Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Biografi W.S Rendra yang Dijuluki Si Burung Merak
9 Agustus 2024 22:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
WS Rendra dan karya-karyanya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga luar negeri. Banyak karya sastranya yang diterjemahkan ke bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Jerman, Jepang, dan India.
Biografi W.S Rendra
Dr. Willibrordus Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. (lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) atau dikenal sebagai W.S Rendra adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Sejak muda, dia menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa. Pernah mengenyam pendidikan di Universitas Gajah Mada, dan dari perguruan tinggi itu pulalah dia menerima gelar Doktor Honoris Causa.
Penyair yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak" ini, tahun 1967 mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Melalui Bengkel Teater itu, ia melahirkan banyak seniman antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, ia memindahkan Bengkel Teater di Depok, Oktober 1985.
Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.
Ayahnya adalah seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa di sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional, sedangkan ibunya adalah penari serimpi di Keraton Surakarta Hadiningrat. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya.
Mengapa Dijuluki Si Burung Merak? Ini Jawabannya
ADVERTISEMENT
Edi Haryono, salah seorang sahabat dekat almarhum, mengaku julukan itu berasal dari seorang sahabat Rendra yang berasal dari Australia yang sedang diajak Rendra berekreasi di sebuah Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta.
Saat berjalan-jalan ke Kebun Binatang Gembira Loka, tiba-tiba mereka berhenti lama di kandang burung merak, lalu keluar tiga burung merak dari kandangnya dan ia bilang itulah saya.
Setelah mendengar perkataan tersebut, sahabat Rendra yang berasal dari Australia itu sempat tertawa, dan saat ia pulang ke negara asalnya, bule Australia itu langsung menceritakan kepada kawan-kawan Rendra yang berada di Australia.
Lalu temannya tertawa dan saat itulah nama W.S Rendra mendapat julukan burung merak.
Setelah itu, nama Rendra muncul di sejumlah koran dengan nama Burung Merak, tetapi sang sastrawan diakuinya tidak merasa tersinggung dan marah.
ADVERTISEMENT
Ia malah senang karena memang ia sendiri yang menamakan dirinya burung merak. Burung merak itu sendiri artinya orang yang suka memperlihatkan keindahan.
Pendidikan W.S Rendra
Dikutip dari laman badanbahasa.kemdikbud.go.id, ia memulai pendidikannya dari TK (1942) hingga menyelesaikan sekolah menengah atasnya, SMA (1952), di sekolah Katolik, Solo
Setamat SMA, ia pergi ke Jakarta dengan maksud bersekolah di Akademi Luar Negeri. Ternyata akademi tersebut telah ditutup. Lalu, ia pergi ke Yogyakarta dan masuk Fakultas Sastra, Universitas Gajah Mada.
Walaupun tidak menyelesaikan kuliahnya, tidak berarti ia berhenti belajar. Pada tahun 1954 ia memperdalam pengetahuannya dalam bidang drama dan tari di Amerika.
Ia mendapat beasiswa dari American Academy of Dramatical Art (AADA). Ia juga mengikuti seminar kesusastraan di Universitas Harvard atas undangan pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Penghargaan yang Didapatkan
Berikut adalah beberapa penghargaan yang diraih oleh W.S Rendra:
Karya W.S Rendra
Setelah mengetahui biografi W.S Rendra hingga penghargaan yang pernah didapatkan, berikut adalah karya dari W.S Rendra:
1. Drama
ADVERTISEMENT
2. Kumpulan Sajak/Puisi
Baca Juga: Biografi Aristoteles, Bapak Ilmu Pengetahuan
Itulah biografi W.S Rendra. Dari karya-karyanya pantas jika julukan sang Burung Merak tersebut mendapat apresiasi dari dunia. (glg)