kale.
Dari segi akting pun tidak ada yang spesial. Abimana Aryasatya tidak begitu engaging aktingnya karena memang source material yang ada tidak memberikan banyak ruang untuk unjuk gigi. Abimana memenuhi peran sebagai lelaki baik yang mampu membuat karakter Dinda percaya akan kesempatan kedua.
ADVERTISEMENT
Walaupun ada scene dimana karakternya mengetahui kalau istrinya selingkuh, momen itu lewat begitu saja tanpa ada gejolak yang besar, berbeda 180 derajat dengan Story of Kale yang setiap momennya memiliki impact besar yang bahkan dapat membuat orang teringat kembali akan pengalaman masa lampaunya.
Aurelie Moeremans on the other hand, berkesempatan lebih baik dari Abimana. Scene awal-awal film saat Kale muncul memberikan cuplikan kecil akan apa yang (akan) terjadi di Story of Kale. Setelahnya? Kurang lebih hanya sekedar pelengkap.
Sebagai prekuel dari Story of Kale (yang sendirinya juga sebuah prekuel), Story of Dinda bukanlah sebuah medium yang wajib dikonsumsi oleh pecinta universe NKCTHI.
Bukan berarti jelek, melainkan apa yang dihadirkan bak downloadable content optional inconsequential yang jika tidak ditonton maka tidak akan mengubah persepsi apapun kepada keseluruhan kisah Kale x Dinda.
ADVERTISEMENT