Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Xbox Game Studios, Publisher Penuh Franchise Curian?
19 Januari 2022 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Play Stop Rewatch, Jakarta - Bak slogan Pokemon "gotta catch 'em all", sepertinya Microsoft hendak mengumpulkan semua franchise gaming di luar sana. Setelah membeli Bethesda Game Studios sebesar 7,5 miliar dollar, kini Microsoft membeli Activision Blizzard. Uang yang mereka keluarkan jauh lebih banyak, yaitu pada nominal hampir 70 miliar dollar. Franchise-franchise paling terkenal di dunia seperti Call of Duty, World of Warcraft dan Diablo kini masuk ke dalam jajaran Team Xbox Game Studios.
ADVERTISEMENT
Penambahkan franchise-franchise besar itu menjadi kabar baik bagi gamer yang berlangganan Xbox Game Pass. Subscription yang disebut sebagai "The Netflix of Gaming" tersebut menjadi semakin mengiurkan. Bagaimana tidak, selain memiliki katalog penuh game-game Xbox sendiri seperti Halo dan Forza, ditambah Bethesda Softworks seperti DOOM dan Elder Scrolls dan mendapatkan bonus subscription EA Play dan kemungkinan juga Ubisoft+, seluruh katalog Activision Blizzard juga akan masuk.
Kabar buruk berada pada kubu Playstation yang tidak hanya kehilangan support dari beberapa publisher third party yang kini pindah jadi milik Xbox, Playstation juga kalah jumlah dalam hal title-title eksklusif. Walaupun yes, kata "eksklusif" dalam kamus Xbox juga berarti keluar di platform PC, tetap saja makin kesini value PS5 menurun. Belum lagi stocknya yang sampai sekarang masih minim dan setidaknya di Indonesia sendiri, harganya terbilang fantastis. Perlu diingat juga, belum tentu Xbox akan menjadikan franchise seperti Call of Duty menjadi eksklusif, mengingat begitu besarnya playerbase mereka di konsol Playstation.
ADVERTISEMENT
Namun, kepiawaian Playstation Studios dalam membuat game first party perlu diperhitungkan. Di balik semua game studios yang dibeli oleh Microsoft, sebagian besar tidak memiliki reputasi sama dengan jajaran studio milik Playstation. Lihat saja studio seperti Rare, developer beberapa game terbaik era Nintendo 64 yang setelah di akuisisi oleh Microsoft berubah jadi developer game Kinect. Game terbaru mereka: Sea of Thieves, tidak menjadi system seller seperti layaknya God of War. Menurut kami, Microsoft seperti mengambil jalan pintas. Daripada membuat franchise baru yang belum tentu sukses, mereka membeli franchise game yang sudah ada dan dijadikan eksklusif.
Lalu, tidak hiperbola dong kalau kami mengatakan bahwa Xbox Game Studios adalah publisher penuh franchise game curian. Dari multiplatform menjadi eksklusif. Agak ironis sebenarnya mengingat salah satu franchise klasik Playstation yaitu God of War, rilis di PC. Di mana Playstation mulai membuka kandang dan membiarkan franchise mereka dimainkan oleh lebih banyak orang, Xbox justru malah mengunci franchise yang sudah lama berada di luar dan memasukannya ke dalam kandang. Satu-satunya kubu yang diuntungkan dari ini semua adalah gamer PC. Sekian tahun mereka tidak mendapatkan game-game besutan Xbox dan Playstation, sekarang di PC, mereka dapat memainkan game-game flagship Xbox dan Playstation dalam satu sistem.
ADVERTISEMENT