Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Nikah Bukan Pilihan
30 Juli 2021 14:26 WIB
Diperbarui 6 November 2021 9:28 WIB
Tulisan dari Anggi Putri Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Persepsi nikah dari penulis yang masih single. Eh, jangan kalian berpikir yang single tidak tahu yah. Hak dan kewajiban kita setara tanpa melihat status untuk bersuara, tapi karena platform tulis jadi hak menulis.
ADVERTISEMENT
Tidak berlama-lama lagi, nikah itu ibadah terpanjang, nikah itu tidak simple, nikah itu bukan hal yang mudah, nikah itu bukan paksaan keadaan, nikah itu bukan tanpa risiko, dan yang terpenting nikah itu bukan jalan keluar.
Nikah bukan hanya dipertanggungjawabkan antara manusia saja, melainkan kepada Tuhan yang Maha Esa, bukan hanya dengan segudang senang yang akan dinikmati, tapi juga dengan berliku-liku yang perlu dihadapi, masalah yang harus diatasi, dan komitmen yang tinggi.
Kembali kita membahas tentang pilihan yang perlu kita pilih untuk menentukan takdir yang akan dijalani. Bingung yang biasa dihadapi, kerja atau kuliah. Bisnis bisa juga sebagai opsi, tapi nikah? Ah, hal itu perlu dihindari. Tidak memaksa dan tidak masalah jika kalian tidak sependapat, tapi di sini penulis akan menyampaikan sedikit analogi.
ADVERTISEMENT
Siap dan mampu itu point penting yang wajib dimiliki ketika kita memilih untuk nikah. Kenapa? karena untuk opsi yang satu ini, bukan suatu hal yang bisa kita coba-coba. Berbeda dengan opsi lain tentunya.
Nikah, kata yang semakin sering kita dengar ketika bertambah usia. Rasanya perubahan masa terus saja menuntut kita untuk berubah juga dalam hal apa pun, apalagi omongan dari tetangga yang sering kali tidak bisa kita kendalikan dengan gampang.
Nikah bukan jalan keluar
Bingung memilih sesuatu itu wajar. Dalam hal ini menikah tidak dianjurkan atau bahkan bukan opsi pilihan, kecuali karena terdesak sebagai opsi terakhir dan pastinya karena suatu kondisi atau keadaan yang kurang diharapkan.
Sedikit sekali orang tua yang berharap anaknya untuk menikah di usia muda, melihat kehidupan setelah menikah yang tidaklah mudah dan juga masa depan yang masih panjang. Memang benar nikah bukan memutuskan masa depan seseorang, tapi nikah membuat hidup kita berubah arah atau bahkan tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya ketika terjadi di usia muda.
ADVERTISEMENT
Di dunia fiksi banyak kisah yang menceritakan perjodohan, nikah muda, atau kisah pelajar yang sudah berkeluarga. Yah, memang terlihat indah dan menarik, namun nyatanya dalam kehidupan nyata hal itu berbanding terbalik.
Jika dari kalangan sultan yang bisa saja membeli masa depan dengan uang mungkin segala keputusan bisa dengan mudah diambil tanpa pertimbangan, karena ketika risiko itu ada mereka bisa dengan mudah menghadapinya.
Lalu, bagaimana dengan kaum bawah yang kemajuan hidup mereka tergantung pada masa depan anak anaknya yang masih panjang? keputusan matang yang perlu mereka ambil.
Anak perempuan, ketika lelah jenuh atau frustrasi mereka bisa dengan gampangnya mengatakan ingin nikah saja. Padahal mereka tahu dan paham menikah itu bukan jalan keluar suatu masalah, tapi suatu masa dalam kehidupan yang penuh dengan cobaan, ibadah, rasa, suasana dan masih banyak lagi. Mungkin sebagian hanya sebagai gurauan saja, tapi ada juga yang memang menjadikan nikah sebagai jalan pintas mereka.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa pilihan, kerja, kuliah, atau bisnis yang sama sama dengan modal walau ada yang sedikit tetap saja itu modal yang perlu dicari, kadang bagi mereka yang benar benar tidak mampu menikah dianggap bisa menjadi ladang mendapatkan uang dari orang lain atau mungkin menyelesaikan masalah dengan damai.
Analogi singkatnya begini, ketika kita tahu bahwa air perlu kita letakkan pada sebuah wadah agar tidak berceceran. Namun, ketika kita nikah itu sama saja kita menuangkan air tersebut dengan sembarangan hingga tidak karuan.
Hal ini berkaitan dengan waktu, bisa saja kita membereskan kembali air yang berceceran tadi, tapi disisi lain banyak orang diluar sana yang menggunakan waktu tersebut untuk berprestasi atau bahkan mencari uang.
ADVERTISEMENT
Nikah tidak pada masanya, bukan hanya tentang persiapan yang kurang matang tetapi juga tentang tanggungjawab dan keadaan yang belum sanggup untuk bisa kita hadapi.
Sangat disayangkan ketika waktu yang tersedia, kita gunakan untuk merapikan air yang berceceran.