Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Di Balik Pencapaian Pertama Puncak Tertinggi di Dunia
3 Juni 2020 17:58 WIB
Tulisan dari Potongan Nostalgia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Puncak Everest tentu sudah tidak asing lagi. Puncak ini merupakan puncak dari Gunung Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia. Puncak ini berada di the Great Himalayas, Asia. Keberadaan Everest sebagai puncak tertinggi ini membuat banyak pendaki tertarik dan sangat merasa tertantang untuk menaklukannya. Siapa pun yang dapat mencapai puncak ini tentu memiliki rasa bangga yang luar biasa. Akan tetapi pada awalnya puncak ini sangat sulit ditaklukkan hingga akhirnya dua orang pendaki, Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Tenzing Norgay, seorang Sherpa dari Nepal, menjadi penjelajah pertama yang mencapai puncak Gunung Everest.
ADVERTISEMENT
Ekspedisi Inggris Pertama
Pencapaian Edmund Hillary dan Tenzing Norgay tentu bukan suatu usaha yang dilakukan secara tiba-tiba. Pencapaian yang dilakukan mereka berdua merupakan bentuk ekspedisi dari Inggris. Upaya ekspedisi Inggris untuk menaklukkan puncak tersebut ternyata telah dilakukan berkali-kali sebelumnya, akan tetapi masih belum berhasil. Upaya pertama dilakukan pada tahun 1921. Berbagai halangan dan rintangan seperti perjalanan sejauh 400 mil yang cukup sulit untuk melintasi dataran tinggi Tibet ke kaki gunung serta adanya badai besar yang akhirnya memaksa ekspedisi tersebut membatalkan pendakian mereka. Akan tetapi, George Leigh Mallory, salah satu orang dari para pendaki ekspedisi Inggris tersebut telah melihat apa yang tampak seperti suatu rute yang layak untuk mencapai puncak.
ADVERTISEMENT
Ekspedisi Inggris Kedua
Ekspedisi Inggris kedua dilaksanakan pada tahun 1922. Mallory Kembali turut serta dalam ekspedisi tersebut. Suatu pencapaian yang mengesankan dilakukan oleh pendaki George Finch dan Geoffrey Bruce yang mencapai ketinggian lebih dari 27.000 kaki. Akan tetapi, pada peristiwa yang dilakukan oleh Mallory tersebut telah menewaskan tujuh kuli Sherpa akibat terkena longsoran salju. Sherpa merupakan orang yang berasal dari wilayah Khumbu. Mereka telah lama menjadi pendukung penting dalam pendakian dan perjalanan Himalaya karena kekuatan dan kemampuan mereka untuk bertahan di ketinggian.
Ekspedisi Inggris Ketiga
Ekspedisi Everest ketiga dilakukan oleh Inggris pada tahun 1924. Pada ekspedisi tersebut, pendaki Edward Norton dapat mencapai ketinggian 28.128 kaki, 900 kaki vertikal pendek dari puncak, tanpa menggunakan oksigen buatan. Empat hari setelahnya, Mallory dan Andrew Irvine melakukan pendakian menuju puncak, akan tetapi mereka tidak pernah terlihat lagi. Hingga pada tahun 1999, tubuh Mallory yang sebagian besar terpelihara ditemukan berada di ketinggian Everest. Terlihat bahwa ia menderita banyak tulang patah pada musim gugur. Misteri apakah Mallory atau Irvine telah mencapai puncak masih belum dapat terpecahkan.
ADVERTISEMENT
Ekspedisi Swiss
Beberapa upaya yang belum berhasil untuk mencapai puncak Everest melalui rute Northeast Ridge Tibet membuat Tibet tertutup bagi orang asing setelah Perang Dunia II. Akan tetapi, pada tahun 1949, Nepal membuka pintunya bagi orang asing. Hal tersebut membuat ekspedisi Inggris melakukan pendakian eksplorasi ke rute Ridge Tenggara. Selain itu, pada tahun 1952, ekspedisi Swiss menavigasi Khumbu Icefall yang berbahaya dalam upaya menuju puncak nyata pertama. Dua pendaki, Raymond Lambert dan Tenzing Norgay, mencapai 28.210 kaki. Pencapaian tersebut tepat di bawah puncak Everest. Akan tetapi, mereka harus Kembali, sebab kurangnya pasokan untuk bekal.
Keberhasilan Pertama Mencapai Puncak Everest
Keberhasilan ekspedisi Swiss membuat Inggris terkejut. Hal tersebut membuat sebuah ekspedisi besar diorganisasi untuk tahun 1953 dengan komando Kolone John Hunt. Ekspedisi ini mengumpulkan para pendaki Inggris terbaik serta Sherpa yang sangat berpengalaman seperti Tenzing Norgay. Selain itu, para pendaki berbakat dari persemakmuran Inggris seperti Selandia Baru juga dikerahkan. Mereka adalah George Lowe dan Edmund Hillary. Perlengkapan pendakian dipersiapkan dengan teliti. Anggota ekspedisi dilengkapi dengan sepatu bot dan pakaian yang terisolasi khusus, peralatan radio portabel, dan sistem oksigen sirkuit terbuka dan tertutup.
ADVERTISEMENT
Ekspedisi yang bertujuan menuju puncak gunung ini dipersiapkan pada bulan April dan Mei 1953 dengan melakukan serangkaian kamp. Sebuah jalan baru ditempa melalui Air Terjun Khumbu, dan para pendaki berjalan ke barat Cwm, melintasi Lhotse Face, dan ke South Col, sekitar 26.000 kaki. Charles Evans dan Tom Bourdillon melakukan pendakian puncak pada tanggal 26 Mei. Akan tetapi, Ketika jarak puncak kurang lebih 300 kaki, mereka harus kembali sebab adanya salah satu set oksigen yang tidak berfungsi.
Selanjutnya, pada tanggal 28 Mei, Tenzing dan Hillary berangkat. Mereka mendirikan tenda di ketinggian 27.900 kaki. Setelah melalui malam yang dingin dengan tanpa tidur, kedua orang tersebut berjalan secara lambat. Mereka mencapai Puncak Selatan pada pukul 9 pagi dengan langkah berbatu yang curam, sekitar 40 kaki tingginya selama sekitar satu jam kemudian. Sambil menggoyang-goyangkan wajahnya, Hillary menghela napas. Hal tersebutlah yang kemudian dikenal sebagai ‘Langkah Hillary’. Selanjutnya, Hillary melemparkan tali, dan Norgay mengikutinya. Pada akhirnya, sekitar pukul 11.30 pagi tanggal 29 Mei 1953, para pendaki tersebut tiba di puncak tertinggi dunia. Kesuksesan yang mereka raih menjadi suatu berita yang sangat menggembirakan dan telah diterima oleh Ratu Elizabeth II pada 1 Juni, menjelang penobatannya. Keesokan harinya, berita tersebut menyebar ke seluruh penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
sumber: History.com