Konten dari Pengguna

Siapa Bapak Koperasi Indonesia? Ini Sosok dan Sejarahnya

Profil Tokoh
Menyajikan informasi profil tokoh ternama dari Indonesia maupun mancanegara.
30 Juni 2024 21:35 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Profil Tokoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Siapa Bapak Koperasi Indonesia? Ini sosoknya. Foto:Pixabay/Geralt
zoom-in-whitePerbesar
Siapa Bapak Koperasi Indonesia? Ini sosoknya. Foto:Pixabay/Geralt
ADVERTISEMENT
Siapa bapak koperasi Indonesia? Pertanyaan ini sering muncul ketika kita membahas sejarah gerakan koperasi di Indonesia. Jawabannya adalah Drs. Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mohammad Hatta, yang juga merupakan Wakil Presiden pertama Indonesia, memainkan peran kunci dalam mengembangkan konsep koperasi di tanah air.

Siapa Bapak Koperasi Indonesia?

Ketika mendapat pertanyaan siapa Bapak Koperasi Indonesia, tak salah jika yang pertama terpikirkan adalah Muhammad Hatta.
Muhammad Hatta, yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia percaya bahwa koperasi adalah alat penting untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui tulisan, ceramah, dan kebijakan, Hatta mempromosikan koperasi sebagai model ekonomi yang berlandaskan pada kerjasama dan solidaritas.
Kontribusinya yang besar ini menjadikan Mohammad Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia, dan warisannya tetap hidup dalam gerakan koperasi hingga saat ini.
Sejarah koperasi Indonesia tidak bisa dipisahkan dari nama besar Mohammad Hatta dan visi ekonominya yang berpihak pada rakyat.
ADVERTISEMENT

Mengapa Mohammad Hatta Dijuluki Bapak Koperasi Indonesia

Setelah kita mengetahui siapa bapak koperasi Indonesia, penting untuk memahami alasan di balik penobatan tersebut.
Drs. Mohammad Hatta, selain sebagai Wakil Presiden pertama Indonesia, memainkan peran kunci dalam mempromosikan prinsip-prinsip koperasi yang berfokus pada kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Dilansir oleh kemenkopumk.go.id, Bung Hatta mendapat julukan tersebut berkat peran, ceramah, tulisan, dan buah pemikirannya yang tertuang dalam berbagai karya ilmiah mengenai ekonomi dan koperasi.
Salah satu karyanya adalah buku berjudul "Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun" yang terbit pada tahun 1971.
Buku ini menjadi salah satu pedoman utama bagi perkembangan koperasi di Indonesia dan mencerminkan visi Hatta tentang pentingnya koperasi sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi.
Selain melalui karya tulisnya, Mohammad Hatta juga aktif dalam memberikan ceramah dan pelatihan tentang koperasi kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ia sering kali berbicara di depan khalayak ramai, menjelaskan konsep dan manfaat koperasi, serta mendorong masyarakat untuk bergabung dan membentuk koperasi.
Ceramah-ceramahnya ini membantu menyebarkan ide koperasi ke seluruh penjuru Indonesia, dari kota hingga desa. Peran Hatta dalam pengembangan koperasi juga tercermin dalam kebijakan-kebijakan yang ia usulkan dan laksanakan.
Sebagai Wakil Presiden dan kemudian Perdana Menteri, Hatta memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi Indonesia.
Ia mendorong pemerintah untuk mendukung gerakan koperasi melalui berbagai regulasi dan program bantuan.
Pada tahun 1951, Hatta mendirikan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) sebagai badan yang bertugas mengoordinasikan dan mengembangkan koperasi di seluruh negeri. Dekopin menjadi lembaga penting dalam pengembangan koperasi dan masih berfungsi hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
Mohammad Hatta juga dikenal karena pandangannya yang progresif dan inklusif tentang ekonomi kerakyatan. Ia percaya bahwa koperasi adalah alat yang efektif untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui koperasi, Hatta melihat potensi besar untuk memberdayakan masyarakat kecil, terutama petani dan nelayan, yang selama ini kurang mendapat perhatian dalam sistem ekonomi konvensional.
Selain buku "Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun," Hatta menulis banyak artikel dan esai tentang pentingnya koperasi dan ekonomi kerakyatan.
Tulisan-tulisan ini tidak hanya menjadi referensi akademis, tetapi juga mempengaruhi kebijakan publik dan gerakan koperasi di Indonesia.
Karya-karyanya menunjukkan komitmen Hatta terhadap prinsip-prinsip demokrasi ekonomi, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan menikmati hasil pembangunan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Kontribusi Hatta dalam bidang koperasi tidak berhenti hanya pada tulisan dan ceramah. Ia juga terlibat langsung dalam mendirikan koperasi-koperasi dan memberikan bimbingan kepada pengurus koperasi.
Hatta sering mengunjungi koperasi-koperasi di berbagai daerah untuk melihat langsung perkembangan dan memberikan saran serta dukungan.
Keterlibatannya yang aktif ini menunjukkan dedikasi Hatta dalam mewujudkan visinya tentang ekonomi kerakyatan melalui koperasi.
Dengan segala peran, pemikiran, dan kontribusinya, tidak mengherankan bahwa Mohammad Hatta mendapat julukan Bapak Koperasi Indonesia.
Warisan Hatta dalam gerakan koperasi masih dirasakan hingga hari ini. Ide-idenya tentang keadilan sosial, kemandirian ekonomi, dan demokrasi ekonomi terus menjadi inspirasi bagi perkembangan koperasi di Indonesia.
Sejarah koperasi Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nama besar Mohammad Hatta, yang melalui pemikirannya yang visioner dan usahanya yang gigih, berhasil mengangkat koperasi sebagai alat penting untuk mencapai kesejahteraan bersama.
ADVERTISEMENT

