Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Budi Satria Isman, Pengusaha yang Sempat Pimpin Coca-Cola Indonesia
20 Januari 2023 15:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Budi Satria Isman lahir di Sungai Penuh, Kerinci, Provinsi Jambi pada 23 Maret 1962. Pria yang akrab disapa Budi Isman tersebut merupakan anak dari Prof. DR. Jakub Isman (alm) dan Sarmeini Isman, seorang akademisi yang pernah menjabat sebagai Rektor di IKIP Padang tahun 1973-1982.
Lahir di kalangan akademisi, Budi Isman juga memfokuskan diri pada pendidikan di bidang ekonomi.
Dilansir dari laman LinkedIn miliknya, ia sempat kuliah di Universitas Andalas dengan jurusan ekonomi pada tahun 1979-1982, Universitas Indonesia dengan jurusan ekonomi tahun 1982-1985, serta mendapatkan gelar Bachelor of Science in Business Administration (BSBA) dari The American University, Washington DC dengan jurusan Financial Management di tahun 1986 dan gelar Master of Arts in Organization Management dari The George Washington University, Washington DC di tahun 1987.
ADVERTISEMENT
Memiliki segudang ilmu di bidang bisnis dan keuangan, Budi Isman sempat bekerja di perusahaan minyak dunia, yakni Shell Oil dan Mobil Oil, baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia. Budi Isman pun masuk ke perusahaan multinasional, Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai Direktur Grup selama 11 tahun, dari tahun 1994 hingga 2005.
Kinerja Budi Isman berhasil memperkenalkan Coca-Cola kepada masyarakat di Indonesia serta membuka lapangan kerja bagi para pekerja di Indonesia. Tercatat ada 8 fasilitas manufaktur di Sumatera, Jawa dan Bali yang mempekerjakan lebih dari 5.400 orang dan mendistribusikan jutaan minuman ke lebih dari 450 ribu outlet di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selesainya di Coca-Cola Indonesia, ia kemudian berpindah ke PT Sari Husada pada 2005, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur susu anak-anak SGM. Selama menjadi CEO dan Presiden Direktur di PT Sari Husada, ia juga turut menjadi Komisioner di Danone Indonesia. Kini Sarihusada merupakan bagian dari Danone, perusahaan asal Prancis tersebut.
Pada era Budi Isman, Danone Group mengakuisisi Royal Numico pada 2008. Sehingga menjadikan Danone sebagai pemegang saham mayoritas di Sarihusada.
Pada 2009, Sarihusada menerima penghargaan Best Brand Gold untuk produk susu pertumbuhan SGM dari SWA dan MARS serta Indonesia Sustainability Reporting Award dari NCSR, INA & IAMI. Pada 2010, Sarihusada juga mendapatkan penghargaan Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat Award sebagai perusahaan yang mendukung pencapaian MDGs untuk kategori peningkatan kesehatan ibu hamil dari Kementerian Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat & CFCD.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun muda dari jabatannya di PT Sari Husada, ia sempat membantu perusahaan asuransi jiwa, PT Avrist Assurance, sebagai Direktur Penjualan dan Distribusi, sebelum akhirnya kini menjadi CEO dari PT Mikro Investindo Utama, yang berfokus pada pengembangan dan dukungan para UKM di Indonesia.