Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Biografi Syekh Abdul Qadir Jailani, Metode Dakwah, Karya, dan Karomahnya
15 Desember 2024 1:03 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penasaran dengan biografi Syekh Abdul Qadir Jailani? Ia adalah salah satu tokoh spiritual muslim yang mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat, terutama bagi umat Islam.
ADVERTISEMENT
Syekh Abdul Qadir Jailani dikenal sebagai pendiri Tarekat Qadiriyah, salah satu tarekat sufi tertua. Ia dijuluki sebagai pemimpin para wali (Sulthan al-Auliya’) dan pemuka para sufi (Imam al-Ashfiya’).
Mengutip dari jurnal Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani Tokoh Sufi Kharismatik dalam Persaudaraan Tarekat karya M. Zainudin (2002: 43), ia mempunyai kedudukan mirip seperti al-Ghazali sebagai seorang ahli fiqih yang menguasai usulnya (usul al-fiqh) dan memadukan antara tasawuf dengan Al Qur'an dan sunnah Rasul.
Biografi Syekh Abdul Qadir Jailani
Syekh Abdul Qadir Jailani adalah seorang ulama sufi, fiqih, dan aqidah bermazhab Hambali dari Persia (sekarang Iran) yang lahir pada tahun 470 H/1077 M di Kota Na'if, Provinsi Gilan, Persia.
Pengikut Tarekat Qodiriyah sering mengadakan manaqib dan haul untuk menghormatinya. Selain di Indonesia, ulama Persia ini sangat dihormati umat muslim di India dan Pakistan.
ADVERTISEMENT
Ia bahkan sering kali disebut sebagai wali yang mempunyai banyak kelebihan. Ia memperoleh banyak julukan, seperti penghidup agama dan Ghaus-e-Azam yang berarti orang suci terbesar dalam Islam .
Syekh Abdul Qadir Jailani menghabiskan masa kecil di kota kelahirannya. Tepat pada 1095 M, ia memilih pindah ke Baghdad, Irak, yang pada saat itu menjadi pusat peradaban dan pengetahuan Islam. Ia bermaksud untuk menimba ilmu keislaman di bawah bimbingan Abu Saeed Mubarak Makhzoomi dan Ibnu Aqil.
Selama di Baghdad, ia menjumpai para ulama, berguru dan bersahabat dengan mereka, sehingga ia berhasil menguasai ilmu lahir dan batin.
Selain itu, ia juga belajar hadis kepada Abu Muhammad Ja'far al-Sarraj. Sedangkan guru Syekh Abdul Qadir Jailani dalam ilmu tasawuf adalah Abu'l-Khair Hammad ibn Muslim al-Dabbas.
ADVERTISEMENT
Syekh Abdul Qadir Jailani Adalah Keturunan Nabi Muhammad
Syekh Abdul Qadir Jailani memiliki nama lengkap dengan nasabnya adalah Asy-Syekh Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al-Hasan bin Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani.
Nama Jailani atau Al-Jilani yang merujuk pada tempat kelahirannya, yakni Gilan, terletak di barat daya Laut Kaspia. Terkait silsilah keluarganya, Syekh Abdul Qadir Jailani merupakan keturunan cucu Nabi Muhammad, Hasan bin Ali bin Abu Thalib.
Ia adalah keturunan Sayyidina Husain (cucu Nabi Muhammad saw) dari pihak ibu, Sayyidina Fatimah, sedangkan dari pihak ayah masih ada keturunan Sayyidina Hassan (cucu Nabi Muhammad saw).
ADVERTISEMENT
Metode Dakwah Syekh Abdul Qadir Jailani
Mengutip dari Aktivitas Dakwah Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani karya M. Arif Rohmanq (2018), dalam kitab Lujanu ad-Dain, Syaikh Ja’far Al-Barzanji, terdapat tiga macam cara atau metode yang digunakan Syekh Abdul Qadir Jailani dalam melancarkan dakwah atau seruan terhadap manusia agar mereka berjalan diatas jalan Allah Swt.
1. Metode Hikmah
Metode hikmah yang digunakan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani dalam berdakwah, antara lain selalu memuliakan orang lain, menjawab salam orang lain, keteguhan iman, istiqomah dalam beribadah, menjadi seorang guru yang baik, dan memiliki tenggang rasa terhadap sesama.
