Konten dari Pengguna

Santet Kok Kirim Paku, Kirimin Nasi Padang Sama Es Tehnya Dong!

Putra Nugraha
Mahasiswa Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga jurusan Perbandingan Madzhab
2 Desember 2024 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putra Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi kekuatan supranaural sego padang/shuttertock/digambar ulang oleh putra nugraha
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi kekuatan supranaural sego padang/shuttertock/digambar ulang oleh putra nugraha
ADVERTISEMENT
Ketika mendengar kata “santet”, beberapa orang pasti akan membayangkan pelaku pembunuhan tanpa menyentuh dengan korban yang sudah jelas memuntahkan paku dalam tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut sudah tidak lepas dari keyakinan masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa. Lantas, apakah santet hanya bisa mengirimkan paku sesuai dengan 'SOP' yang ada? Bagaimana jika kita berpikir lebih kreatif dan menjadikannya layanan yang lebih bervariasi, bahkan bisa menyaingi perusahaan ekspedisi seperti yang kita tau?

Isu Santet Kembali Memanas

Sempat memanas kembali isu perdukunan berkat seorang Youtuber sekaligus pendiri dan CEO dari Malaka Project bernama “Ferry Irwandi” dalam akun Xnya kurang lebih membuat sebuah challenge bertuliskan:
Bisa bikin gue muntah paku, gue kasih alphard, beneran, kurang menggiurkan apa gue
Terkesan menantang namun Ferry beralasan bahwa “santet” itu memang tidak ada. Kalaupun santet ada Ferry mengatakan dalam video Youtubenya:
Kalaupun gua bisa disantet gua malah seneng –gua ga minta mati ya gua minta keluar paku aja. gua bakal jadi pengubah peradaban manusia. Gua bisa membawa perubahan besar yang besar buat dunia, gua bakal jadi seorang destruktor.” Jelas Ferry.
ADVERTISEMENT
Lu bayangin duit di dunia ini habis untuk riset dan development nuklir, senjata pemusnah massal, pertahanan negara, alutsista wahh,, itu gede banget. Bayangin industri udah bergerak di bidang jasa ya, kalau kita mengorganisasi para santeters dengan baik, kita tingkatin skillnya, kita perluas batasannya –katanya ga bisa antar pulaukan. Ini bisa kita jual kemana-mana. Hilirisasi itu menjadi kenyataan, Indonesia penghasil santeters terbaik. Lumayan kita bisa ngalahin silicon valley Bos.” Lanjutnya.
Ketika energi santet yang awalnya sakit-menyakiti kita ubah arahnya menjadi media jasa kan lumayan –serasa punya hiraishin no jutsu, jurusnya minato hehe.

Sebelum Ferry Apa Sudah Ada Yang Menyuarakan?

Sebelum Ferry sebenarnya sudah ada yang berani menyuarakan seperti Pesulap Merah dengan konten video pembongkaran trik para dukun termasuk santet, dan Dzawin dengan konten naik gunung bertajuk “Langit Kelabu” membongkar kemistikan serta edukasi terhadap para pendaki gunung.
ADVERTISEMENT
Menurut mereka semua sihir di jaman ini sudah tidak ada, bahkan Pesulap Merah pun menantang sampai rela ngongkosin 10 kali lipat buat orang yang bisa sihir. Buat yang bisa sihir coba datangin Ferry Irwandi dan Pesulap Merah niscaya hartamu berlimpah.

Mekanisme Santet

Menurut Pesulap Merah santet itu ada tiga metodologi: Racun, Psikologi, dan energi (yang jarang dipelajari). Di Indonesia yang paling banyak dipelajari adalah metodologi racun dan psikologi.
Metode racun biasanya terjadi pada korban yang muntah darah namun tidak bisa terdeteksi oleh medis, racun tersebut terbuat dari sebuah benda yang diparut –Pesulap Merah tidak menjelaskan secara gamblang takut disalahgunakan. Biasanya ditabur pada minuman berwarna seperti kopi, jika tertelan sebenarnya racun tersebut nyangkut di tenggorokan.
ADVERTISEMENT
Efek yang terjadi ialah gejala muntah darah, BAB darah, kencing darah dan tidak bisa dideteksi oleh medis, karena dokter akan mengira si korban terkena gangguan pencernaan dari gejala tersebut. Inilah yang disebut metode “membunuh tanpa menyentuh” alias diracun.
Untuk metode psikologi biasanya sering dilakukan dengan sebuah ancaman sehingga membuat psikis si korban kacau dan menganggap dirinya disantet.
Peristiwa paku atau benda lainnya yang nyasar ke dalam tubuh manusia bisa dapat diprediksi bahwa si korban menderita gangguan psikis bernama Pica. Pesulap merah katakan kejadian pica terbesar ada di India, di dalam tubuh si korban terdapat 40 pisau rumput. Ketika ditanya si korban mengatakan “saya menyukai rasa dan rasa besi disaat bersamaan”.
ADVERTISEMENT
Secara umum gejala ini dialami oleh semua orang ketika berumur 1-5 tahun, jika orang tua tidak melarangnya pada saat umur segitu makan akan menjadi kebiasaan hingga dewasa. Biasanya yang mengalami gangguan ini secara tidak sadar akan memakan atau menelan benda-benda disekitarnya termasuk paku.

Pentingnya Rasa Kritis dan Skeptis

Setelah kita melihat kejadian dari beberapa public figure di atas bisa dibuktikan bahwa betapa menyeramkannya logika mistika ini mempengaruhi orang-orang awam. Saat kita sakit, banyak orang justru memilih pergi ke dukun atau ahli supranatural daripada ke rumah sakit –secara akal ya gak logis aja.
Akibatnya, biaya pengobatan bisa membengkak, dan pasien yang seharusnya bisa sembuh cepat malah jadi semakin parah karena pengobatannya ditunda dan lebih memilih ke dukun.
ADVERTISEMENT
Ini bukan berarti kita harus menolak hal-hal gaib, namun berdasarkan ajaran agama Islam yang saya pelajari, kita diajarkan bahwa kita harus meyakini hal tersebut, meskipun berada di dimensi yang berbeda dengan dunia kita.
Adakalanya santet atau trik perdukunan yang ada, itu berada di dimensi kita dan bisa kita rasakan dan itu bisa kita atasi secara medis karena berada di dimensi kita.