Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pembelajaran Berbasis Data, Bantu Guru Atasi Kesulitan Siswa
24 Mei 2022 18:33 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Program PINTAR tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta – Pada merdeka belajar episode ke-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Platform Rapor Pendidikan Indonesia. Paltform tersebut menyajikan hasil Asesmen Nasional (AN) satuan pendidikan ke dalam suatu tampilan yang terintegrasi.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu para pendidik memanfaatkan data Rapor Pendidikan Indonesia, Tanoto Foundation menyelenggarakan webinar nasional bertajuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis Data, Selasa, (24/5). Acara yang digelar virtual tersebut dihadiri 658 guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen dari seluruh Indonesia.
Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation Michael Susanto mengatakan, Program PINTAR dalam menjalankan kegiatannya sangat mengutamakan data sebagai rujukan.
“Perencanaan berbasis data selaras dengan cara kerja Tanoto Foundation, yaitu berbasis pada bukti atau data dan berorientasi pada dampak,” katanya.
Bulan lalu Kemendikbudristek telah meluncurkan rapor pendidikan yang dapat digunakan sebagai acuan mengembangkan langkah-langkah perbaikan kualitas pendidikan berbasis data.
Menurut Michael, data yang komprehensif akan mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan fokus utama program dapat terlaksana dengan baik.
ADVERTISEMENT
Misalnya, studi dan riset yang dapat membantu kita memahami tingkat learning loss siswa (kehilangan kesempatan belajar) dan mengambil keputusan yang tepat dalam membuat strategi pemulihan pembelajaran.
“Tanoto Foundation juga telah mengadakan pelatihan keterampilan melakukan asesmen diagnostik dan pembelajaran berdiferensiasi kepada lebih dari 4.000 guru. Dengan harapan, mereka dapat mengimplementasikan pembelajaran yang sesuai dengan data dan kebutuhan siswa,” tegasnya.
Tiga Aspek Penilaian
Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang dan Perbukuan Kemendikbudristek, Asrijanty, Ph.D dalam paparannya menyebut asesmen nasional merupakan evaluasi sistem pendidikan, bukan penilaian terhadap siswa, guru, atau kepala sekolah sebagai individu.
“Asesmen nasional dirancang untuk mendorong dan memfasilitasi perbaikan kualitas pembelajaran,” tegasnya.
Menurutnya, asesmen nasional memberi umpan balik tentang hasil belajar yang paling mendasar dan perlu diprioritaskan, serta informasi tentang cara meningkatkan kualitas pembelajaran.
ADVERTISEMENT
“Asesmen nasional menjadi umpan balik tentang kompetensi dan karakter peserta didik yang menjadi tujuan utama pembelajaran. Informasi ini diharapkan dapat mendorong sekolah dan dinas pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada perbaikan mutu pembelajaran,” jelasnya.
Untuk menunjang pembelajaran berbasis data, Ia mengatakan bahwa dalam asesmen nasional ada tiga aspek penilaian kompetensi literasi-numerasi, karakter, dan lingkungan pembelajaran.
“Asesmen pengukuran kompetensi literasi dan numerasi pada peserta didik asesmennya berfokus pada pengembangan daya nalar dibanding pengetahuan konten,” katanya.
Sedangkan karakter yaitu terhadap sikap, nilai, dan kebiasaan yang mencerminkan profil Pelajar Pancasila yang berbasis untuk tumbuh kembang peserta didik secara utuh dan tidak hanya berfokus pada dimensi kognitif.
Untuk survei lingkungan belajar merupakan pengukuran terhadap kualitas pembelajaran, refleksi pendidik, perbaikan praktik belajar, iklim keamanan dan inklusivitas satuan pendidikan, serta latar belakang keluarga peserta didik.
ADVERTISEMENT
“Hal tersebut sebagai dasar untuk mendiagnosis masalah dan perencanaan perbaikan,” tegasnya.
Merencanakan dan Mengukur Pembelajaran Berkualitas
Pembelajaran yang baik, dimulai dari perencanaan yang baik. Data membantu kita berdaya membuat perencanaan yang baik.
Menurut Golda Simatupang, Training Lead Basic Education Tanoto Foundation, penggunaan data untuk merencanakan perbaikan pada proses pembelajaran bukanlah hal baru di dunia Pendidikan. Guru-guru sejak lama didorong untuk melakukan berbagai bentuk assessmen sebelum memulai perencanaan pembelajaran di kelasnya.
Demikian juga kepala sekolah, perencanaan berbasis data untuk menyusun program sekolah juga sudah sejak lama didorong.
Program PINTAR juga menggunakan data untuk meningkatkan capaian target dari tahun ke tahun.
"Program PINTAR secara konsisten mengukur capaian program tidak hanya di level makro namun juga data di level sekolah, guru dan siswa. Data-data tersebut membantu membuat perencanaan yang baik," jelas Golda.
ADVERTISEMENT
Misalnya, lanjut Golda, data literasi terkait jumlah siswa yang tidak bisa membaca, membaca terbatas, sampai membaca dengan pemahaman. Atau data mengenai persentase guru yang belum bisa membuat pertanyaan tingkat tinggi. Dari data tersebut kemudian diputuskan untuk memilih jenis intervensi yang cocok.
Golda juga menyarankan guru dapat membuat indikator sederhana perencanaan berbasis data pada tingkat sekolah. Seperti membuat program sekolah sesuai kebutuhan, membuat strategi perencanaan dan perbaikan proses pembelajaran yang masih lemah
“Sehingga guru dapat mengembangkan pembelajaran yang membantu mengatasi kesulitan siswa,” pungkasnya.