2. Metode Mau’izhah Hasanah
Mau’izhah hasanah adalah metode yang menggunakan kata-kata nasihat untuk berdakwah, biasanya berisi pesan-pesan yang baik disampaikan.
Misalnya, pesan untuk selalu bersabar saat dalam masalah, selalu berissikap rendah diri, dan pesan untuk selalu semangat dan tekun dalam menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
3. Metode Jadilhum Billati Hiya Ahsan
Kunci dari metode ini adalah membantah pendapat yang salah dengan cara yang lebih baik. Pada dasarnya, dalam berpendapat haruslah membedakan antara hal yang sedang dibicarakan dengan perasaan benci atau sayang kepada pribadi orang yang tengah diajak berdiskusi.
Terkenal karena kealiman, kejujuran, karomahnya dan kejeniusannya, Syekh Abdul Qadir Jailani dipercaya menjadi pengajar dan mengelola madrasah milik salah satu gurunya di Baghdad.
Di pagi hari, ia akan mengajar hadis dan tasfir, kemudian memberikan kajian keutamaan Al Qur'an pada sore harinya.
Dakwahnya tidak hanya menarik banyak murid di madrasahnya, tetapi ia juga berhasil mengislamkan ribuan orang Kristen dan Yahudi, berkat pendekatannya yang penuh kasih dan pengabdian kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Syekh Abdul Qadir Jailani Mendirikan Tarekat Qadiriyah
Salah satu kontribusi penting Syekh Abdul Qadir Jailani dalam Islam adalah mendirikan Tarekat Qadiriyah.
Tarekat yang didirikan di Baghdad ini menjadi salah satu pusat pembelajaran dan spiritualitas Islam yang berhasil menarik para pelajar dari berbagai daerah.
Dalam tarekat ini, Syekh Abdul Qadir Jailani akan mengajarkan pendidikan agama secara komprehensif, meliputi pembelajaran Al Qur'an, hadis, fikih, dan tasawuf.
Ia juga mengajarkan cara mengilhami para penguasa untuk mengadopsi pemerintahan yang lebih adil dan etis. Tokoh-tokoh terkemuka seperti Salahuddin Al-Ayyubi, menghormati dan mengikuti prinsip-prinsip yang dianjurkan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani.
Tarekat Qadiriyah juga berkembang pesat di Irak, Iran, Suriah, Yaman, Turki, Mesir, India, dan Afrika. Meski sudah ada sejak abad ke-12, Tarekat Qadiriyah baru benar-benar dikenal di dunia pada abad ke-15.
ADVERTISEMENT
Karya Syekh Abdul Qadir Jailani
Mengutip dari laman Kemenag, semasa hidupnya, Syeikh Abdul Qadir Jailani memiliki beberapa karya yang tervalidasi dalam Islam, di antaranya:
Karomah Syekh Abdul Qadir Jailani
Mengutip dari jurnal Historiografi Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani dan Perkembangannya di Indonesia karya Budi Sujati (2021), karomah adalah peristiwa luar biasa yang Allah Swt tunjukkan melalui tangan-tangan atau kekuasaan ulama yang membenarkan keberadaan-Nya di kalangan manusia.
Mengutip dari buku Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani karya Zainur Rofiq al-Shadiqi, berikut ini karomah Syekh Abdul Qadir Jailani yang sering dianggap tidak rasional dan sulit dipahami oleh akal manusia atau bersifat di luar kebiasaan.
ADVERTISEMENT
1. Jin Ketakutan Mendengar Nama Syekh Abdul Qadir Jailani
Diriwayatkan, terdapat seseorang yang mengalami kesurupan dan hendak dibawa kepada Syekh Abdul Qadir Jailani.
Anehnya, sebelum tiba di rumahnya, ternyata orang tersebut sudah sembuh. Hal ini lantaran jin yang merasuki takut saat mendengar nama Syekh Abdul Qadir Jailani.
2. Memerintah Angin
Dikisahkan, terdapat seorang nenek menangis karena padinya dimakan oleh burung-burung. Melihat kejadian tersebut, Syekh Abdul Qadir Jailani memerintahkan angin dan berkata, "Wahai angin turunkan semua burung-burung itu, penggallah kepalanya."
Burung-burung pun jatuh, satu per satu padi dikeluarkan dari perut si burung dan dikembalikan kepada si nenek.
Kemudian Syekh Abdul Qadir Jailani kembali berdoa kepada Allah Swt agar burung-burung tadi bisa hidup kembali. Alhasil, burung-burung itu kembali terbang.
