Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Penggunaan Stilistika pada Novel Aib dan Nasib Karya Minanto
22 April 2022 21:24 WIB
Tulisan dari Pratnya Devi Martasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilmu gaya bahasa atau stilistika adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang memfokuskan kajiannya dalam analisis gaya bahasa. Stilistika itu sendiri berasal dari kata "style" yang berarti gaya. Gaya yang dimaksud merupakan gaya bahasa. Stilistika juga berusaha memahami apa dan kenapa si penulis cenderung menggunakan ungkapan kata tertentu yang terkadang sulit dipahami pembaca.
ADVERTISEMENT
Ruang lingkup stilistika secara umum meliputi majas, diksi atau pemilihan kata, struktur kalimat, pola rima dan citraan. Stilistika atau gaya bahasa juga dapat digunakan sebagai identitas atau ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing penulis terutama penulis novel. Selain itu, gaya bahasa adalah cara penulis untuk menarik minat pembaca sekaligus cara untuk menyampaikan pesan yang menarik melalui novelnya kepada pembaca.
Gaya bahasa atau stilistika memiliki banyak sekali jenis. Namun secara garis besar gaya bahasa dibagi menjadi empat jenis yaitu :
1. Gaya bahasa Perbandingan
2. Gaya bahasa Sindiran
3. Gaya bahasa Pertentangan
4. Gaya bahasa Penegasan
Novel aib dan nasib merupakan novel pemenang kategori pertama pada sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2019, ditulis oleh Minanto. Disusun dalam bentuk fragmen episodik dengan alur maju-mundur serta eksperimentasi yang memberikan pengalaman naratif yang tidak akan terlupakan kepada pembacanya.
ADVERTISEMENT
Di dalam novel ini penulis banyak sekali menggunakan gaya bahasa atau majas yang sangat menarik dan akan sangat sulit dipahami jika hanya membaca novel ini satu kali saja. Membaca novel ini haruslah berulang agar kita benar-benar memahami isi dari novel maupun makna kiasan yang digunakan penulis, tulisan ini adalah sebuah karya tulis yang sangat unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Dari hasil analisis yang saya lakukan sendiri sebagai tugas mata kuliah telaah novel, saya berhasil menemukan beberapa majas diantaranya :
Dari percapakan sepasang suami istri Darto dan Rustini “Salah satu anak Nurumubin meninggal”. Kata “meninggal” disini merupakan majas perbandingan adapun jenisnya adalah eufemisme karena mengandung kiasan untuk mengganti kata-kata kasar yaitu “mati”. (Minanto, 2019 : 4)
ADVERTISEMENT
Dalam isi paragraf “Sampai Bagong Badrudin menampakkan batang hidung” mengandung majas perbandingan jenis sinekdok pars pro toto “ batang hidung” memiliki arti mewakili seluruh anggota tubuh dari Bagong Badrudin. (Minanto, 2019 : 65)
Dialog Mang Sota “Kambing-kambing milik Kaji Basuki sudah lebih seperti anakku ketimbang Uripah” mengandung majas perbandingan jenis simbolik yang artinya Uripah dibanding-bandingkan dengan kambing-kambing. (Minanto, 2019 : 107)
Dialog Marlina “Karena kamu masih seperti bocah. Padahal usia sudah tujuh belas.” Mengandung majas pertentangan jenis antitesis yang menerangkan keadaan atau sifat tidak sejajar dengan keadaan sebenarnya. Maksudnya usia Pang Randu sudah menginjak tujuh belas tahun, tetapi kelakuannya masih seperti bocah. (Minanto, 2019 : 136)
Dialog Ratminah “Jangan sembarangan menuduh anakku begitu Rus!Bocor sekali mulutmu itu!” mengandung majas sindiran jenis sarkasme yang memberikan sindiran dengan konotasi yang kasar pada kalimat “Bocor sekali mulutmu itu”. (Minanto, 2019 :184)
ADVERTISEMENT
Novel aib dan nasib karya Minanto merupakan novel yang memiliki gaya tulisan dan gaya bahasa yang unik yang dapat membuat pembaca maupun pendengarnya penasaran. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat banyak sehingga dapat memperindah karya tulis karena didalam novel ini lebih banyak menggunakan majas yang jarang digunakan oleh penulis pada umumnya sehingga dapat menjadikan karakteristik penulis.
Dari hasil analisis diatas dapat membuktikan bahwa stilistika masih digunakan sampai saat ini karena dapat membantu penulis dalam memperindah karyanya baik dalam segi makna maupun dari segi tulisan.