Konten dari Pengguna

Teknologi Perlakuan Air Panas Membantu Meningkatkan Ekspor Mangga Indonesia

Putri Wulandari Zainal PhD
Saya adalah staf dosen Departement Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas.
22 Agustus 2024 7:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Putri Wulandari Zainal PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mangga dengan nama latin Mangifera indicia L. merupakan buah yang tumbuh dari pohon hijau abadi yang dapat beradaptasi di seluruh wilayah subtropik dan tropis. Buah mangga dianggap sebagai buah yang memiliki pasar dunia terbaik karena mangga memiliki rasa yang eksotis dimana asam dan manis berpadu menjadi satu. Selain rasa yang nikmat, buah mangga kaya akan vitamin A, vitamin C, β-karoten, antioksidan, polifenol, zat besi dan kalium yang berguna bagi kesehatan manusia. Mangga dapat dikonsumsi dalam bentuk segar dan olahan seperti jus, pudding, cake, cookies dan lainnya.
Ilustrasi penggunaan mangga untuk dimakan segar ataupun olahan (Sumber: https://pixabay.com/).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penggunaan mangga untuk dimakan segar ataupun olahan (Sumber: https://pixabay.com/).
Produksi dan penjualan buah mangga ini merupakan bisnis besar yang menciptakan lapangan kerja, peluang untuk menghasilkan pendapatan, dan menawarkan ketahanan pangan dan nutrisi bagi jutaan orang baik di Indonesia maupun dunia. Hal ini dapat dicapai jika petani, distributor, retail, dan berbagai pelaku lainnya di sepanjang rantai pasok bekerjasama untuk melakukan tahapan pascapanen yang baik terutama untuk pasar ekport. Perdagangan mangga secara global terus tumbuh karena peningkatan minat konsumen serta permintaan akan makanan bergizi. Indonesia dapat mengambil kesempatan ini karena Indonesia memiliki lahan yang luas sehingga dapat mendukung produksi yang besar. Namun produksi yang besar ini memiliki tantangan dalam pemasaran global karena adanya masalah hama serangga yang menyerang buah mangga yang serius pada tahap pra dan pasca panen, yang menyebabkan kerugian besar.
ADVERTISEMENT
Hama utama yang menyerang buah mangga adalah berasal dari lalat buah invasive, khususnya lalat buah Oriental Bactrocera dorsalis Hendel (Diptera: Tephritidae). Lalat buah ini sangat ditakuti oleh beberapa negara seperti Eropa dan AS karena negara tersebut telah meredam perkembangan lalat buah Tephritidae yang menyerang buah dan sayuran mereka. Oleh sebab itu, otoritas ekspor impor akan sangat ketat dalam menseleksi barang yang akan masuk ke beberapa Negara karena adanya kekhawatiran bahwa B. dorsalis dapat masuk ke Negara lain melalui buah dan sayuran yang terinfeksi.
Bactrocera dorsalis (Hendel) (Diptera: Tephritidae) merupakan hama utama buah-buahan dan sayuran di seluruh dunia. Setelah pertama kali terdeteksi di Afrika pada tahun 2003, hama ini telah menyebar dengan cepat dan berhasil berkembang biak di seluruh benua. Setelah penyebaran yang dahsyat, beberapa negara telah berhasil mengendalikan hama tersebut. Oleh karena itu, beberapa negara sangat ketat terhadap buah-buahan yang masuk ke negara yang telah bebas dari serangan lalat buah Tephritidae karena kerugian hasil yang disebabkan oleh lalat tersebut cukup besar berkisar antara 30-100%, bergantung pada kondisi lingkungan dan kerentanan jenis buah yang diserang. Untuk menyelamtakna produk mangga Indonesia sehingga aman untuk diekspor maka diperlukan teknologi pascapanen seperti perlakuan panas (hot water treatment).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi buah mangga yang tidak terserang lalat buah (Sumber:https://pixabay.com/).
Mengenal Perlakuan Panas (Hot Water Teratment)
Perlakuan panas merupakan salah satu teknik pascapanen untuk dapat mengendalikan pembusukan akibat serangan serangga seperti lalat buah. Perlakuan panas dapat diterapkan dalam bentuk udara panas kering, udara panas lembap, atau dalam bentuk air panas. Air panas umumnya digunakan di beberapa negara untuk mendisinfeksi mangga dari lalat buah. Pencelupan pada air panas yang paling umum dilakukan pada mangga adalah pada suhu 48°C selama 5-10 menit. Lama perendaman pada air panas tergantung pada jenis dan berat buah mangga.
Perlakuan air panas harus diterapkan pada sebelum pengemasan atau proses pengemasan. Perlakuan ini dapat diterapkan pada sabuk bergerak (conveyor belt) atau dalam tangki. Namun, perlakuan ini tidak boleh digunakan saat buah dipanen terlalu matang atau dengan memar serius atau cedera mekanis, karena panas tersebut akan memperparah cedera ini. Buah harus didinginkan segera setelah perlakuan panas, biasanya dengan air pada suhu lingkungan diikuti dengan pendinginan udara. Pengendalian pembusukan dapat dicapai jika pengendalian dilakukan secara terpadu dari pra panen dan pasca panen yang memadai.
ADVERTISEMENT
Pada pasca panen, air pencucian biasanya mengandung sekitar 100 ppm natrium hipoklorit. Air juga dapat mengandung fungisida tergantung pada tingkat keparahan masalahnya. Penanganan buah yang hati-hati, pembuangan bagian yang terluka secara mekanis, pendinginan langsung tanpa penundaan, pemeliharaan suhu rendah (optimal) dan pemeliharaan kondisi higienis sangat penting untuk pengendalian serangan lalat buah.