3. Sudah Berpuasa sejak Bayi
Hal yang paling istimewa dari Abdul Qadir Jailani adalah hari kelahirannya yang tepat pada 1 Ramadan. Ia sejak masih bayi sudah ikut berpuasa dengan tidak menyusu kepada ibunya, Ummul Khair Fathimah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kisah, ketika langit mendung dan orang-orang kebingungan menentukan waktu berbuka puasa, mereka bertanya kepada Sayyidah Fathimah perihal tersebut.
Pasalnya, jika Abdul Qadir Jailani kecil sudah menyusu kepada ibunya, maka tandanya telah masuk waktu berbuka.
4. Ditantang 100 Ulama
Syekh Abdul Qadir Jailani diceritakan pernah didatangi oleh 100 ulama untuk mencoba menandingi kemampuannya.
Ketika 100 ulama tersebut tiba, Abdul Qadir Jailani pun menunduk dan dari dadanya keluarlah cahaya terang. Cahaya tersebut kemudian menyelimuti hati 100 ulama hingga mereka merasa kagum dan mengurungkan niat mereka.
5. Tidak Tergoda Godaan Setan
Menurut kisah, ketika Abdul Qadir Jailani sedang berzikir di suatu malam, tiba-tiba datang seberkas cahaya dan muncul sesosok tubuh, berkata, "Wahai Abdul Qadir! Aku adalah Tuhanmu! Sungguh aku nyatakan kepadamu, mulai saat ini aku halalkan semua barang yang haram bagimu!"
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut sontak membuat Abdul Qadir Jailani terkejut dan marah, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk! Pergilah kau makhluk terkutuk!"
6. Menghidupkan Hewan Mati
Karomah lain dari Syekh Abdul Qadir Jailani adalah dapat menghidupi hewan yang mati, salah satunya dengan cara menyambung kepala burung yang telah putus.
Dikisahkan, ketika seorang burung tiba-tiba mati dan kotorannya terkena jubah Abdul Qadir Jailani saat sedang berwudhu. Melihat hal itu, ia pun membersihkan jubah dan memberikannya pada fakir miskin sebagai tebusan bagi burung yang mati.
Akhir Hidup Syekh Abdul Qadir Jailani
Setelah mengabdikan seluruh hidupnya untuk Islam, Syekh Abdul Qadir Jailani diketahui meninggal dunia pada tahun 1166 di Baghdad, Irak.
Pada hari menjelang wafat, putranya yang bernama Abdul Jabbar bertanya, "Bagian tubuh mana yang dirasa sakit, ayah?"
ADVERTISEMENT
Syekh Abdul Qadir Jailani pun menjawab, "Semua organ tubuhku terasa sakit kecuali hati, nak. Karena ia selalu bersama Allah."
Syekh Abdul Qadir Jailani pun kemudian mulai mengulang-ulang kalimat, "Ista‘antu bi lā ilāhi illallāh subhānahū wa ta‘ālā al-hayyul ladzī lā yakhsyal fawt, subhāna man ta‘azzaza bil qudrah wa qahara ‘ibādahū bil maut, lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh."
"Aku minta tolong kepada yang tiada Tuhan selain Allah Swt, zat hidup yang tidak takut pada kehilangan; maha suci zat yang perkasa dengan kuasa-Nya, dan menundukkan hamba-Nya dengan kematian. Tiada Tuhan selain Allah. Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Syekh Abdul Qadir Jailani kemudian terdengar mengucap, "Allah… Allah.." dan terus menerus mengulang-ulang kata tersebut hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
ADVERTISEMENT
Syekh Abdul Qadir Jailani wafat pada malam hari pada usia 90 tahun. Salat jenazahnya diimami oleh sang putra, Abdul Wahhab, yang kemudian diikuti oleh 49 anaknya dari empat istri almarhum. Jenazah dimakamkan di serambi madrasahnya.
Tak hanya berdakwah, semasa hidup Syekh Abdul Qadir Jailani juga dihabiskan untuk menulis dan menerbitkan karya berupa kitab.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab Sirr al-Asrar wa Mazhar al-Anwar (Kitab Rahasia dari Rahasia-Rahasia dan Manifestasi Cahaya).
Demikian, itulah biografi Syekh Abdul Qadir Jailani yang perlu dipahami oleh umat Islam, mulai dari metode dakwah dan karyanya. (SUCI)