Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Healing Tipis-tipis di Kafe Mokopi Jungle
3 Januari 2024 7:52 WIB
Tulisan dari Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari itu, Senin (1/1/2024), aku dan adikku berencana pelesiran ke Kota Sukabumi, Jawa Barat. Di sana, kami berencana mengunjungi kafe-kafe. Sama dengan jogging, kegiatan tersebut juga rutin kami lakukan jika kami “pulang kampung” dari tempat studi masing-masing. Tujuannya, tak lain dan tak bukan, yakni untuk healing tipis-tipis.
ADVERTISEMENT
Walakin, rencana tersebut urung terjadi. Pasalnya, adikku harus mengantarkan ibuku ke toko beras yang letaknya lumayan jauh dari rumah. Usai mengantarkan ibuku, ia pulang terlalu sore. Sudah begitu, cuaca juga tak mendukung lantaran hujan deras mulai mengguyur. Jadilah, rencana pelesiran itu harus tertunda.
Keesokan harinya, Selasa (2/1/2024), rencanaku dan adikku untuk pelesiran ke Kota Sukabumi kembali menyala. Kami pun berencana untuk berangkat pada sore hari.
Kafe Mokopi Jungle, sebuah kafe bernuansa alam yang cocok buat tempat nongkrong para Gen Z, jadi destinasi utama kami. Kafe tersebut terletak di jalan Selabintana KM. 6, Kecamatan Sukabumi, Desa Sudajaya Girang, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Singkat cerita, waktu menunjukkan pukul 17.35 WIB. Meskipun kala itu hujan rintik-rintik masih mengguyur, aku dan adikku memutuskan untuk tetap berangkat. Pasalnya, kami tak mau rencana healing kami itu kembali pupus.
ADVERTISEMENT
Kami pun lantas berpamitan kepada ibu kami sebelum berangkat dengan mengendarai motor. Tak lupa, ibu kami juga meminta kami untuk memakai jaket dan membawa jas hujan. Itu untuk berjaga-jaga kalau-kalau di tengah perjalanan hujan turun semakin deras.
Sampai di tempat
Sekitar pukul 20.00 WIB, aku dan adikku sampai di Kafe Mokopi Jungle. Sesampainya di sana, kami pun langsung bersiap-siap untuk masuk ke dalam. Sebagai informasi, waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kafe tersebut adalah kurang lebih 1 jam 50 menit.
Di tengah perjalanan, kami sempat singgah terlebih dahulu di sebuah masjid untuk menunaikan ibadah salat Maghrib. Selain itu, kami juga sempat singgah di pom bensin untuk mengisi bahan bakar yang mulai menipis.
ADVERTISEMENT
Usai sampai di dalam kafe, aku dan adikku segera memesan makanan dan minuman. Adikku memutuskan untuk memesan minuman saja. Minuman bernama Matcha Latte seharga Rp20.000, jadi pilihannya. Sementara itu, aku memutuskan untuk memesan makanan. Nasi Goreng Katsu seharga Rp27.000, jadi pilihanku.
Usai memesan makanan dan minuman, pelayan pun memintaku untuk menunggu beberapa saat. Namun, adikku tak perlu menunggu. Pasalnya, pesanan minuman milik adikku sudah jadi duluan. Wajar saja, proses pembuatan minuman tak perlu memakan waktu lama. Berbeda dengan proses pembuatan makanan yang membutuhkan waktu agak lama.
Sambil menunggu pesananku datang, aku pun berbincang-bincang dengan adikku terkait beberapa hal. Salah satu topik perbincangan kami adalah rencana karier di masa depan. Sembari berbincang, adikku juga sesekali berbincang dengan pacarnya lewat telepon Whatsapp.
ADVERTISEMENT
Aku pun hanya bisa menyaksikan kemesraan mereka berdua sembari tersenyum-senyum. Maklum, aku hanyalah pria jomblo yang cintanya baru saja bertepuk sebelah tangan. Memang cukup sedih dan miris, tetapi apa daya? Tak ada yang bisa diharapkan lagi, 'kan?
Singkat cerita, Nasi Goreng Katsu pesananku pun jadi. Tanpa tedeng aling-aling, aku langsung menyantap makanan itu dengan lahap. Pasalnya, perutku kala itu memang sedang keroncongan. Jadi, aku harus segera makan agar perutku tak mengeluarkan suara memalukan tanda yang orang sedang kelaparan.
Rasa Nasi Goreng Katsu pesananku itu cukup enak. Cukup worth it dengan harga Rp27.000. Meskipun menurutku harga tersebut masih cukup mahal, tetapi setidaknya, mahalnya harga Nasi Goreng Katsu itu sudah terbayarkan oleh rasanya yang memuaskan.
ADVERTISEMENT
Usai menyantap Nasi Goreng Katsu hingga habis tak tersisa, aku pun lantas memesan minuman. Thai Tea seharga Rp14.000, jadi minuman pilihan yang kupesan. Usai minuman itu datang, aku pun langsung meminumnya dengan penuh kenikmatan.
Menurutku, rasa Thai Tea itu tak terlalu spesial. Pasalnya, rasanya cenderung hambar. Namun, setidaknya, dinginnya Thai Tea itu berhasil menyegarkan tenggorokanku yang penuh minyak usai menyantap nasi goreng.
Pulang
Usai larut dalam perbincangan sembari meminum Thai Tea, tak terasa, waktu kala itu telah menunjukkan pukul 21.30 WIB. Awan pun mulai menurunkan air rintik-rintik tanda hujan akan turun lagi. Oleh karena itu, aku pun mengajak adikku untuk segera pulang, menyudahi sesi healing kami di Kafe Mokopi Jungle.
ADVERTISEMENT
“Balik, yuk,” kataku. “Ayuk deh. Udah jam setangah 10 (malam) juga,” jawab adikku menyetujui permintaanku.
Total biaya yang kami habiskan untuk sekadar healing tipis-tipis di kafe tersebut adalah Rp61.000. Harga tersebut sebetulnya terbilang cukup bersahabat di kantong mahasiswa seperti kami.
Di lain waktu, mungkin, aku dan adikku akan mengunjungi kafe-kafe lain yang ada di Kota Sukabumi. Pasalnya, ada banyak rekomendasi kafe dan tempat-tempat unik yang wajib dikunjungi di sana. Apalagi, saat waktu liburan telah tiba.