Biografi Mohammad Hatta

Setelah mengetahui mengapa Mohammad Hatta dijuluki Bapak Koperasi Indonesia, penting untuk menelusuri biografi Mohammad Hatta dan kontribusinya.
Dikutip dari lib.litbang.kemendagri.go.id, berikut biografi Mohammad Hatta.
Nama: Drs. Mohammad Hatta
Tanggal Lahir: 12 Agustus 1902
Tempat Lahir: Bukittinggi, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Tanggal Wafat: 14 Maret 1980
Tempat Wafat: Jakarta, Indonesia
Mohammad Hatta, yang dikenal sebagai salah satu proklamator kemerdekaan Indonesia dan Bapak Koperasi Indonesia, lahir di Bukittinggi pada Agustus 1902 dari keluarga yang berlatar surau di Batu Hampar.
Sejak kecil, Hatta sudah menunjukkan minat yang besar dalam pendidikan dan politik. Kematangan Hatta mulai tumbuh ketika ia belajar di Belanda dari 1921 sampai 1932.
Di sana, ia mendalami ilmu ekonomi di Handels Hoogeschool, Rotterdam, dan aktif dalam kegiatan pergerakan kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Langkah pertama Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa adalah melalui Perhimpunan Indonesia (PI) yang didirikan di Belanda. PI, di bawah kepemimpinan Hatta, menjadi wajah perjuangan kemerdekaan Indonesia di luar negeri.
Hatta sangat giat memperkenalkan perjuangan Indonesia di forum-forum internasional. Ia hadir di berbagai kongres di Eropa, dengan membawa nama Indonesia, bukan Hindia Belanda, untuk menuntut adanya kemerdekaan bagi tanah air dan bangsa-bangsa Asia lainnya.
Setelah kepindahannya ke Indonesia, pada tahun 1949 Hatta kembali ke Belanda, tetapi kali ini sebagai delegasi Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan negerinya, suatu momen penting dalam sejarah Indonesia yang menandai berakhirnya kolonialisme Belanda.
Hal ini menjadi simbol keberhasilan perjuangan panjang yang telah ia mulai sejak masa mudanya di Eropa.
ADVERTISEMENT
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Soekarno diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia dan Hatta menjadi wakilnya.
Era Dwitunggal ini mencerminkan kolaborasi antara dua pemimpin dengan kepribadian dan pendekatan yang berbeda.
Soekarno, dengan semangat dan emosinya, melengkapi Hatta yang lebih rasional dan pragmatis. Walaupun tidak selalu sepemikiran, mereka tetap bisa bekerja sama dengan baik demi kepentingan negara.
Namun, kerjasama ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1956, Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden. Ia menilai Soekarno sudah terlalu melenceng dari cita-cita awal mereka berdua.
Bagi Hatta, kebijakan Soekarno membentuk Demokrasi Terpimpin, membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup menunjukkan tanda-tanda kediktatoran.
Hatta sering mengingatkan Soekarno melalui surat-suratnya, namun tak mendapat sambutan. Keputusan Hatta untuk mundur menunjukkan keteguhannya pada prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Setelah mengundurkan diri, Hatta tetap aktif dalam berbagai kegiatan intelektual dan sosial. Ia menulis banyak karya ilmiah dan buku, termasuk "Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun," yang terbit pada tahun 1971.
Buku ini menjadi salah satu pedoman utama bagi perkembangan koperasi di Indonesia dan mencerminkan visinya tentang pentingnya koperasi sebagai alat untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi.
Mohammad Hatta meninggal pada 14 Maret 1980 di Jakarta. Warisannya dalam bidang koperasi, ekonomi, dan perjuangan kemerdekaan tetap dikenang dan dihargai hingga hari ini.
Hatta tidak hanya dikenang sebagai seorang pemimpin politik, tetapi juga sebagai seorang intelektual dan pejuang yang berdedikasi pada prinsip-prinsip keadilan dan kemandirian ekonomi.

