Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Rusdi Kirana, Bos Maskapai Baru Super Air Jet yang Dulunya Penjual Mesin Tik
8 Agustus 2021 13:00 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Profil Orang Sukses tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kesuksesan seseorang tidak bisa diukur dari pencapaian awal ataupun kondisi yang pernah dialami dulu. Nyatanya tidak sedikit dari profil dengan kesuksesan luar biasa, dulunya justru memulai usaha dari hal yang sangat sederhana.
ADVERTISEMENT
Kondisi sulit dan juga beragam tantangan untuk mampu bertahan hidup, merupakan salah satu alasan mengapa mereka akhirnya bisa meraih kesuksesan besar saat ini.
Hal ini yang dialami oleh pendiri sekaligus CEO perusahaan penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana yang ternyata dulu juga berangkat dari kondisi nol. Mungkin banyak yang belum tahu bahwa dalam masa awal perjuangan bisnis, kala itu Rusdi pernah menjadi penjual mesin ketik.
Namun berkat kerja keras dan juga visi untuk berkembang, perlahan Rusdi Kirana mampu membangun bisnisnya sendiri yaitu Lion Air yang bernilai miliaran.
Rusdi Kirana lahir di keluarga yang terbilang sederhana dan sangat akrab dengan perjuangan hidup. Dalam lingkup keluarga, ia dibiasakan untuk mampu berjuang dan berusaha jika menginginkan sesuatu. Inilah pula yang akhirnya mengantarkan Rusdi mulai mengenal dunia bisnis sedari muda.
ADVERTISEMENT
Kala itu ia berpikir bahwa hanya dengan menjalankan sebuah bisnis, kita baru bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik terutama dalam hal finansial.
Hingga suatu hari, ia diperkenalkan pada peluang bisnis yakni menjual produk mesin ketik yang memang saat itu masih populer digunakan. Lewat penjualan mesin ketik buatan Amerika tersebut, memang Rusdi sudah bisa mengantongi penghasilan sendiri.
Namun pada kenyataannya pendapatan yang sebesar $10 per bulan atau sekitar Rp 144 ribu kala itu dirasa masih jauh dari kata cukup.
Dari situ insting bisnis Rusdi Kirana didorong oleh kenyataan hidup yang mengharuskan ia untuk berkembang lebih baik lagi. Setelah berpikir dan mencari peluang usaha, akhirnya ia mantap menggarap peluang bisnis agen biro perjalanan.
ADVERTISEMENT
Bisnis tersebut tidak ia jalankan sendiri melainkan bersama dengan sang kakak Kusnan Kirana. Perlahan perusahaan biro perjalanan yang ia dirikan mulai menunjukkan perkembangan positif seiring dengan tingginya minat dan juga keperluan akan bidang jasa tersebut.
Setelah beberapa tahun mengembangkan perusahaan biro perjalanan, Rusdi Kirana kembali tertantang untuk membawa karirnya pada level yang lebih tinggi.
Dengan modal besar yang berhasil ia kumpulkan dari perusahaan jasa biro perjalanan, secara mengejutkan Rusdi membangun sebuah perusahaan baru berskala besar. Tak tanggung-tanggung, yang ia garap kala itu adalah sebuah maskapai penerbangan.
Tepatnya pada tahun 2000, berbekal satu buah pesawat jet sebagai armada awal, Lion Air mulai mengudara di langit Indonesia. Namun tentunya perjalanan bisnis Rusdi Kirana tidak lepas dari beragam tantangan dan masalah.
ADVERTISEMENT
Masalah yang terbesar adalah, banyak pengamat yang menyatakan bahwa langkah Rusdi Kirana membangun maskapai penerbangan bukanlah opsi yang terbaik.
Bahkan tak sedikit pihak yang meyakini bahwa perusahaan tersebut sulit untuk bertahan dalam waktu yang lama. Dari situ tantangan besar kembali dihadapi oleh Rusdi.
Memiliki pilihan untuk menjual saham Lion Air , nyatanya pengusaha yang satu ini tetap bersikukuh untuk mempertahankan bisnis tersebut.
Dengan kondisi perusahaan yang mulai kondusif, perkembangan bisnis Lion Air juga terus meningkat tidak hanya dalam dalam hal kualitas namun juga kuantitas. Ini dibuktikan dengan keputusan besar Rusdi yang membeli lebih dari 200 unit pesawat Airbus dari perusahaan Perancis dengan nilai kontrak sebesar $24 miliar atau setara Rp 300 triliun.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini secara cepat menggoncang jagat ekonomi baik di tanah air bahkan hingga level mancanegara. Bagaimana tidak, di kala kondisi ekonomi global yang belum menentu, Rusdi berani melakukan investasi lewat pembelian pesawat Airbus dengan angka yang mencengangkan tersebut.
Namun hasilnya bisa dilihat saat ini, terlepas dari beragam masalah seperti tragedi kecelakaan pesawat hingga pro kontra layanan penerbangan di Indonesia, perusahaan Lion Air masih nampak kokoh bahkan tempat disebut sebagai merintis penerbangan komersil dengan biaya murah di Indonesia.
Menguasai hampir setengah dari pasar domestik di Indonesia, Lion Air kini sudah terbang ke-36 kota di Indonesia serta mancanegara. Hal tersebut jugalah yang akhirnya melejitkan pundi kekayaan Rusdi Kirana yang ditaksir mencapai $900 juta atau sekitar Rp 13 miliar serta membawa dirinya masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya maskapai Lion Air, Rusdi kini juga dikabarkan telah mendirikan maskapai baru yang bernama Super Air Jet. Maskapai tersebut didirikan pada Maret 2021 dan diklaim telah memiliki kode penerbangan IU dari Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional serta SJV dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau ICAO.
“Saat ini Super Air Jet tengah mempersiapkan fase bersiap untuk lepas landas melalui berbagai tahapan dan prosedur yang dibutuhkan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam rangka mempersiapkan penerbangan perdana yang dijadwalkan dalam waktu dekat,” ujar Direktur Utama Super Air Jet Ari Azhari.