Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
3 Serangkai Siapa Saja? Ini Dia Kisahnya dalam Sejarah Indonesia
4 November 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di balik kemerdekaan Indonesia, terdapat sejumlah tokoh yang namanya harum dalam sejarah. Salah satunya adalah kelompok yang dikenal dengan sebutan tiga serangkai. Misteri di balik nama ini seringkali mengundang rasa penasaran, 3 serangkai siapa saja?
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Indonesia, tiga serangkai merupakan tokoh-tokoh penting yang berperan besar dalam pergerakan nasional. Tiga tokoh utama tersebut dikenal sebagai pendiri Indische Partij, salah satu organisasi politik pertama di Indonesia yang didirikan pada 1912.
Sejarah 3 Serangkai
Tiga serangkai, merupakan julukan yang merujuk pada tiga tokoh perintis pergerakan nasional Indonesia, yaitu Dr. Ernest Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara (Suwardi Suryaningrat).
Sebelum mendirikan Indische Partij, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara merupakan tokoh penting dalam organisasi Boedi Oetomo. Namun, karena perbedaan pandangan tentang perjuangan, keduanya memutuskan keluar dan bergabung dengan Douwes Dekker.
Ketiga tokoh ini kemudian membentuk kelompok tiga serangkai. Pada tanggal 25 Desember 1912, mereka mendirikan partai politik yang memiliki visi yang lebih luas, yakni menyatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia dalam meraih kemerdekaan, Indische Partij.
ADVERTISEMENT
Tujuan organisasi ini ialah kemerdekaan bangsa Indonesia yang di dalamnya termasuk kalangan Indo-Eropa. Indische Partij menjadi wadah bagi para pemuda terpelajar untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan rakyat.
3 Serangkai Siapa Saja
Mengutip dari laman umsu.ac.id, inilah jawaban dari pertanyaan 3 serangkai siapa saja dalam sejarah bangsa Indonesia.
1. Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi)
Douwes Dekker lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada tahun 1879. Latar belakang keluarganya cukup unik. Ayahnya, Auguste Henri Edouard Douwes Dekker, memiliki darah Belanda, sementara ibunya, Louisa Neumann, memiliki darah campuran Jawa-Jerman.
Perpaduan latar belakang inilah yang kemudian membentuk pandangan hidup Douwes Dekker yang kompleks dan nasionalis. Ia sangat prihatin dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi rakyat Indonesia di bawah penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Douwes Dekker bekerja di berbagai bidang, mulai dari perkebunan hingga menjadi wartawan. Ia dikenal sebagai seorang jurnalis dan aktivis yang berani akan pentingnya perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia.
Douwes Dekker adalah seorang pemikir yang cerdas dan kritis. Ia banyak menulis artikel dan buku yang mengkritik kebijakan kolonial Belanda. Tulisan-tulisannya yang tajam dan berani seringkali mengundang kontroversi.
2. Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo
Tjipto Mangoenkoesoemo lahir pada tahun 1886 di Pecangakan, dekat Ambarawa. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Melayu yang kemudian menjadi kepala sekolah dan pembantu administrasi di Dewan Kota Ambarawa.
Latar belakang keluarga yang bergelut di bidang pendidikan ini memberikan pengaruh besar pada minat belajar Tjipto sejak kecil. Ia melanjutkan studinya di STOVIA (Sekolah tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Kedokteran di Batavia.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang dokter, berkesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Ia menyaksikan penderitaan rakyat akibat kemiskinan, penyakit, dan ketidakadilan. Pengalaman inilah yang menguatkan tekadnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
3. Ki Hadjar Dewantara (Raden Mas Soewardi Soeryaningrat)
Latar belakang bangsawan ini memberikannya akses pada pendidikan yang cukup baik pada masanya. Ia merupakan seorang tokoh pendidikan dan pendiri Taman Siswa.
Beliau melihat bahwa pendidikan pada masa penjajahan Belanda lebih berorientasi pada kepentingan kolonial dan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat pribumi. Hal ini mendorongnya untuk berjuang dalam bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Peran 3 Serangkai dalam Indische Partij
Tiga serangkai memiliki banyak pencapaian penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah mendirikan Indische Partij, partai politik pertama yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia pada tahun 1912.
Peran tiga serangkai dalam Indische Partij sangatlah sentral. Douwes Dekker, dengan latar belakang sebagai seorang dokter dan penulis yang kritis, menyumbangkan banyak ide-ide cemerlang dan tulisan-tulisan yang tajam untuk mengkritik kebijakan kolonial.
Tjipto Mangunkusumo, seorang dokter yang juga aktif dalam kegiatan sosial, memberikan kontribusi besar dalam mengorganisir massa dan membangun jaringan dukungan bagi Indische Partij.
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara, selain sebagai tokoh pendidikan, juga berperan aktif dalam menyebarkan ide-ide nasionalisme dan memperkuat semangat persatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Melalui Indische Partij, tiga serangkai berupaya untuk mencapai beberapa tujuan utama. Pertama, mereka ingin mempersatukan seluruh rakyat Indonesia, baik pribumi maupun Indo-Eropa, dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda.
Kedua, mereka menuntut agar pemerintah kolonial memberikan hak-hak politik yang lebih besar bagi rakyat Indonesia. Ketiga, mereka ingin meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia melalui perbaikan sistem pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Kenapa 3 Serangkai Ditangkap
Tiga Serangkai, memiliki semangat nasionalisme yang membara, namun hal itu justru mengundang kemarahan pemerintah kolonial-kolonial Belanda. Hingga akibatnya, ketiganya ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Hal itu dikarenakan aktivitas politik mereka yang dianggap mengancam kekuasaan kolonial. Melalui Indische Partij, Tiga Serangkai secara terbuka mengkritik kebijakan pemerintah Belanda, menuntut kemerdekaan, dan mendorong persatuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Tulisan-tulisan mereka yang tajam dan kritis, seperti artikel "Als ik eens Nederlander was" karya Ki Hajar Dewantara, semakin memanaskan situasi. Pemerintah kolonial merasa terancam oleh pengaruh tiga serangkai dan menganggap mereka sebagai ancaman.
Pengasingan tiga serangkai ke Belanda ini tidak menyurutkan semangat mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan. Justru sebaliknya, hal ini semakin memperkuat tekad mereka dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan.
Tindakan represif pemerintah kolonial tidak dapat membendung semangat nasionalisme yang telah tumbuh subur di kalangan rakyat. Pengorbanan tiga serangkai menjadi tonggak sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.
Demikian jawaban dari pertanyaan 3 serangkai siapa saja dalam sejarah bangsa Indonesia . (LA)
ADVERTISEMENT