Sejarah Koperasi Indonesia

Setelah mengetahui siapa bapak Koperasi Indonesia, penting juga untuk mengetahui sejarah dari Koperasi Indonesia itu sendiri. Dikutip dari diskup.kapuashulukab.go.id, berikut sejarah Koperasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah koperasi dimulai dengan diperkenalkannya konsep ini oleh Robert Owen, seorang filantropis dan industrialis asal Skotlandia pada abad ke-19.
Owen percaya bahwa koperasi dapat menjadi solusi bagi masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh para pekerja di pabrik-pabrik, dengan memberdayakan mereka melalui kepemilikan bersama dan manajemen demokratis.
Konsep ini kemudian menyebar ke berbagai negara di Eropa dan akhirnya mencapai Indonesia. Di Indonesia, koperasi pertama kali diperkenalkan oleh Patih R.Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896.
Ia mendirikan bank koperasi untuk membantu pegawai negeri yang sering kali tersiksa oleh bunga pinjaman yang tinggi dari rentenir.
Langkah ini direspon positif oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda yang mengunjungi Jerman dan menganjurkan transformasi Bank Pertolongan Tabungan menjadi Bank Pertolongan, Tabungan, dan Pertanian, mengadopsi model yang serupa.
ADVERTISEMENT
Perkembangan koperasi di Indonesia didorong oleh sifat-sifat masyarakat yang cenderung bergotong royong dan kekeluargaan, sesuai dengan nilai-nilai koperasi yang menekankan pada kerjasama dan keadilan sosial.
Pemerintahan Hindia-Belanda mengeluarkan serangkaian peraturan untuk mengatur perkoperasian, namun sering kali peraturan-peraturan ini cenderung diskriminatif terhadap golongan Bumiputra.
Pada awal abad ke-20, tokoh nasionalis seperti Dr. Sutomo dari Boedi Utomo berperan dalam menggerakkan gerakan koperasi untuk memperbaiki kondisi sosial dan ekonomi rakyat.
Organisasi seperti Serikat Dagang Islam (SDI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) juga aktif memperjuangkan koperasi sebagai sarana meningkatkan kedudukan ekonomi masyarakat pribumi.
Selama pendudukan Jepang, koperasi kumiyai didirikan tetapi dimanfaatkan untuk kepentingan pendudukan, menyebabkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, gerakan koperasi semakin menguat. Pada tahun 1947, diadakan Kongres Koperasi pertama di Tasikmalaya, yang menetapkan 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada masa ini, Mohammad Hatta, yang dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia, memainkan peran penting dengan mengusulkan pendirian tiga jenis koperasi: konsumsi, produksi, dan kredit.
Menurut Hatta, tujuan utama koperasi bukan hanya mencari laba, melainkan untuk memenuhi kebutuhan bersama anggotanya dan menggalang semangat kolektivitas serta kemandirian ekonomi.
Visi ini menjadi landasan kuat bagi perkembangan koperasi di Indonesia, mencerminkan semangat untuk membangun ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan demikian, sejarah koperasi di Indonesia tidak hanya mencerminkan perjuangan untuk kemandirian ekonomi, tetapi juga sebagai sarana untuk memperjuangkan keadilan sosial dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Warisan nilai-nilai koperasi yang ditanamkan oleh para pendiri dan pemimpin seperti Mohammad Hatta terus hidup dan relevan dalam perkembangan koperasi modern di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan terkait siapa bapak Koperasi Indonesia. Semoga bermanfaat. (SHOFIA)